Eddie pun berbisik kepada seorang wanita, yang akhirnya wanita itu mengajak seseorang untuk beranjak dari tempat duduknya dan pergi menuju arah belakang rumah Yuyun.
Ane pun mengikuti dari belakang bersama Eddie.
"Ehemm ..."
Ane coba buka percakapan, namun lagi – lagi Yuyun yang masih tanda tanya wajahnya duduk bersama temannya.
Hingga ane kembali dibuat bingung.
"Yun, maaf kalau Axel meminta kamu memisahkan diri dari teman yang lain hanya untuk mendengarkan isi hati Axel."
Sembari memegang tangannya
"Ihhh .... Yuyun ma ini, itu ma Cici ... Eddie ! ga bener kamu ma !"
Dengan nada kesal Yuyun mencoba beranjak pergi dari tempat duduknya.
Ane yang ingin tertawa dan malu karena salah orang, berusaha untuk menahan Yuyun.
"Yun, mau kemana ?"
Sembari menarik tangannya yang halus dan lembut bagaikan kain bahan koduroy.
"Mau pergi, percuma disini juga gak dianggap."
Sembari memalingkan wajahnya yang dihiasi kacamata dan bibir tipisnya di oles lipglos, melihat itu sungguh sangat membuat jantung ane berdetak kencang bagaikan pedal drum Jimmy "The Rev" Sulivan.
"Yun, Axel Cuma ingin tau aja, apa Yuyun bener – bener menginginkan Axel atau hanya bahan rencana terselubung Yuyun."
Salah satu jurus menaklukkan wanita, karena gak mungkin juga kan ane bilang kalau ane lupa sama wajahnya dia hehehe ...
"Ahhh ... gombal !"
"Sungguh Axel pun memiliki rasa yang sama dengan Yuyun, bahkan saat Axel mengantarkan Yuyun pulang, sesungguhnya Axel ingin mengutarakan isi hati. Namun Yuyun lebih dulu meninggalkan Axel dengan si Gita."
"Ya iya atuh ditinggalin, bisi we mau bermesraan ! CLBK !"
"Please ! hanya kamu yang ada dihati Axel."
"Tuh kan gombal, masa baru ketemu 2x udah ada dihati."
Muke gile ! dia yang naksir tapi ane yang jadi pengemis.
Ane berbicara dalam hati.
YOU ARE READING
Belum ada judul !
RandomFoto cover dapet rental sewaktu - waktu dapat berubah jika masa rental habis.