Chapter 1 : How can I,

111 7 4
                                    

Gelap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gelap

Sepi

Kosong

Persepsi gambaran mayaku terbentang panjang dalam sekian detiknya tak bersifat disana.

...

Mengapa rasanya begitu dingin. Angin begitu jelas menyapu bulu pada kulitku tetapi aku tak tergerak juga oleh reaksi getiran itu.

Suara gaduh mulai menyusul bersamaan angin yang datang menambahkan kepikukan malam semakin tinggi karena gesekan atap yang mengandung bahan timah terus berulang kali bergetar karnanya.

Suasana sama setiap malamnya. Dan sama sekali tak membuatku protes melewatinya.

Aku pun membuka mata karena suara malam yang membangungkanku. Dan melihat jauh ke langit-langit yang hanya tertutup warna gelap karena penerangan kamar tak menyebar ke seluruh ruangan.

Ku periksa dahiku dengan telapak kanan tanganku. “...masih belum turun juga demamku!” dan tanganku bergeser menghapus keringat di ujung pelipih.

Mataku mencari-cari benda yang terngiang detakannya berirama dengan detak jantungku di sekeliling tempat tidur. Tetapi aku tak menemukannya. Beberapa hari ditempat ini tak kunjung juga bisa menyesuaikan kebiasaanku menemukan benda yang biasanya mudah dicari itu.

Aku pun terbangun dan berjalan menuju ke meja kecil yang terletak di sudut kamar. Kuraih jam tangan kecil dan melihat pukul berapa sekarang.

12.15 AM

“..seharian aku tertidur sampai lupa makan…” keluhku mengingat lagi-lagi aku melewatkan jam makan malam. Bukan pertama kalinya tapi semenjak menginjak di tempat ini hampir setiap malam aku melewatkan makan. Sakit ataupun tidak.

Mataku mengscan area dapur untuk mengingat bahan apa yang kupunya yang bisa ku masak atau makan di tengah malam seperti ini. Tetapi nihil karena beberapa hari aku tidak keluar rumah kecuali terakhir kali membeli obat. Kemungkinan terbesar tidak ada bahan makanan lagi yang tersisa.

Aku juga lupa persediaan mie instantku sudah habis. Satu-satunya penyambung hidup yang mudah didapat membuatku kali ini harus keluar rumah. Tanpa pikir panjang aku langsung meraih hoodie berwarna hijau yang tergantung asal di sebuah kursi.

Mengeratkan tudung kepala dan menutup wajahku dengan masker membuatku lengkap untuk siap keluar berjalan menuju ujung jalan dimana convenience store 24 jam masih beroperasi.

Mengeratkan tudung kepala dan menutup wajahku dengan masker membuatku lengkap untuk siap keluar berjalan menuju ujung jalan dimana convenience store 24 jam masih beroperasi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
fleur secrèteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang