P A R T 《 3 》(NEW VERSION)

93 13 0
                                    

***

Kringggg.. Bunyi bel istirahat akhirnya berbunyi. Membuat semua siswa XI IPS 4 mengehembuskan nafas lega karena akhirnya Pak Hernawan, salah satu guru terkiller disekolahnya itu keluar dari kelas.

"Akhirnya tuh guru keluar juga. Tegang mulu gue bawaannya kalo dia ngajar." Ucap Rifa lega. Aku menyetujui ucapannya barusan. Yah memang benar apa kata Rifa, karena ia juga merasakannya sendiri.
Jika Pak Hernawan mengajar pasti suasana kelas yang tadinya ramai akan berubah menjadi tegang. Anak-anak yang bandelnya minta ampun saja tak berani bersuara bila Pak Hernawan datang, apalagi dirinya dan Rifa, mereka tak akan berani bersuara sekecil apapun kecuali bila disuruh menjawab baru mereka akan bersuara.

"Ke kantin yuk!" Ajak Rifa. Aku mengangguk setuju.

"Yuk."

Dikantin kami segera memesan makanan dan memilih tempat duduk tepat menghadap kearah lapang futsal.

"Eh Ra, itu Reyvin kan?" Tanya Rifa menunjuk Reyvin yang sedang bermain basket. Haura mengikuti arah tangan Rifa. Dan benar saja disana, Reyvin sedang bermain basket dengan ketiga sahabatnya melawan tim Tino cs.

"Gue gak nyangka dia ternyata gak cuman bisa futsal, basketnya juga T.O.P banget. Multitalent banget sih gebetan lo Ra! Mau dong gue satu yang kayak gitu!" Ucap Rifa dengan wajah yang berseri-seri membuat Haura tertawa senang, merasa bangga.

"Makanya kalo Evan nembak tuh jangan ditolak mulu!" Perkataan Haura mengingatkan dirinya pada Evan, pentolan sekolah yang sering mengganggu dirinya. Kalo kata Haura sih Evan ganggu dia karena suka, tapi bukannya berhasil membuat Rifa suka malah ia meresa risih, kesal dan ilfil pada Evan.

"Apaan sih lo, gak usah ngomongin dia deh." Jawabku ketus. Haura tertawa pelan meledek Rifa.

"Iya deh lo kan gak suka ya sama dia, tapi cinta." Goda Haura membuat Rifa memalingkan wajahnya. Membuat tawa Haura semakin kencang.

"Fa! Ada Evan tuh!"

Rifa segera melihat kearah yang ditunjuk Haura. Dan saat dilihat ternyata tak ada siapa-siapa.

"Hahahaha.. anjir kenakan lo! Suka mah bilang aja sih Fa! Gak usah malu-malu deh!" Haura tertawa puas karena berhasil mengerjai Rifa yang sekarang pipinya memerah karena malu.

"Lo suka sama gue?" Tanya seseorang yang tiba-tiba sudah ada di hadapan mereka. Haura menghentikan tawanya, sedangkan Rifa menatap orang itu kaget.
Orang itu adalah Evan, pentolan sekolah yang menyukai Rifa, sahabatnya.

Evan terkekeh geli melihat ekspresi Rifa yang menurutnya lucu. "Gue tahu kalo gue ganteng, tapi gak usah segitu mupengnya juga lo liat gue."

Perkataan Evan membuatnya tersadar dan segera memalingkan wajahnya ke arah lain.

"Apaan sih lo! Sok tau! Ayo Ra, kita pergi aja dari sini." Setelah itu Rifa beranjak dari duduknya dan pergi sambil narik tangan Haura. Ia melirik Evan sinis.

"Gue akan terus berjuang buat dapetin lo Fa." Lirih Evan sambil menatap punggung Rifa yang menarik tangan Haura~dengan tatapan nanar. Ia tersenyum miris lalu berbalik arah kembali menuju ke kelasnya.

***

"Fa gue duluan yah, bye." Ucap Haura setelah selesai memasukan buku-buknya ke dalam tas. Rifa mengangguk mengiyakan.

"Yuk pulang." Ajak Haura pada Reyvin yang sedari tadi menunggunya di depan kelas. Reyvin mengangguk sambil mengamit jemari Haura, membuat Haura menolehkan pandangannya lama ke jemari tangannya yang digenggam Reyvin.

"Haura!"

Haura tersentak mendengar teriakan Reyvin. Mereka berhenti di koridor sekolah yang sepi, sunyi.

"A-ah ya ada apa?" Reyvin mendengus sebal. Sedari tadi ia berbicara panjang lebar dan Haura bertanya 'ada apa?'

"Gak jadi." Jawab Reyvin ketus.

"Ih Fadil! Ada apaan? Maaf deh tadi gue gak dengerin ucapan lo."

"Temenin gue makan dulu, baru kita pulang."

Jawaban Reyvin tak membuat Haura puas. Ia menyebikan bibirnya. "Gue yakin bukan itu yang mau lo omongin, iya kan?"

"Gak ada yang mau gue omongin lagi, yuk jalan."
Reyvin berjalan duluan tanpa menunggu Haura yang masih terdiam ditempatnya.

"Dasar gebetan gak romantis! Dikit-dikit sweet, dikit-dikit ngambek, gak konsisten banget sih jadi orang. Nyebelin!" Gerutu Haura pelan sambil berjalan menyamakan langkahnya dengan Reyvin.

"Gue denger!"

***

GAGAL MOVE ON (NEW VERSION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang