Pernahkah kamu merasa begitu emosi?Pernahkah kamu merasa begitu benci kepada seseorang?
Pernahkah kamu merasa begitu dirugikan?
Pernahkah kamu mencurigai orang lain?
Pernahkah kamu memenangkan kecurigaanmu tersebu hingga berakhir dengan tuduhan?
Pernahkah kamu menghujani orang yang kamu benci dengan berbagai tuduhan keji?
Sekarang....
Pernahkah kamu berpikir...
Bagaimana...
Jika...
Semua...
Yang...
Kamu...
Yakini...
Dan...
Tuduhkan, tidak benar?Bayangkan berapa banyak fitnah dan hati yang terlukai.
Dihari pembalasan, tidak akan dimaafkan satu pun dosamu terhadapnya yang kamu fitnah dibelakang mau pun di depannya, kecuali kamu meminta maaf sendiri dengannya.
Teman-teman, saya sedih. Sangat sedih dengan kasus yang menimpa beberapa teman kita di sini.
Mungkin ada group-group baru yang sedang ramai saling membicarakan perihal ini. Sebagian isinya menjatuhkan, sebagian penasaran, sebagian penonton, dan sebagian lagi berlomba-lomba untuk memenangkan paham mereka.
Miris.
Coba renungi kembali kalimat-kalimat awal bab ini.
Bagaimana? Bagaimana jika semua yang dituduhkan kepada suatu pihak itu nyatanya salah dan tidak benar?
Mari istigfar teman-teman. Beberapa orang sudah terlalu jauh melontarkan kata.
Sekali lagi, bagimana jika roda diputar, keadaan balik? Bayangkan pedih dan terlukanya pihak yang disudutkan.
Jangan gampang membenci seseorang, kamu tidak akan pernah tahu, di masa depan, orang itu justru bisa menjadi atasanmu atau justru orang yang akan menolongmu. Jangan sampai Tuhan melakukan ini untuk membuatmu malu.
Bertemanlah yang sehat. Untuk mulut-mulut baikmu, tolong bicarakan lebih banyak kebaikan :)
Sudahi saja semuanya.
Jangan memperkeruh lagi.
Daripada berdebat, lebih baik berkarya. Daripada berdebat, lebih baik membaca.