Happy Reading
Now playing = Charlie Puth - One call away
Terkadang cowok bersikap dingin itu
punya alasan tersendiri.***
Hari ini Sesil akan pergi ke toko buku, ditemani oleh Tata sahabat karibnya yang memang tidak sekelas dengan Sesil.
Sesil juga sudah meminta izin kepada Mathew, awalnya Mathew ingin ikut menemani Sesil tapi Sesil menolaknya. Bukan karena apa-apa, jika Mathew ikut bersama dengan mereka maka Tata akan menjadi nyamuk diantara mereka. Dengan alasan itulah Sesil tidak ingin Mathew ikut bersama dengan mereka.
"Tumbenan Mathew gak ikut?" tanya Tata.
"Sebenernya tadi dia ngotot pengen ikut, tapi gue bilang nanti lo jadi nyamuk."
"Untung lo pinter Sil, ya kali kan gue diem melongo liat lo berduaan sama si Mathew."
Sesil terkekeh pelan, "makanya cari pacar dong Ta, biar gak jomblo terus," sindir Sesil.
"Dasar jahat, sahabat sendiri diledekin," ujar Tata kesal sendiri.
"Canda deng hehe."
Setelah berkeliling mereka memutuskan untuk makan terlebih dahulu, dikarenakan cacing-cacing diperut Sesil sudah demo untuk meminta makan.
Tata sudah memesan makanan untuk mereka berdua.
Tidak lama pesanan mereka sudah sampai.
"Gak pernah bosen minum vanilla latte," ujar Sesil sambil menghirup aroma vanilla di depannya.
Tata yang sudah tau kesukaan sahabatnya itu hanya diam saja sambil memperhatikannya.
Tiba-tiba ponsel Sesil berbunyi. Yang ternyata whatsapp dari Mathew.
Mathew
Sekarang lagi dimana?
Lagi makan di cafe sama Tata
Beneran cuma sama Tata?
Iya syng, beneran cuma sama Tata
Kemudian Sesil meletakkan kembali ponselnya dan melanjutkan aktivitas makannya.
"Mathew?" tanya Tata.
Sesil hanya mengangguk sebagai jawabannya.
"Kenapa?"
"Biasa lah, kayak gak tau Mathew aja."
"Lo beneran sayang sama Mathew?" Kali ini Tata bertanya dengan nada bicara yang serius.
Sesil menghentikan aktivitas makannya dan menatap Tata sembari tersenyum, "kalo gue gak sayang dia gue gak bakal bisa bertahan selama ini."
"Gue heran aja sama lo Sil, bisa-bisanya lo tahan sama cowok yang over banget kayak gitu, kalo gue mungkin udah gak sanggup lagi."
"Gue kan bukan elo," jawab Sesil sambil memeletkan lidahnya.
"Dih dasar."
***
Mereka sudah sampai di toko buku, Sesil pergi ke bagian sastra dan Tata pergi rak bagian novel.
Sesil masih sibuk mencari buku untuk tugas bahasa indonesianya, mereka disuruh untuk mencari buku sastra sebagai bahan referensi.
Sesil masih melihat-lihat buku yang akan dijadikannya referensi, dan saat Sesil berjalan ke rak selanjutnya, Sesil melihat seseorang yang ia kenal juga sedang memilih-milih buku.
KAMU SEDANG MEMBACA
CAN I HAVE YOU?
Teen FictionAku percaya kalo kamu memang ditakdirkan Tuhan untukku. Karena kamu selalu berada tepat satu langkah di belakangku. Menangkap ku saat terjatuh dan membantuku untuk bangun kembali. -Sesil Nafiza Agatha