"Oh. Jennie benar-benar mengenal Jungkook." kata Seok Jin dan Taehyung langsung mendorong Seok Jin, "Giliranmu!" katanya dan tersenyum senang, meskipun awalnya mereka menganggap Taehyung tidak benar-benar serius, tetapi mereka tetap membantu Taehyung seperti sekarang ini.
Taehyung menatap lekat-lekat wajah gadis itu. Wajahnya berubah semakin datar setelah Seok Jin menghampiri mereka, padahal pada saat Jungkook yang menyapa Jennie, wajahnya tidak mengalami perubahan yang drastis, berbeda saat kemunculan Seok Jin di hadapannya.
Taehyung semakin mengerutkan keningnya ketika gadis itu menepuk pelan bahu Jennie dan berjalan pergi setelah Jennie mengangguk. Taehyung yakin gadis itu berpamitan untuk pergi meninggalkan Jennie bersama Seok Jin dan Jungkook."Benarkan yang kubilang!" kata Taehyung pada Jimin. Jimin hanya mengangguk pelan dan masih memperhatikan pergerakan gadis itu yang berjalan cepat menuju koridor kampus. Begitu juga Taehyung, ia tidak bisa melepaskan tatapannya pada gadis itu.
"Jatuh cinta sekali ya?" tanya Jimin dan Taehyung langsung berhenti tersenyum dan menoleh kepada Jimin.
"Molla." jawabnya dan tertawa seperti anak kecil. Jimin hanya bisa mendengus pelan dan menertawai teman seumurannya itu.Ini memang bukan pertama kalinya mereka mendengar tentang Taehyung yang menyukai seseorang. Beberapa kali Taehyung mengatakan menyukai seseorang, tetapi ia tidak pernah serius dan hanya berakibat buruk terhadap ketiga temannya itu.
Meskipun begitu, mereka tetap saja rela melakukan apapun untuk Taehyung, walaupun mereka tetap tidak yakin kalau Taehyung memang benar-benar bisa menyukai seorang gadis lagi.
"Ya! Jeon Jungkook! Bagaimana kau bisa mengenali Jennie? Cantik sekali!" kata Seok Jin setelah mereka kembali dari pertemuannya dengan Jennie. Jungkook hanya tertawa pelan menatap Taehyung lagi.
"Gadis itu dingin sekali." katanya.
"Benar sekali. Aku merasa kedinginan saat sudah berada di hadapannya!" sahut Seok Jin dan Taehyung langsung mengetuk pelan kepala Seokjin.
"Jangan berlebihan! Dia hanya takut padamu! Mungkin wajahmu mengerikan, hyung!" bela Taehyung dan diam-diam Jimin sedang mengangguk, menyetujui pembelaan Taehyung.
"Astaga!! Hyungdeul. Aku masih ada kelas! Annyeong!!" Jungkook memekik tertahan dan langsung berlari meninggalkan ketiga hyung-nya. Jungkook memang masih berstatus mahasiswa semester awal, sedangkan Seok Jin yang terlalu terlambat mengambil kuliah harus berada di semester yang sama dengan Taehyung dan Jimin. Kadang Seok Jin merasa sudah terlalu tua untuk melanjutkan kuliahnya, tetapi ia tetap berjuang menghadapi kehidupan sebagai hyung. Menjadi yang paling tua di dalam sebuah kelompok membuatnya merasa harus bertanggung jawab atas teman-temannya yang berusia lebih kecil beberapa tahun darinya.
"Hyung..." gumam Taehyung dan menatap Seok Jin.
"Ada apa?"
"Bagaimana kalau aku langsung mendekatinya saja? Bagaimana kalau dia takut padaku dan kabur seperti saat melihatmu tadi?"
"Coba saja dulu." gumam Seok Jin dan sekilas memperhatikan Jimin yang sedang menunduk sambil memainkan ponselnya.
"Aku tidak ingin dia kabur." kata Taehyung lagi.
"Kalau tidak dicoba, bagaimana kau bisa tahu? Lagipula... Jimin-ah. Kau kenapa?" tanya Seok Jin yang mendapati Jimin sedang mengepalkan tangannya."Ya Chingu! Ada apa?!" Taehyung ikut kaget melihat kepalan tangan Jimin yang begitu erat.
"Tidak apa-apa. Tanganku hanya kebas." jawab Jimin sambil mengibas-ngibaskan jemarinya, kemudian mengepalnya sesekali.
"Oh ya?" Taehyung dan Seok Jin menatap Jimin bingung.
"Lanjutkan ucapanmu, hyung." kata Jimin, mengalihkan pembicaraan mereka kembali pada topik Taehyung.
KAMU SEDANG MEMBACA
1-800-273-8255 | TALK
Fanfiction"Gadis itu..." "Kenapa?" "Kau merasa aneh tidak? Sepertinya dia takut pada laki-laki," "Hubungannya denganmu apa? Kenapa membahas gadis itu? Kenal saja tidakkan?" "Kalau memang benar dia begitu. Aku ingin membuatnya tidak takut lagi. Terutama aku...