Episode 3

21 1 2
                                    

#####
    Hai gusy... Mohon maap apabila ada sama nama karakter, tempat, latar atau apapun itu🙏🙏🙏 Semoga kalian suka sma ceritany😅
     Hai... Maap gw baru update🙏 kemaren ada ulangan akutansi 3hari berturut-turut, jdi sibuk mikirin akutansi😪😴😓(curhat thournya😂😂) Ok happy reading guys...

.
.
.
.
.
.
Sisi Lain 2
.
.
.
.
.


     I love you... I need you... I miss yoo... Nada dering ponsel ran berbunyi tiba-tiba dengan sigap ran langsung mengangkat hpnya dan bersembunyi dibelakang pintu "mampus gw...  kenapa si anita telpon disaat kayak gini sih" batin ran kesal.

*****

    Diangkatnya telpon dari anita "Iya, hallo ada apa nit?" Suara ran yg sambil berbisik dan hampir menempelka mulut ke hpnya "Buruan lu kesini, pak parno udah marah-marah gk jelas ke gw." Suara putri dari sebrang yg terdengar sedikit marah "iya iya, ini gw udh mau balik, lu ajh yg ganggu suasana. Udh yh gw maitiin telponnya." "Ok gc yh, klo lu ditinggal jgn salahin gw. Gw udh ngingetin." Oceh anita "iya iya bawel!" mematikan hpnya.

    Ketika ran berbalik untuk pulang betapa terkejutnya ran menampaki lelaki yg dipergokinya tadi sedang berdiri dihadapannya, memasukkan kedua lengan disaku celananya, menatap ran dengan tatapan yg tajam "lgi ngapain lu disini? Kok belom pulang?." Tanyanya datar "itu... Anu kak... Hp gw ketinggalan tadi. Tapi sumpah gw gk liat lu nagis kok sumpah." Membentuk kedua jarinya membentuk huruf v "owh jadi tadi lu liat gw yh." Mendekatkan wajahnya kearah ran "ya elah ni mulut pake keceplosan segala lagi." batin ran dan sambil menutupi mulutnya. Dijauhkannya muka sean dari ran "jangan bilang siapa-siapa yh soal yg tadi." sambil mengeluarkan senyum simpulnya yg kemudian pergi meninggalkan ran.

"Biarpun dia tadi senyum, tapi tetep aja itu nyeremin bagi gw." Gumamnya sendirian sambil meninggalkan gedung sekolah.

*****

    "Ran pulang!" Membuka sepatunya dan kemudia berjalan masuk.
"Siang ran, udh pulang?" Sapa lisa yg sedang duduk disofa ruang tamu.
Ran pun hanya berjalan menuju kamarnya yg berada dilantai dua tanpa menjawab sapaan dari lisa kakaknya. Lisa hanya bisa menarik napas panjang melihat adiknya yg belum memaafkannya atau mungkin tidak akan pernah memaafkanny.

Flashback on

"Ran benci sama kak lisa, kak lisa selalu aja ngerebut yg ran punya." Bentak ran dengan bercucuran air mata "ran dengerin kakak dulu..." Mengusap kepala ran "mulai sekarang ran gk mau jadi adik kak lisa lagi, dan kak lisa gk usah jdi kakak ran lgi." Menghepaskan tangan lisa dan kemudian berlari kekamarny.

Flashback off

*****

   Dibuangny tas sembarangan dan dihempaskannya tubuh diatas ranjang. Ran memejamkan matanya dan menaruh lengan kanan diatas kepalanya. Terbayang kejadian hari ini yg pikirnya cukup melelahkah. Ran pun kembali duduk ditepi ranjang dan menghela napas kasar. "Buset dah hari ini gw sial banget, udh tdi kena omel pak parno lgi." Melepaskan seragamnya satu persatu dan mwnggantinya dengan kaos oblong dan celana pendek selutut "belom lagi tdi gw liat kak sean nangis." Duduk dimeja belajar dan mulai membuka laptopnya "tapi kok aneh ya.. Kak sean yg ditakutin anak-anak bisa nangis gitu yh. Kira-kira apa ya yg diliat dihpnya? Pacar kah? Mantan kah?" Sambil mulai mengotak atik isi laptopnya "lah! Kok gw malah kepo sih." Menutup laptopnya kasar dan mengacak rambutnya frustasi.

    Tok.. Tok.. Suara ketukan pintu kamar ran. "Ran, kamu udah pulang?" Sapa ibu dari balik pintu "udh bu, ada apa?" Jawab ran yg sedang merapikan rambutnya "ayo makan... Ibu sudah buatkan makan siang buat kamu sama kak lisa." Ajak ibu dari balik pintu "iya bu, duluan ajh, nanti ran nyusul" beranjak dari meja belajarnya "yaudah ibu tunggu dibawah yh".

No TitleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang