Hate ?

6.8K 517 25
                                    

Friend ?

Marhyuck | markchan

Lee Haechan X Mark Lee

******

Orang tua mereka bersahabat, mereka merupakan tetangga, tumbuh bersama, pergi kesekolah yang sama, hampir selama 17 tahun mereka bersama.Tapi mereka sama sekali bukan teman?

Selamat Membaca


------------------------------------------------------

"Bahkan seekor siput pun akan terlihat lebih cepat ketika bersanding denganmu saat ini" Ejeknya

"Berapa mangkuk yang kau makan ketika sarapan tadi"

Jika saja dirinya tidak dalam status sebagai penumpang maka bisa di pastikan orang yang secara tidak langsung menyinggung berat badannya itu sudah terjatuh mencium trotoar jalan yang sedang mereka lewati.

"Jangan banyak bicara dan gayuh sepedahmu lebih kencang"

Kurang ajar sekali bocah itu, sudah menumpang, banyak bicara bahkan sekarang dia berani memerintah dirinya yang jelas - jelas lebih tua darinya. Harusnya bocah itu berterima kasih pada dirinya, jika bukan karena ibu dari bocah ini mungkin dia dari tadi akan meninggalkannya dan berangkat kesekolah sendiri.

Mark menggayuh sepedahnya dengan kecepatan penuh. Dia tidak terlalu memperdulikan bagaimana keadaan orang yang menumpang dibelakangnya, jika bocah itu terjatuh pun dia tidak akan keberatan setidaknya itu akan mengurangi beban sepeda kesayangannya sehingga dirinya akan lebih cepat sampai disekolahan.

Entah itu jalan yang datar, menanjak atau menurun dirinya terus menggayuh cepat sepedahnya yang ada dipikiran
nya saat ini adalah cara agar mereka tidak terlambat sampai disekolah mereka.

Seperti saat ini dia sudah dari jauh melihat beberapa polisi tidur yang akan menyambut perjalanan mereka, senyum licik itu kini terpangpang di wajahnya. Dia sedikit berdiri dengan kakinya yang semakin cepat menggayuh pedal sepedahnya dan terjadi lah beberapa guncangan karena ban sepedahnya yang bergesekan dengan beberapa polisi tidur yang mereka lewati.

"Kau ingin membunuhku" suara teriakan itu terdengar di indra pendengarannya. Kini Mark telah kembali duduk seperti sebelumnya.

Tidakkah bocah itu sadar suara cemprengnya itu bisa saja membuat orang yang mendengarnya kesakitan, seperti keadaan telinganya sekarang yang terasa berdengung akibat teriakan bocah itu.

"Kau pasti sengaja melakukan itu" tuduh Haechan. Ingin sekali dia memukul kepala hitam Mark yang saat itu tertawa bahagia karena telah membuatnya hampir jatuh terjungkal, dia sangat yakin seniornya itu sengaja melakukannya.

"Jika kau mengalungkan tanganmu dileherku, aku bisa mati sebelum kita sampai disekolah" Mark berusaha melepaskan tangan yang sedari tadi melilit kencang lehernya, sepertinya Mark tidak bisa meremehkan bocah itu selain berat ternyata lilitan tangannya cukup mematikan juga.

"Diamlah dan kau bisa berpegangan pada pundakku"

Mark tidak pernah merasa semalu ini ketika membonceng seseorang, bagaimana tidak malu jika di sepanjang jalan Haechan terus berteriak tak jelas dan dengan beraninya dia menjambak rambut Mark beberapa kali.

Sikap Haechan membuat mereka menjadi pusat perhatian bagi siapa saja yang berpapasan dengan mereka, dia juga bisa merasakan beberapa pejalan kaki yang menatap dengan pandangan yang tidak Mark ketahui memandang kearah mereka.

Dia bersumpah ini akan menjadi pertama dan terakhir bagi Mark membiarkan Haechan menumpang di sepedahnya meskipun ibu dari anak itu yang memintanya, dia akan menolaknya secara halus.

Friend ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang