present by
Mo-chan21Bukan keinginan Sohye untuk membuat Yoona menjemputnya setiap kali Sohye pulang kuliah. Kemauan Yoona sendiri yang memang bersedia menjemput Sohye. Memang tidak setiap hari, hanya jika beberapa waktu saja saat mereka ingin melepas rindu.
Kali ini, Yoona menjemput Sohye di rumah sakit ternama di Seoul. Gadis seceria Sohye pasti akan melakukan wawancara yang berkesan dan menyenangkan pada dokter yang di elu-elukan Sohye kemarin. Dokter spesialis mata yang katanya tampan dan masih single itu memang mampu membuat Sohye melamun dengan bibir yang membentuk setengah lingkaran ke arah atas.
Lima menit berlalu dan Sohye belum membalas pesannya untuk kelanjutan yang lebih detail. Yoona tidak mempermasalahkan dimana Sohye sekarang. Hanya saja Yoona sedikit khawatir tentang kondisi Sohye. Bukan maksudnya untuk berpikir negatif, hanya saja Yoona khawatir, bagaimana jika Sohye diculik atau mengalami insiden kecil bahkan besar?
Tabrakan dari lengan Yoona mampu membuat Yoona kehilangan keseimbangannya dan membuat ponselnya terjatuh. Ia sedikit terkejut, pasalnya kejadian seperti ini memang sering terjadi padanya karena Yoona memang sedikit ceroboh.
"Maaf." Kata maaf terucap dua kali diwaktu yang sama.
Detik berikutnya Yoona dan si penabrak tertawa kecil. Si penabrak mengambil ponsel Yoona dan menyerahkannya pada si pemilik ponsel.
"Unnie." Dari arah barat Sohye berteriak sambil melambaikan tangan kanannya ke udara.
"Terima kasih." Ucap Yoona pada si penabrak yang telah mengambilkan ponselnya.
Si penabrak hanya tersenyum kecil kemudian pamit untuk pergi yang diiyakan oleh Yoona. Sementara Sohye langsung berlari kecil menghampiri Yoona dengan wajah yang penuh kebahagiaan.
"Unnie, apa yang kau bicarakan pada dokter tampan yang aku ceritakan kemarin?" Tanya Sohye dengan binaran matanya.
Yoona berpikir sejenak, namun ia langsung menangkap tentang cerita yang diucapkan dengan nada bahagia dari Sohye kemarin. Jadi, dokter spesialis mata itu yang sedang digandrungi Sohye? Yoona tersenyum kecil memikirkan kejadian kemarin. "Membicarakanmu." Bohongnya.
Tidak ada niatan untuk berbohong. Yoona hanya bernait menggoda Sohye karena gadis itu sedang dilanda cinta. Tahu sendiri cinta itu sedasyat apa membuat manusia kalang kabut. Terbukti, Sohye langsung memukul bahu Yoona pelan dengan wajah yang sudah memerah karena malu.
"Aku berbohong. Dia menabrakku dan meminta maaf. Hanya itu." Ucap Yoona yang mampu membuat Sohye semakin kesal karena ulah sodaranya tersebut.
"Menjengkelkan!" Desis Sohye.
Sementara Yoona hanya tertawa, wanita itu membiarkan Sohye menggandeng lengan kanannya sementara tangan kiri Yoona nampak tengah bergelut dengan ponsel. Suaminya sangat rewel sekali mempertanyakan tentang persiapan keberangkatan mereka ke suatu tempat.
Penasaran? Ah Yoona juga sangat penasaran bagaimana nantinya kebersamaan mereka di luar kota Seoul nanti.
❤️
Akhirnya dia tiba disini setelah berjam-jam berdiskusi dengan rasa bosan yang menghantamnya.
Yoona berteriak karena senang. Dihirupnya udara dengan hidungnya yang mungil, kedua tangannya direntangkan dengan kepala yang mendongak. Ia merasa begitu bahagia ketika kakinya menginjak di Indonesia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Le Destin
FanfictionKita hanya mampu menjalankan dan menerima bagaimana semesta dengan leluasanya mengubah segala skenario kehidupan manusia. Begitupun Yoona, dia tidak dapat menolak bagaimana kepahitan itu merenggut kebahagiaannya dan juga dia hanya mampu menerima bag...