Untuk menjadi seorang prajurit TNI Angkatan Udara memang tidak mudah, apalagi untuk menjadi seorang Perwira. Banyak rangkaian test yang harus dilalui sebagaimana yang dialami para calon Taruna Akademi Angkatan Udara yang saat ini sedang mengikuti test pantukhir di gedung Serbaguna Lanud Adi Sucjipto.
Tes ini diikuti oleh 148 remaja yang berhasil lolos dari serangkaian tes yang telah dilaksanakan sejak dibukanya pendaftaran. Rangkaian tes tersebut diantaranya ; tes administrasi, kesehatan, psikologi, wawancara, mental ideology (MI), dan kesamaptaan jasmani. Setelah serangkaian tes tersebut berhasil dilalui, maka tes terakhir yang harus diikuti adalah pantukhir (seleksi yang dilakukan oleh Panitia Penentu Akhir).
Dari 390 orang pendaftar ketika tes awal dimulai, setelah rangkaian tes dilaksanakan, maka peserta yang tidak memenuhi persyaratanpun gugur satu demi satu, sehingga jumlah peserta pantukhirpun mengalami pengurangan. Mengingat pelaksanaan seleksi yang demikian ketat untuk mendapatkan calon Taruna yang memiliki postur ideal, tak semua peserta ini dapat memenuhi syarat untuk mengikuti tes tingkat pusat yang akan dilaksanakan di Yogyakarta.
Dengan pengamatan detail, akhirnya ditentukan sebanyak 40 orang dinyatakan lulus untuk mengikuti tes pusat sebagai penentuan diterima atau tidaknya sebagai Taruna AAU Tahun Ajaran 2013 di Bumi Maguwo, Yogyakarta.
Setelah menyelesaikan seleksi tingkat pusat hingga dinyatakan lulus sebagai Calon Prajurit Taruna AAU yang selanjutnya akan mengikuti pendidikan awal selama satu tahun di Akademi Militer Magelang bersama Calon Prajurit Taruna Akmil dan Calon Prajurit Kadet AAL.
Syafiq menanti pengumuman pantukhir yang akan diumumkan jam 12 malam nanti. Jantungnya berdetak dengan cepatnya menanti pengumuman karena keinginannya untuk lolos adalah 100%.
Menanti pengumuman bersama teman-teman Cataruna di barak tidak berpengaruh lebih untuk menenangkan jantungnya.Waktu menunjukan pukul 11.00 malam saat seluruh cataruna dibangunkan dari barak untuk menuju lapangan. Dan pengumuman kelulusan cataruna pun berlangsung. Bagi mereka yang lulus diberikan nasehat untuk jangan berbangga diri karena ini merupakan awal tonggak karir mereka di dunia militer dan minggu depan sudah memasuki awal pendidikan. Sedangkan bagi mereka yang tidak lulus diminta untuk tetap semangat dan pantang menyerah dan tahun depan masih bisa mengikutinya.
Syafiq yang merupakan salah satu dari puluhan cataruna yang dinyatakan lulus pantukhir tahun 2013 kembali ke barak untuk melanjutkan istirahat.
•••
Satu minggu berlalu, hari ini Syafiq beserta Bapak, Ibu dan Adiknya pergi menuju Ksatrian Akmil di Magelang dengan mengendarai mobil yang disupiri oleh omnya yang tinggal di Magelang. Hari ini merupakan hari pertama pendidikan bagi para taruna baik dari Akmil, AAU, dan juga AAL.
Dengan pakaian hitam putih berpantofel dan ransel hitam yang ia kenakan. Didepan gerbang Akmil mobil yang mereka tumpangi berhenti karena memang tak di ijinkan untuk masuk. Mereka semua keluar dari mobil. Syafiq menyalami kedua orangtuanya serta memohon doa restu agar dapat menjalani masa pendidikan dengan lancar tanpa halangam apapun.
"Ibu, Syafiq mohon doanya ya. Maafkan segala kesalahanku ya, bu" ucap Syafiq sambil mencium punggung tangan sang Ibu yang dijawab "Iya, le. Ibu selalu berdoa untuk segala kebaikanmu le. Semangat ya. Jangan nyerah cita-citamu harus tercapai. Doa ibu menyertaimu, le" ucap Ibu dengan tetesan air mata.
Sang Ayah juga meneteskan air matanya karena kini anaknya akan jauh dari orangtua dan hidup di lingkungan militer yang sangat asing bagi kehidupan putranya. Karena mereka berasal dari orang sipil tak ada sedikitpun darah militer yang mengalir di darahnya sehingga begitu mustahil baginya melepas anak sulungnya. Namun seorang kepala rumah tangga harus mampu menjadi pemimpin yang tegas dan bijaksana, dibalik kesedihannya ia juga teramat bangga pada putra sulungnya.
