.: 14 :. Wahai penderitaan, pergilah !

2.4K 352 32
                                    

Sepasang mata memandang heran kearah Jieun yang bertingkah aneh pagi ini. Ah tidak, jangan salahkan mata itu yang tidak tahu bahwa Jieun memang selalu bertingkah aneh baik itu pagi, siang, malam, bahkan saat tertidurpun dia aneh. Jadi sekali lagi mata itu tidak salah. Jieun yang salah. Memang Jieun yang salah. Selalu Jieun yang salah.

Bahkan Jieun sendiri muak menjadi dirinya. Tapi kalau dia tidak hidup seperti ini, lalu dia harus apa? Bunuh diri? Yang benar saja. Bahkan jika orang yang sudah bunuh diri bisa diwawancara mungkin mereka akan mengatakan bahwa mereka menyesal telah melakukan tindakan bodoh itu.

Hidup itu memang tidak mudah, kalau kau menyerah ditengah jalan sebelum Tuhan mengambil nyawamu berarti sama saja kau pecundang di kehidupanmu. Oleh karena itu Jieun selalu bersyukur dia tidak mudah stress dalam mencari pekerjaan setelah setengah tahun menjadi pengangguran.

Tapi kali ini memang hidupnya tidak pernah lepas dari yang namanya cobaan. Baru saja mendapatkan pekerjaan, Jieun diberikan tanggung jawab lain selain menjadi seorang babysitter.

Jieun harus menjadi seorang petarung. Ya, petarung harga dirinya sendiri.

Ah, kejadian semalam memang pantas dikaitkan dengan harga diri. Bagaimana tidak? Harga diri Jieun seolah luntur semalam oleh seorang laki-laki mabuk.

Ciuman pertama Jieun diambil oleh seorang Byun Baekhyun.

Ya, ciuman pertamanya. Ciuman yang tadinya ingin dia berikan kepada cinta pertamanya, kepada suaminya, kini ciuman itu sudah diambil oleh seorang Baekhyun. Ya, Byun Baekhyun yang menjabat sebagai bossnya.

"Aarrggghh!!! Apa aku benar-benar gila??!" teriak Jieun sambil mengacak-acak rambutnya.

Hal itu membuat suasana ruang makan menjadi sunyi. Semuanya terdiam. Mulai dari para pembantu yang tengah menyiapkan makanan, si kembar Jihyun dan Jihyung yang berhenti memakan roti, dan juga Baekhyun yang tengah menyesap kopi hangatnya.

"Benar-benar gadis gila." umpat Baekhyun. "Kau sudah tahu jawabannya kenapa bertanya? Kau seratus persen gila!" bentaknya pada Jieun.

"Kau tidak tahu ini semua salahmu! Ini semua bermula karena kebodohanmu!" Jieun membela diri.

Pak Kwon yang membaca situasi langsung menurunkan si kembar dari meja makan dan menyuruh dua orang pembantu untuk mengajak Jihyun dan Jihyung makan di taman belakang rumah.

"Karenaku hah? Apa salahku? Apa aku melakukan kekerasan fisik padamu? Apa aku tidak membayar gajimu? Aku bahkan membayarnya dimuka sebelum kau bekerja!"







Jieun langsung diam. Haruskah dia mengutuk Baekhyun karena sudah merebut ciuman pertamanya yang sangat-sangat berharga? Kalau dia bilang tentang ciuman yang tidak disengaja semalam, pasti laki-laki itu akan menertawakannya seperti hari esok tidak akan pernah datang.

Bagaimanapun juga ciuman itu tergolong tidak disengaja. Karena pada dasarnya, Baekhyun dalam kondisi mabuk dan kesal dengan Jieun yang sangaaaaaaaaaaaat cerewet.

"Hyung, aku dengar ada yang teriak dari luar. Ada sesuatu terjadi?"

Hari ini Jieun sangat beruntung. Oh Sehun menyelamatkannya. Untung saja Sehun datang disaat yang tepat! Tapi ada apa sampai Sehun harus datang ke rumah Baekhyun pagi-pagi begini?

"Tidak ada. Yang teriak barusan itu gadis bar-bar ini." tunjuk Baekhyun dengan dagunya. "Ada apa kau datang kemari?"

"Oh itu, hari ini perusahaan ayah mengganti namanya. Dia memintaku untuk mengundangmu malam ini bersama anak-anak." jawab Sehun.

Oh! My Nanny~ [BaekU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang