Semua anak kelas Sesil sudah stay di lapangan, karena jika mereka terlambat pak Tahang tidak segan-segan untuk mengalfakan mereka. Memang sangat sadis, memang tidak lengkap jika di SMA belum bertemu dengan guru-guru killer.
Untungnya hari ini semua anak kelas Sesil tidak ada yang terlambat. Karena mereka tidak mau kena semprot dengan pak Tahang.
"Siapa yang tak hadir?" tanya pak Tahang yang melihat buku absennya lengkap dengan logat bataknya.
"Gak ada pak," jawab Rendy dan Dito bersamaan, yang membuat pak Tahang langsung memeloti mereka berdua, "Satu aja yang ngomong. Ketua kelas," ujar pak Tahang.
"Gak ada pak," jawab Gavin.
"Baiklah, materi hari ini adalah bola basket," ujar pak Tahang sambil menutup buku absennya, "Gavin, kamu ambil bola basket di ruangan saya," suruh pak Tahang.
Tidak lama Gavin sudah kembali dengan dua bola basket di tangannya kemudian menaruhnya di samping pak Tahang.
Dengan sembarang pak Tahang melempar bola tersebut kepada siswi cewek, dan ternyata mengarah kepada Sesil dan untungnya Sesil masih bisa menangkap bola tersebut.
Hari ini mereka akan melakukan pertandingan basket, murid perempuan di bagi menjadi dua tim. Pak Tahang sudah meniup peluitnya yang berarti pertandingan sudah dimulai. Sedangkan murid laki-laki hanya duduk menonton keseruan yang terjadi.
Para murid laki-laki tak henti-hentinya tertawa melihat murid perempuan berebut bola, lebih tepatnya mengambil bola secara paksa. Maklum saja, karena murid perempuan kelas Sesil tidak pandai bermain basket, jadi ya seperti sekarang ini.
"Kalian main basket atau lagi ngerumpi sih?" teriak Randy.
Tidak salah jika siswa laki-laki berkata seperti itu, karena memang dari tadi hanya teriakan yang terdengar bahkan mereka tidak tahu bola basketnya berada dimana.
Tidak lama, Nia mendriblle bola dan membawanya maju ke depan, dan Nia menshooting bola ke ring, yang ternyata masuk. Daebak! Ini sebuah keajaiban.
"Ni, ini kan ring kita sendiri kok malah shooting di ring kita?" tanya Sesil.
Nia menepuk jidatnya, ia bahkan tidak sadar bahwa ia baru saja melakukan shooting ke ring sendiri. Dan membuat gelak tawa dari murid laki-laki, sungguh lucu jika melihat para siswi bermain bola basket seperti ini.
Kali ini giliran Ratih yang mendriblle bola, yang notabene adalah lawan dari tim Sesil. Niat Ratih mau memberikan bola kepada Lala tapi ternyata bola tersebut mendarat di kepala Sesil dan tidak bisa dihindari oleh Sesil. Sesil terjatuh dan akhirnya pingsan.
Pak Tahang langsung memasuki lapangan, Sesil sudah tergeletak di lapangan dengan darah di kepalanya. Semua murid masih menggerumbuli Sesil.
"Gavin, kamu bawa Sesil ke uks," perintah pak Tahang.
Gavin mengangguk dan kemudian menggendong Sesil ala bride style, yang membuat semua siswi perempuan kaget. Padahal Gavin melakukannya karena perintah dari pak Tahang.
***
Sesil sudah membuka matanya, perlahan-lahan ia mngerjapkan matanya. Ia tersadar kemudian mencoba bangun, "Aww," rintih Sesil sambil memeang ujung kepalanya yang tadi terluka.
Gavin yang mendengar rintihan Sesil langsung masuk ke dalam uks, kemudian membantu Sesil untuk bangun.
"Dari tadi lo nunggin gue di sini?" tanya Sesil yang masih memegang kepalanya karena memang maish terasa sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
CAN I HAVE YOU?
Teen FictionAku percaya kalo kamu memang ditakdirkan Tuhan untukku. Karena kamu selalu berada tepat satu langkah di belakangku. Menangkap ku saat terjatuh dan membantuku untuk bangun kembali. -Sesil Nafiza Agatha