Perpisahan yang terjadi di depan gerbang akmil adalah awal mulai kehidupan militer seorang Syafiq di mulai. Dirinya akan dibina, dibimbing, dan ditempa di lembah Tidar selama 1 tahun lamanya.
...
Kawah Chandradimuka telah disiapkan serta Gerbang Chandradimuka kami masuki dengan tegar dan penuh percaya diri.
Kehidupan militer yang sebenarnya diperkenalkan kepada kami. Tidak lupa
kebersamaan pun ditanamkan dengan sesama teman dari lain matra.Awal kegiatan yang dilakukan para Taruna Akmil, AAU, dan juga AAL adalah bangun pagi, bangun pagi dilakukan secara bersamaan pada pukul 04.00 pagi, dan biasanya para Taruna jaga melakukan peniupan terompet, sebagai tanda para Taruna harus bangun pagi, lalu para Taruna membereskan tempat tidurnya dengan rapi, setelah itu bergegas melakukan sholat shubuh untuk para Taruna yang beragama Islam.
Untuk para Taruna yang Non Muslim biasanya mereka melakukan kegiatan seperti pemanasan sambil menunggu para Taruna Muslim selesai sholat subuh.
Setelah para Taruna yang beragama Islam selesai sholat subuh, maka selanjutnya para Taruna melakukan persiapan olah raga pagi, mereka mengganti pakaian mereka (pakaian olah raga) dan bergegas melakukan olah raga pagi yang merupakan kewajiban para Taruna agar badan mereka selalu segar dan bugar, serta stamina mereka tetap terjaga dengan baik. Setelah para Taruna selesai berolah raga, maka selanjutnya para Taruna melakukan per siapan dan berkemas (mandi, dan memakai baju seragam). Selanjutnya mereka bersama sama melakukan makan pagi bersama. Selesai berkemas dan makan pagi para Taruna melakukan apel pagi.
Selanjutnya pada pukul 08.00 para Taruna melakukan kegiatan belajar mengajar didalam kelas atau praktek diluar kelas (lapangan). Kegiatan belajar didalam kelas biasanya untuk para Taruna baru merupakan kegiatan yang berat, karena disamping mereka lelah oleh aktifitas kemarin, mereka pada saat belajar didalam kelas para Taruna baru biasanya terkantuk kantuk didalam kelas, dikarenakan proses adaptasi yang baru mereka jalani dari warga sipil menjadi seorang militer, yang tentunya memiliki ritme yang berbeda dalam melakukan kegiatan.Selesai melakukan kegiatan belajar didalam ruang kelas maupun dilapangan, sekitar pukul 14.00 para Taruna melakukan kegiatan ekstrakurikuler.
Selesai para Taruna melakukan kegiatan ekstrakurikuler, selanjutnya mereka melakukan makan malam bersama, yang dilanjutkan dengan balajar malam, kegiatan belajar malam dilakukan agar ilmu yang mereka dapat pada pagi saat belajar diruang kelas atau dilapangan dapat mereka pahami dengan baik.Setelah itu, para Taruna melakukan persiapan Apel Malam yang dilakukan pada waktu 22.00, apel malam dilakukan sebagai tanda berakhirnya kegiatan harian pada hari itu.
Syafiq termenung dengan posisi berbaring diatas kasur. Ia memikirkan bahwa apa yang ia pilih saat ini bukanlah hal mudah. Hidupnya yang dulunya penuh dengan kebebasan harus berubah dengan segala aturan yang ada di Lemdik.
Namun ia bersyukur dapat menjadi bagian dari TNI karena menjadi Perwira TNI tidaklah mudah, banyak yang harus ia korbankan terutama kebebasan di usia muda.
Pesan sang Ibu kala itu menjadi penyemangat Syafiq untuk tetap bertahan di sini. Untuk menjalani masa pendidikan ini dengan ikhlas hati.
"Aku akan tetap berjuang, Pak, Bu. Doakan anakmu ya" ucap Syafiq dalam batinnya sebelum terlelap dalam mimpi.
......To Be Continue........
Thanks to reader...
Silahkan tinggalkan jejaknya di lapak ini ya. Love you my reader..
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Yang Lain
General FictionSebuah kisah masa pendidikan seorang Taruna Angkatan Udara bernama M. Syafiq Al-Farizi dengan penuh suka dan duka. 1 tahun yang penuh cerita akan ia lewati dengan pendidikan dan latihan Candradimuka di Magelang dan 3 tahun di Bumi Maguwo, Yogyakarta...