"Gadis itu..." Suara Taehyung membuat Jimin tersentak dan langsung mengalihkan pandangannya ke arah Taehyung. Gadis yang sedaritadi dilihatnya, ternyata juga sedang dibicarakan Taehyung, membuat Jimin menahan dirinya untuk tidak bertanya apa-apa.
'Aha. Benar sekali. Ia takut pada pria,' Jimin membatin menyetujui perkataan Taehyung sambil kembali menatap gadis itu. Gadis itu sedang membaca lagi novel lama yang akan segera dijadikan film. Jimin berencana akan mengajaknya menonton film itu, tetapi ia masih belum bisa mengatakannya.
"Hubungannya denganmuapa? Kenapa membahas gadis itu? Kenal saja tidakkan?" tanya Jimin akhirnya.
"Kau menyukainya?" Jimin melontarkan pertanyaan yang membuatnya sendiri juga kaget. Kenapa dia menanyakan itu.
'Percuma.' pikir Jimin saat memperhatikan Jungkook yang sedang mencoba mendekati gadis itu dan temannya, Jennie.
'Benarkan.' pikir Jimin lagi sambil mengepalkan genggaman tangannya. Ia menatap gadis itu lekat-lekat. Kalau tadi ia sedang membaca novel, sekarang ia hanya menggenggam novel itu dan sibuk memainkan ponselnya. Ia tidak akan membaca novel lagi kalau sudah ada orang lain bersamanya.Sesaat terlintas di pikirannya, bahwa ia merasa senang dengan kenyataan kalau gadis itu takut pada pria. Gadis itu hanya tidak takut pada seorang pria, untuk saat ini, yaitu : Park Jimin. Kenyataan itu membuatnya begitu bahagia sampai-sampai membuatnya takut setengah mati setelah mendengar perkataan Taehyung. Ia terlihat begitu yakin dengan perkataannya, sedangkan Jimin juga merasa Taehyung memang akan berhasil. Ia jelas tahu segalanya tentang Taehyung, dan juga gadis itu... Min Yoon Seo.
Topik pembicaraan hari ini membuat Jimin terlihat sangat tidak tenang. Bahkan Seok Jin bisa merasakan keanehan Jimin. Seok Jin terus memperhatikan Jimin yang bertingkah aneh. Jimin terus sibuk dengan ponselnya, demi mengurangi rasa takutnya sendiri, demi menenangkan pikirannya.
'Maafkan aku, Taehyung-ah.'****
"Oppa!" Suara Yoon Seo membuat Jimin membeku untuk sesaat, tetapi ia segera menepis jauh perasaan berat yang sedari tadi ia rasakan.
"Annyeong!" Jimin tersenyum lebar dan membuat matanya hampir tidak terlihat.
"Bagaimana kuliah hari ini?" tanya Jimin dan Yoon Seo hanya tersenyum tipis. Detik itu juga Jimin menyesali pertanyaan bodohnya. Semua pertanyaan yang ia ajukan selalu saja pertanyaan bodoh dan hanya terdengar seperti basa-basi. Ia benar-benar tidak tahu harus mengatakan apa pada gadis di hadapannya itu.
"di USA rilis tanggal 17 November. Kira-kira di sini kapan ya, oppa?" kata Yoon Seo sambil menunjukkan novel Wonder di hadapan Jimin.
"Kurasa sekitar bulan Desember. Biasanya sih seperti itu."
"Ahaaa! Aku sudah tidak sabar! Oppa Annyeong!" Yoon Seo mengakhiri ucapannya begitu saja dan langsung berlari cepat menuju ke arah rumahnya yang tidak begitu jauh dari rumah Jimin.Jimin menghela nafas berat dan berjalan lunglai memasuki halaman rumahnya.
"Jimin-ah. Kau akan terus seperti ini kalau tidak melakukan apa-apa. Lebih baik mengalah saja pada Taehyung." gumamnya dan menghela nafas lagi.Jimin memasuki kamarnya dan langsung menatap tumpukan buku di mejanya. Ia menatap setiap judul buku itu dan menghela nafas lagi.
Ia merencanakan sesuatu untuk Taehyung, tetapi ia juga yakin ia hanya akan menyakiti dirinya sendiri."Taehyung-ah. Aku akan membantumu diam-diam." bisik Jimin sambil menarik novel "Wonder" dari tumpukan bukunya.
Jimin akan membaca ulang novel itu sebelum memberikannya kepada Taehyung. Sejak ia menyesali pertanyaan bodohnya tadi, ia sudah bertekad untuk membantu Yoon Seo dan juga Taehyung. Ia yakin dia tidak akan pernah bisa membuat rasa takut Yoon Seo hilang, tetapi ia yakin kalau Taehyung bisa melakukannya.
Jimin tersenyum tipis setelah membulatkan tekadnya.
Mencintai tidak harus memiliki, kan?******************
Halo! Buat yg masih baca ini, sorry slow update. Aku sibuk banget sekarang. Hiks
Voment ya!
Thanks all!
-Eve
![](https://img.wattpad.com/cover/109664863-288-k642903.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
1-800-273-8255 | TALK
Fanfiction"Gadis itu..." "Kenapa?" "Kau merasa aneh tidak? Sepertinya dia takut pada laki-laki," "Hubungannya denganmu apa? Kenapa membahas gadis itu? Kenal saja tidakkan?" "Kalau memang benar dia begitu. Aku ingin membuatnya tidak takut lagi. Terutama aku...