Part 3

1.5K 281 19
                                    

Selama ini Reza masih mencari seseorang dalam hidupnya yaitu pendamping hidup. Di usia yang tidak muda lagi membuat dirinya agak ragu untuk mendekati seorang wanita. Apa mereka tidak mempermasalahkan usianya yang 33 tahun?.

Apalagi profesi Reza sebagai Dokter spOG (Spesialis Obstetri dan Ginekologi). Mungkin menjadi Dokter impian banyak orang pada saat mereka masih kecil. Tapi untuk menjadi Dokter Kandungan, Reza kira sedikit. Membantu wanita melahirkan dan tahu permasalahan mengenai reproduksi wanita. Sebagian orang pasti gak risih bila mendengar pekerjaannya. Namun tidak baginya. Reza malah menikmatinya.

Hari ini Reza bertemu seseorang yang dianggapnya berbeda dari gadis yang selama ini dikenalnya. Bagaimana ia bisa tahu yaitu  feeling. Pertama Reza jatuh hati padanya. Ia ingin mengenalnya lebih jauh lagi. Gadis itu adalah teman dari pasiennya. Ia, gadis yang cantik walaupun sedikit berisi. Dari dulu Reza menyukai gadis yang berisi daripada yang kurus kerontang. Tipenya memang beda.

“Hari ini jadi makan malam ditempat gue?”

Reza tertawa kecil melihat siapa yang mengirim chat. Pria yang kadang seperti anak kecil namun luar biasa baik hati. Wira Gunawan, seorang pria yang akan merubah statusnya menjadi seorang ayah.

Akhirnya impian Wira terwujud setelah 3 kali menikah. Ia bertemu dengan Larisa Dimitri dengan pernikahan yang tidak sengaja. Mungkin Larisa adalah jodoh Wira, cinta terakhirnya. Tinggal Reza saja yang belum mendapatkan tambatan hati. Belum menemukan pemilik peta hatinya.

Sorry, Bro.. Gue nggak bisa. Hari ini ada jadwal operasi. Besok malam nggak apa-apa ya?”

Ia membalasnya dengan berat hati. Memang hari ini tidak ada waktu untuk berkunjung ke apartementnya. Jadwal Reza penuh sampai malam. Ia harus menggantikan temannya.

Pukul 20.15 WIB Reza baru pulang dari rumah sakit. Tubuhnya terasa lelah. Mengendarai mobil Pajero dengan kecepatan sedang. Reza membanting setir saat melihat di depan matanya sendiri. Ada mobil yang menyerempet seorang wanita. Dan terjatuh ke pinggir dekat selokan. Dan mobil sialan itu malah kabur. Reza buru-buru turun untuk melihat keadaannya. Ternyata ibu paruh baya.

“Ibu nggak apa-apa?” tanya Reza sambil membungkuk. Ia membantu korban itu berdiri. Kakinya terluka karena batu saat terjatuh.

“Nggak apa-apa,” ucapnya meringis. Di mata kakinya berdarah.

“Itu kaki Ibu berdarah,” ibu tersebut menengok kakinya.

“Nggak apa-apa kok,” jawabnya sekali lagi bilang seperti itu.

“Biar saya antar ya, Bu.” Reza menawarkan bantuan agar sampai di rumahnya.

“Nggak usah, Nak. Biar Ibu pulang sendiri aja.”

“Dengan terluka seperti ini?” Ibu itu mengangguk ragu. “Rumah saya di komplek ini juga kok, Bu. Jadi biar saya sekalian antar aja ya.” Tanpa mendengarkan penolaknya lagi,  Reza memapahnya lalu membuka pintu mobil penumpang. Ia mulai mengemudikan lagi mobilnya. “Tadi mobilnya langsung pergi gitu aja ya, Bu?. Dasar nggak tanggung jawab!!” ucap Reza kesal.

“Namanya musibah, Nak. Kita nggak tau kan. Mungkin dia tadi nggak ngeliat Ibu. Jalanannya gelap juga.” Reza terdiam masih ada orang yang berpikir positif. Kalau ia sumpah serapah yang keluar dari mulutnya.

“Kenapa Ibu malam-malam keluar?” tanyanya.

“Ibu beli Mie goreng buat anak Ibu. Dia nggak mau makan sejak siang. Jadi Ibu beliin makanan kesukaannya. Mie Goreng yang ada di deket taman komplek.” Reza tertegun, itulah pengorbanan seorang ibu. Selelah apapun, sejauh apapun dan punya atau tidak pasti mereka akan menyusahakannya demi anak. Tujuan Reza menjadi Dokter SPOG adalah karena ibunya. Sudut bibirnya tersenyum.

Map Of Heart (GOOGLE PLAY BOOK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang