Part 16

6.2K 625 24
                                    

Jisoo berlari sekuat tenaganya meninggalkan tempat terkutuk menurutnya. Berulang kali ia menghapus air matanya tapi air mata itu tak mau berhenti.

Jisoo langsung masuk ke dalam kamarnya, ia menghempaskan tubuhnya di sofa, mencoba menenangkan dirinya.

"Tidak, aku tidak boleh menangis lagi seperti ini"

"Hey Kim Jisoo sadarlah, bukankah kau sudah berjanji tidak menangisi iblis itu lagi"

Jisoo menghirup nafasnya dalam-dalam lalu mengeluarkannya perlahan,
"Tenanglah, jangan seperti ini. Kau bukan siapa-siapanya"

Jisoo membayangkan hal-hal lucu yang dapat membuatnya tertawa dan berhenti menangis, sekelebat bayangan tentang dirinya dengan Taejoon saat ia masih bekerja di supermarket dulu terlintas dalam pikirannya, yaitu saat Taejoon pingsan karena ada seekor kecoa yang merayap di bahunya, dulu Jisoo memang sering tertawa terpingkal-pingkal jika mengingatnya namun mengingat hal itu sekarang hanya membuatnya tersenyum lemah,

"Aku jadi rindu Taejoon oppa. Apa kabarnya sekarang? Apa dia mencariku karena terlalu lama menghilang?"

"Jisoo"

Terdengar dentuman keras saat Chanyeol masuk ke kamar, ia membuka lalu menutup kembali pintu dengan kasar.

Jisoo melihat raut khawatir pada wajah Chanyeol, kemudian wanita itu tersenyum. Lebih tepatnya senyum yang dipaksakan.

"Chanyeol"

Chanyeol melangkahkan kakinya lebar mendekati Jisoo,
"Jisoo dengar, semua yang diucapkan Joy tidaklah benar"

Jisoo kembali tersenyum "kau melakukannya pun tidak ada urusannya denganku, aku juga bukan siapa-siapamu. Jadi itu hak mu, terserah padamu"

"Jisoo, sungguh aku tidak pernah melakukan itu dengannya kecuali saat malam itu. Aku tidak pernah menyukainya"

"Chanyeol, kau tidak boleh seperti itu. Dia sudah lama berjuang untuk mendapatkan hatimu setidaknya hargai sedikit saja perjuangannya, hatinya pasti sakit saat kau terus menolaknya"

"Kau pasti juga akan sakit saat melihatku dengannya"

"Aku hanya orang baru yang masuk dalam kehidupanmu, aku hanya orang asing disini. Ah iya, aku ini budak mu kan? Tugasku hanya melahirkan ke...-"

Chanyeol menarik tengkuk Jisoo, melumat bahkan menggigit bibir itu dengan kasar. Chanyeol melepaskan ciumannya,
"Apa yang kau katakan hah? Aku bahkan sudah melupakan tentang hal itu"

Jisoo kembali menangis "lalu apa yang harus aku lakukan? Tolong beri tau aku bagaimana caranya agar aku menghilangkan perasaanku ini?"

Chanyeol menarik Jisoo ke dalam pelukannya. Sungguh ia benar-benar tidak ingin lagi mendengar saat Jisoo mengatakan perasaannya tapi dia juga tidak bisa memberikan solusi. Chanyeol hanya mengelus punggung Jisoo tanpa berkata apapun.

.
.
.
.
.
.

Jisoo membuka matanya, karena terlalu lama menangis Jisoo ketiduran dan seingatnya tadi malam ia tidur dipelukan Jisoo. Jisoo mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan mencari Chanyeol, nihil. Tak ada siapapun di dalam kamar tersebut.

Jisoo menghela nafasnya pelan "bodoh sekali. Kenapa aku harus menangis tadi malam? Bagaimana kalau Chanyeol kembali berubah dingin lagi padaku"
Jisoo menangkupkan kedua telapak tangannya ke wajahnya.

"Kau sudah bangun ternyata"

Jisoo menolehkan kepalanya dengan cepat "Chanyeol"

"Aku membawa makanan untukmu. Mandilah dulu setelah itu sarapan"

INCUBUS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang