Kesalahpahaman yang mengacaukan acara pesta
Apa yang terjadi sekarang adalah akibat dari perkataan tentang pahlawan ke 6 yang tidak disangka. Mereka, teman sekelasku termasuk 2 teman dekat ku sekarang menghadapkan pandangannya padaku. Mereka memasang wajah tak bisa berespresi seolah olah mereka bukan lagi hidup
"Oi siapapun bicara please, pecahkan suasana beku ini!!!!" itu yang rasanya mau kuteriakkan di ruang ini namun karna pandang tajam semua teman sekelasku, aku tak berani mengungkapkannya.
Menakutkan oi menakutkan ini pandangan anak sekelas saat bahkan lebih menakutkan dari kakek tua itu. "Arghhh" .......
Dan akhirnya seseorang memecahkan suasana beku ini dengan
"Pak Rien ato Tuan Rien ah sudahlah terserah yang penting sekarang aku mau tanya sama bapak Hmmm?" Ucap teman dekatku si Dian
"Ya?" jawab pak Rien dengan wajah kebingungan
"apa benar pahlawan ke 6 adalah dia?" tanya si Dian dan sekaligus itu adalah arti wajah teman sekelasku sambil mereka mengangguk ngangguk untuk menunggu jawabab pak Rien
"Hmm sebentar" ucap Rien sambil mengalihkan pandangannya ke bola bulat ukuran mangkok yang terbuat dari kaca. Sesaat setelah Rien melihat bola kaca itu dia mengalihkan pandangannya ke pada anak yang menanyakannya dan menjawab
"benar tidak salah lagi disini menunjukan dia bahwa dialah pahlawan terakhir""......."
"......."
Lagi lagi kesunyian mencapai tempat itu lagi. Tanpa ada yang bisa berekspresi senang sedih marah atopun malu. Kesunyian melanda tepat itu lagi. Dan yang memecahkannya adalah
"Waduh ini sudah terlambat ayo segera anak anak bersiap kita akan menemui Sang Raja" ucap Pak Rien sang pemecah kedua kesunyian ditempat ini sambil segera mempersiapkan dirinya dengan merapikan bajunya dan menyuruh kita mengikutinya
Kita tidak bisa melakukan apapun selain mengikutinya. Kejadian barusan menghasilkan shock mendalam dalam tubuh kita termasuk aku yang dikatakan olehnya sebagai pahlawan ke 6.
Kami diminta keluar dari ruangan itu lalu mengikutinya. Untuk mencapai tempat Raja berada sepertinya perlu waktu cukup panjang. Kami melewati beberapa lorong lebar lalu belok ke kanan atau ke kiri. Lorong yang kami lewati tidak bisa kalah juga mewahnya dengan ruangan tempat kami tadi. Banyak lukisan indah dan beberapaa ornament ornament cantic dipasangi disekilingnya, namun bukan itu aja beberapa kali kami menemukan armor besi berdiri dengan bagian tangan menahan pedang ke arah bawah di sekiling lorong tersebut. Terkadang ada belokan ke arah ruang terbuka yang berisi rerumputan dan bunga indah yang terlihat seperti taman.
Setelah kami mengikutinya melewati lorong terus menerus kami akhirnya sampai di gerbang ruang yang katanya tempat raja berada dan mereka sedang adakan pesta untuk menyambut kami para pahlawan dan penduduk dunia lain. Disekiling gerbang tempat ruang pesta berada ada beberapa prajurit memakai armos besi sekujur tubuh namun sepertinya aku punya tebakan bahwa armor itu lebih lemah dibandingkan armor milik penjaga pria tua yang pertama kali kami temui. Sambil menunggu saat yang tepat untuk kami masuk. Teman teman sekelasku merapikan baju mereka yang lusuh entah karena apa.
Tiba tiba ada suara terompet yang sangat keras dari dalam ruangan pesta itu dan kami diminta untuk masuk bersama pak tua Rien, Sepertinya terompet itu adalah tanda kami masuk ke ruangan. Ketika pak tua Rien membuka pintu lalu kami masuk dan melihat melihat ruangan pesta itu. Banyak sekali orang yang ada di ruangan itu dan mereka memakai pakian mewah dilengkapi ornament mewah namun masih kalah dibandingkan ornament milik pria tua atopun pak Rien. Kami mengikuti pak Rien lagi lalu mendekat ke ujung ruangan sini.
![](https://img.wattpad.com/cover/124258316-288-k764630.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Disciple of Martial Arts Became a Hero ? No I Don't Want
FantasyIni adalah cerita tentang petualangan anak murid bela diri yang terjebak bersama anak sekelasnya terpanggil ke dunia lain 6 pahlawan itu adalah seorang yang dicari di dunia lain Disana setiap pahlawan mengikuti alur demi mewujudkan keinginan mereka...