Cerpen untuk Armina

17 4 0
                                    

Armina, yang baik!
Kiranya kalau kita bertemu kembali kumohon kau simpan dengan baik cerpen ini, kiranya kau tak melupakan aku.
Walau hanya sebentar pertemuan kita, bagiku sangat istimewa, karna kau mengesankan dihatiku.

Pada suatu hari aku berangkat ke negara tentangga Malaysia, dengan tujuan menghibur diri dari segala kepenatan di negri ku, dan juga ingin memompa semangat hidupku sebab terlalu banyak penyakit yang kuderita maupun luar tubuh atau dalam.

Kuberjalan sampai terminal penerbangan, kurasa waktu ku sudah tepat untuk menaiki kendaraan udara itu, tapi ternyata belum waktunya, sejam lagi tuk menaiki kendaraan udara itu, ini pertama kali ku menaiki kendaraan udara itu, dalam benak pikiranku tercampur aduk.

Suatu ketika kemelihat kesudut ruangan di terminal penerbangan itu,  kubaca "Pesawat" saya bingung dengan kata itu, dan saat kumenoleh kearah yang berlawanan, sontak secara spontan pandangan ku tertuju pada perempuan berbaju panjang, perempuan itu menghampiri ku dengan awalan tatapan yang diikuti senyuman manis.

Saya mencoba berkenalan deng perempuan itu dan namanya Armina.
"saya lihat kau kebingungan dengan kata pesawat itu, pesawat itu kendaraan yang akan kau naik sebentar"
Armina.

Saya terkesan kaget mendengarnya wahh ternyata kendaraan udara itu pesawat namanya, haha merasa malu umur cukup tua tapi tak tau soal yang seperti itu.

Terus Armina mengajak saya menaiki pesawat itu, saya merasa gugup dan takut, kita bercerita dan saya baru tau ternyata Armina itu seorang Pramugari di pesawat itu.

Tiba-tiba penyakitku kambuh, Armina langsung memeriksa saya, dibolak-balik tubuhku, Ia memeriksa penyakitku, dan entah kenapa tak ada satupun kejangalan dalam atau luar tubuhku, ia merasa heran dengan ku.

Perjalanan semakin jauh kulihat dari dalam pesawat matahari pergi dan berganti bulan saya tertidur pulas, tiba-tiba Armina datang membangunkan ku dan membawa secangkir coklat panas dan makan ringan, Armina bertanya tentang penyakit itu, dan saya mulai menjelaskan kenapa aku merasa sakit walau tak ada penyakit.

Disuatu ketika waktu umurku 10 tahun masih duduk di sekolah dasar, saya selalu dibully dikarenakan pemalas sampai tak pintar, dibandingkan teman-teman ku semuanya mereka tau, akulah apa daya hanya bisa menulis cerita atau puisi.
Ya mungkin saja penyakit ku datang dari pikiranku dan ditambah hatiku yang masih sunyi sampai detik ini.

Itu lah Sekilas cerita dari  penyakit ku, sebenarnya kau tak usah membantu memeriksa penyakitku, yang aku butuhkan kesenangan, ketenangan dan saat kau berada di sampingku hal seperi itu terlihat dari awrahmu.
Entah kenapa Tuhan mempertemukan kita berdua, dan entah kenapa hanya waktu singkat kita bertemu.

Sesampai di terminal malaysia kita tak bertemu lagi.

Saya ingin menuliskan cerpen yang bagus tentang kau, tapi tak bisa. Saya harap ini dedikasiku untuk mu yang sudah merawatku walau hanya beberapa jam
Terima kasih Armina

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 03, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Imajinasi yang TertuangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang