Suasana riuh. Sepertinya para laki-laki sedang asyik bercanda. Sementara ia hanya duduk terdiam mengamati mereka.
Suara pengait-pengait gorden yang tergeser karena laju bus bertambah. Silaunya sinar matahari yang menembus kaca jendela.
Ke manakah mereka akan pergi?
Siapa mereka yang memakai seragam pramuka?
Mereka terpanggang dalam panasnya api, bak api neraka. Suara jeritan meminta tolong bahkan terdengar olehnya.
***
Panas.
Bau gosong dan asap.Ahim membuka matanya. Penglihatannya masih sayup-sayup. Ahim merasa panas. Tubuhnya berkeringat.
"Astaghfirullah!" Ia langsung tersadar dan berlari menuju tenda untuk mengambil tasnya. Untung tasnya belum termakan api.
Ia langsung menuju lapangan yang terletak di bagian bawah. Sepertinya dirinya datang yang paling terakhir karena sudah banyak orang di sana. Sepertinya.
"Oooo ... tidur aja kamu, Him!" ejek Yudha.
"Billa, Tiara, Fennia, dan Nanda belum datang," kata Qiqit dengan cemas.
"Cih, gimana sih! Cek teman kalian dulu dong! Kalo lihat ada yang tertidur langsung bangunkan!" Fathur marah.
"Tapi tadi nggak ada orangnya...," kata Risma dengan nada pelan.
Lalu Yudha mengambil jas hujannya. "Him, ayo ikut!" ajak Yudha.
"Lha bukan sama Fathur?" tanya Ahim.
"Udah Fathur jaga yang lainnya. Buruan, Him!" paksa Yudha.
Ahim pun mengambil jas hujan yang dipinjamkan Feniana dan lari mengikuti Yudha di belakangnya.
***
Panas. Kobaran api yang sangat besar melalap tenda-tenda dan daun-daun pohon yang kering. Mereka mencari dan mencari.
Sampai di dekat gerbang. Di sana terdapat sebuah tiang yang agak besar. Tiang itu adalah sumber kebakaran besar ini.
Tiara, Bila, Fennia, dan Nanda tergantung dan diikat pada tiang tersebut. Tubuh mereka gosong dan menghitam akibat terpanggang, tetapi masih dapat diidentifikasi. Tulisan dalam satu baris terdapat di depan masing-masing korban.
"Aku seperti kambing guling." -Fennia
"Aku ingin diselamatkan Sehun oppa!" -Bila
"Mungkin aku minus, tapi kematianku plus, haha." -Tiara
"Hidup ini indah, warnai dengan api." -NandaYudha menatap Ahim. Lalu ia memberi isyarat kepada Ahim yang terpaku lemas untuk kembali ke lapangan.
***
Sebelum Ahim datang...
"Jam 15.34. Sepertinya kita tertidur sejam saja," seru Denok.
"Mana nih lainnya, ada yang kurang!" Fathur sedikit kesal.
"Fennia belum datang!" seru Nana.
"Bila sama Tiara juga...," ucap Dilla.
"Nanda pun," kata Denok.
"Ahim mana?" tanya Panca.
"Apa mungkin yang lainnya mati?" Perkataan Nana membuat yang lainnya bergidik ketakutan.
"Hush jangan ngawur kamu! Bukankah satu setiap satu jam?" balas Uyut.
"Aku curiga...," kata Mei, "sama laki-laki! Mereka pasti yang membuat kita semua tertidur dengan menyebar gas tidur!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Pramuka Berbaju Merah
УжасыThanks for my partner @ibrahimwahid19 Genre: horror, supernatural, mystery ⚠PERINGATAN! 17+⚠ Gore Content! Mengandung unsur kekerasan, kematian tak wajar, dan darah. Kelas XII MIPA 1, dengan peserta 5 putra dan 17 putri, setelah lelah mengikuti keg...