Part 4

1.2K 277 15
                                    

"Biar nggak kena debu lututnya," ucapnya itu usai menempelkan plester.

"Makasih.." Reza hanya mengangguk sekali. "Oia, apa syaratnya?" pria itu duduk di sebelahnya.

"Syaratnya kamu jadi pacar saya,"

"APA???!!" teriak Milly histeris sampai Reza menutup telinganya.

"Ya, tadi kamu bilang saya ini pacar kamu. Dan saya udah tanya berkali apa benar?. Dan kamu bilang iya. Jadi sekarang kita pacaran."

"Tapi itu hanya spontan. Bukan beneran!!" sanggahnya. "Aku bilang gitu agar kamu maafin aku!"

"Saya terima permintaan maaf kamu dan kita pacaran," ucap Reza tidak mau diganggu gugat lagi.

"Kamu gila ya!!" Milly kembali berteriak.

"Terserah kamu mau bilang saya gila atau apapun itu. Yang pasti kamu itu pacar saya mulai hari ini!" mulutnya mengangga lebar. "Ya udah, aku mau mandi terus berangkat kerja." Reza bangkit dan berdiri. "Kamu juga harus mandi."

"Dasar gila!!" ucapnya dengan nada tinggi. Milly menjadi kesal sekali. Reza tidak berpengaruh yang penting Milly menjadi pacarnya. Ia ingin Milly merasakan bagaimana mempunyai pacar seorang Dokter Kandungan.

Milly diantar pulang oleh Reza sekalian berangkat kerja. Pria itu sesekali menyembunyikan senyumnya berbeda dengan Milly yang cemberut. Ia tidak mau menjalin kasih dengan Reza. Milly harus mencari cara agar berakhir.

"Salam sama ibu ya," ucap Reza setelah membukakan pintu. Milly menjawab dengan deheman. "Saya kerja dulu."

"Bodo amat," seru Milly dalam hati. Milly masuk ke rumah dengan perasaan dongkol. Reza memandangi punggung pacar barunya sebelum kembali menyetir menuju rumah sakit.

"Kamu udah pulang, gimana?" tanya Ibu Erni. Milly mengambil gelas di isinya dengan air dari teko. Diminumnya hingga tandas.

"Maafku udah diterima, Ma." Milly tidak menjelaskannya lebih rinci jika Reza memberiksn syarat yang sangat berat.

"Syukurlah, Mil. Mangkanya jangan ngomong sembarangan lagi!!" omel sang ibu. "Nggak sia-sia kamu pagi-pagi ke rumahnya. Reza itu anak yang baik, Mil. Jadi Mama percaya kalau dia bakal maafin kamu."

"Baik apanya? Orang pemaksaan begitu!!" gerutu batin Milly. "Milly mau mandi dulu ya, Ma." Ia mengakhiri obrolan mereka. Gadis itu naik ke tangga dengan perasaan gusar. Ingin sekali ia memutar balik waktu kembali. Milly mengatakan jika mereka pacaran karena menyelamatkan harga dirinya. Jatuh di jalanan dengan posisi tengkurap dan banyak orang yang melihatnya. Tapi Reza malah memanfaatkannya.

Milly duduk di ranjangnya. "Nah, aku tinggal minta putus aja. Gampang kan?" ia terkikik.

Di tempat bekerja Reza tersenyum tidak jelas. Entah mengapa hatinya merasa senang. Begitulah awal Reza mengenal & mempunyai hubungan dengan Milly.

2 bulan kemudian...

"Aku mau kita putus!"

Isi pesan darinya. Reza hanya tertawa membacanya. Ini bukan yang pertama kali. Milly menginginkan untuk mengakhiri hubungan mereka.

Map Of Heart (GOOGLE PLAY BOOK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang