Part 4

1.6K 59 3
                                    

Mereka membelalakan matanya melihat wajah gadis itu.. Dini berjalan mendekatinya.

"Kamu cantik sekali nak.."

"Mami benar.. Ternyata papi tidak salah pilih menantu.. Menantu yang papi pilih benar-benar cantik.."

"Terima kasih atas pujian om dan tante".. Kata Amanda seraya tersenyum kaku.. Sedangkan Raga hanya menatap tunangannya dengan intens

"Rara.. Dimana sasa"? Tanya Arlan.. Nampak Amanda teringat sesuatu

Flashbcak on

"Gue tanya sekali lagi ke loe.. Loe yakin mau menggantikan Gue"? Tanya Amanda seraya memegang
bahu Alika yang duduk di depan meja rias

"Iya gue yakin.. Gue gak mau melihat loe sedih Da".. Kata Alika memegang tangan kanan Amanda yang berada di bahunya.. Ia menatap sang kakak dari cermin

"Kenapa loe mau melakukan ini? Apa jangan jangan loe suka sama tuh pria es?"

"Gak Da.. Gue melakukan ini karena gue sangat menyayangi loe.. Loe udah membuat gue merasakan mempunyai seorang saudara.. Loe rela kedua orang tua loe membagi kasih sayangnya untuk loe ke gue.. Oleh karena itu gue gak mau melihat loe sedih.."

"Itu berati loe melakukan ini karena balas budi sama gue.. Dan gue gak suka itu Alika".. Alika berdiri dan memutar tubuhnya menghadap Amanda.. Kemudian memegang kedua tangan Amanda

"Gue melakukan ini bukan karena balas budi.. Sekali lagi gue tegaskan.. Gue melakukan ini karena gue sangat menyayangi loe.. Gue gak mau melihat kakak yang gue sayangi bersedih.."

"Hmm.. Ya udah.. Sekarang loe keluarlah.. Mereka sudah menunggu".. Alika mengangguk.. Saat Alika sudah sampai di pintu kamar.. Amanda menghentikan langkahnya.. "Tunggu Al".. Alika membalikkan badannya menghadap Amanda

"Ada apa Da"? Amanda menghampirinya dan tepat berdiri di depannya.. "Gue gak setega itu.. Gue gak akan membiarkan adik kesayangan gue melakukan ini.. Gue tau loe ingin membantu gue.. Tapi hati loe gak menginginkan ini terjadi.. Sekarang buka bajunya.. Mereka sudah menunggu gue.."

Alika segera memeluk Amanda.. "Da.. Hikz hikz.. Terima kasih.."

Amanda melepaskan pelukkan sang adik.. Dan pura pura kesal dengan Alika.. "Katanya loe mau membantu gue.. Tapi setelah gue menolak bantuan loe.. Loe malah senang.. Berarti loe gak benar benar ingin membantu gue.."

"Da".. Kata Alika dengan lirih

"Hahaha.. Hey kenapa sama wajah loe? Gue gak marah Al.. Gue cuma menggoda loe aja.."

"Ahh loe ini buat gue takut aja.."

"Ya udah cepat ganti pakaian loe.."

Flashback off

"Rara.."

"Ah iya ayah?"

"Dimana adikmu?"

"Sasa sedang tidak enak badan yah".. Jawab Arini

Alika berdiri di salah satu anak tangga.. Dia menatap Amanda dengan sendu.. "Maaf Da.. Gue gak bisa membantu loe.. Gue emang adik yang gak berguna".. Gumamnya seraya meneteskan air mata

Amanda mengernyitkan dahinya melihat Raga menatapnya tanpa berkedip.. Lalu ia memasang wajah angkuh.

"Hey tuan.. Aku tau aku cantik.. Tidak perlu menatapku seperti itu.."

Raga hanya terkekeh mendengar perkataan sombong tunangannya.

Acara pertunangan pun sudah selesai.. Mereka masuk ke rumah Arlan.. Kemudian mereka berkumpul di ruang keluarga untuk membicarakan tentang pernikahan Raga dan Amanda.. Para orang tua sepakat.. Pernikahan mereka akan di berlangsungkan dua bulan lagi setelah Amanda wisuda.

"Raga.. Besok kamu ajak Amanda untuk bertemu dengan Rafael.. Kalian habiskan waktu bertiga.."

"Rafael siapa tante?"

"Apa orang tuamu tidak memberitahumu"? Tanya Rian

"Aku lupa memberitahunya Rian.. Amanda, Rafael itu putra Raga".. Kata Arlan dengan santainya

Amanda membelalakan matanya.. "Pu.. Putra Raga? Jadi Raga.."

"Iya aku duda beranak satu".. Jawab Raga datar seraya menatap tajam Amanda

"Ya ampun.. Gue akan langsung mengurus anak setelah menikah.. Apa gue bisa? Ah ayah benar benar keterlaluan.. Hal sepentingin ini.. Bisa bisanya ia lupakan".. Gerutu Amanda dalam hati

***

"Apa.. Jadi Raga duda beranak satu"? Tanya Alika tekejut saat mereka berada di dalam kamar

"Iya.. Dan besok gue harus mengatakan sesuatu ke sie pria es.."

***

Esok harinya mereka pergi jalan jalan bersama.. Mereka pergi ke taman bermain agar Rafael senang.

Saat ini mereka sedang berada di caffe untuk mengisi perut mereka setelah mereka puas bermain-main di taman bermain.. Mereka duduk berhadapan.. Amanda memangku Rafael.. Saat tadi pertama kali bertemu.. Rafael langsung bermanja-manja dengan calon ibu tirinya itu.

"Aku ingin membuat perjanjian denganmu.."

"Apa"? Tanya Raga.. Kemudian meminum minumannya

"Setelah menikah.. Kamu tidak boleh menyentuhku sebelum aku siap dan mengijinkannya.."

Raga melipat kedua tangannya di depan dada bidangnya.. "Maksud mu tidak boleh menyentuh.. Tidak boleh pegangan tangan, pelukkan dan mencium?"

"Kalau pegang tangan atau peluk dan cium pipi,kening.. Itu tidak masalah.. Kalau cium bibir tidak boleh.. Dan yang lebih penting.. Kamu tidak boleh bercinta denganku.."

"Iya aku paham.. Mencium bibir saja tidak boleh.. Apalagi bercinta".. Gerutu Raga

"Baiklah.. Aku anggap kita sepakat.."

***

Hari ini adalah hari pernikahan Raga dan Amanda.. Akad nikah mereka akan di langsungkan di kediaman mempelai wanita.. Sementara resepsinya akan di langsung nanti malam di ballroom hotel.. Saat ini mereka sudah duduk berhadapan dengan penghulu.. Raga menjabat tangan penghulu.. Lalu mengikuti apa yang penghulu ucapkan.

"SAYA TERIMA NIKAH DAN KAWINNYA AMANDA RAISA BINTI ARLAN HERMAWAN DENGAN MAS KAWIN BERUPA 1 SET PERHIASAN BERLIAN DAN 1 BUAH MOBIL DAN 1 APARTEMENT MEWAH DAN 1 RUMAH MEWAH DI BAYAR TUNAI.."

"Bagaimana para saksi?"

"Sah.."

"Sah.."

"Alhamdulillah.."

Dan pada akhirnya mereka sudah resmi menjadi suami istri.

Next

Cinta PertamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang