Part 3

1.5K 55 2
                                    

"Loe yakin Al kita akan mengikuti Raga?"

"Yakin Da.. Udah loe tenang aja.. Kita tunggu aja di mobil sampai Raga keluar dari kantornya.. Begitu dia keluar, langsung kita ikuti.. Terus photo deh kalau dia lagi sama cewek.."

"Tapi lelaki dingin seperti Raga.. Gak akan punya pacar kalau gak di jodohkan.. Jadi menurut gue sepertinya kita akan sia sia saja mengikuti dia.. Karena dia pasti bukan mau bertemu dengan seorang wanita.."

"Bisa aja dia dingin hanya di depan keluarganya.. Kalau sudah berada di luar.. Dia menjadi liar.. Dengar iya Manda.. Kalau emang loe bukan di takdirkan untuk Raga.. Rencana kita ini pasti berhasil Da.. Itu Raga keluar.. Kita ikuti dia sekarang.."

Amanda dan Alika mengikuti Raga.. Begitu mobil mereka tiba di parkiran caffe.. Mereka langsung keluar dari dalam mobil dan segera memasuki caffe.. Mereka melihat Raga berjabat tangan dengan seorang wanita.. Di saat mereka berciuman pipi.. Alika langsung memotretnya menggunakan ponselnya.. Dan photo itu akan di cetak.. Kemudian di berikan kepada ayah mereka.

"Loe lihat Da .. Apa kata gue.. Kalau di luar Raga itu liar.."

"Iya loe benar Al.. Ayo Al kita pulang.. Kita berikan bukti ini ke ayah.."

Raga yang melihat Amanda dan Alika keluar dari caffe, terkekeh geli.. Sebenarnya Raga sudah mengetahui kalau Amanda dan Alika mengikutinya.. Tapi Raga memilih berpura pura tidak tau.

"Maaf Pak Raga.. Ada apa? Kenapa anda tersenyum geli seperti itu?"

"Oh tidak apa Bu Lusi.. Tadi saya hanya sedang mengingat kelakuan lucu putra saya.. Jadi saya tersenyum geli seperti itu.. Sampai dimana tadi pembahasan kita Bu Lusi"? Batin Raga berkata.. "Aku penasaran.. Apa yang akan kalian lakukan dengan photo itu"? Raga juga tau kalau Alika tadi memotretnya saat dia dan kliennya sedang berciuman pipi

Sesampainya dirumah.. Amanda dan Alika segera menemui Arlan di ruang kerjanya.. Mereka memberikan photo itu kepada Arlan.. Setelah melihat photo itu.. Arlan membanting photo itu di atas meja.

"Apa apaan ini"? Bentaknya

"Iya ayah apa apaan tuh sie Raga.. Selingkuh di belakang Rara".. Kata Alika mengompori sang ayah

"Yang ayah tanyakan bukan soal Raga.. Tapi soal kalian.. Apa apaan kalian memberikan photo ini kepada ayah?"

"Ayah.. Ini supaya ayah tau.. Kalau Raga tidak baik untukku.."

"Rara benar ayah.."

"Sasa".. Bentak Arlan.. Mereka pun menundukkan kepalanya

"Kamu ini bukannya mendukung ayah.. Tapi malah mendukung kakakmu untuk membatalkan perjodohan ini.. Sekarang ayah akan telepon Raga.. Ayah akan tanyakan langsung kepadanya.."

"Hallo om.."

"Hallo nak Raga.. Om ingin menanyakan sesuatu kepadamu.. Bolehkan?"

"Tentu saja boleh om.. Memang om mau menanyakan apa?"

"Tadi kamu ke caffe iya?"

"Iya om.. Saya tadi ada meeting dengan klien di caffe.. Kenapa om bertanya seperti itu? Om tadi berada di caffe itu juga?"

"Ah tidak.. Bukan om yang berada di caffe.. Tapi Rara dan Sasa.. Dan mereka salah paham melihatmu dengan seorang wanita di sana".. Kata Arlan menjelaskan seraya menatap kedua putrinya dengan tajam.. Sementara Amanda dan Alika masih tertunduk.. Dan saling melirik

"Boleh saya bicara dengan Rara om? Saya ingin menjelaskan kesalah pahaman ini.."

"Oh tentu saja boleh.. Rara, ini nak Raga ingin berbicara kepadamu".. Kata harlan seraya memberikan ponselnya kepada putri sulungnya.. Amanda pun mengambilnya

"Hallo".. Kata Amanda datar

"Kalau ingin memfitnah seseorang.. Harus dengan cara yang bagus dan harus mempunyai otak yang pintar.. Klik".. Raga pun mematikan sambungan teleponnya

Amanda memberikan kembali ponsel ayahnya.

"Dengar Rara. Perjodohan akan tetap di lanjutkan.."

***

# 1 minggu kemudian

Amanda mengurung diri di dalam kamarnya.. Nanti malam pertunangannya dengan Raga akan di langsungkan.. Alika menghampiri sang kaka yang sedang tengkurep di ranjang.. Ia duduk di sisi kiri ranjang.

"Manda maaf iya.. Gue gak bisa membantu loe.. Andai gue bisa menggantikan loe.. Loe pasti gak akan sedih.."

Mendengar perkataan Alika.. Amanda yang tadi tengkurep di ranjang.. Segera duduk.

"Kalau gue nyuruh loe untuk menggantikan gue.. Apa loe mau?"

"Apa"? Pekik Alika.. "Hmm.. Kalau itu bisa membuat loe senang, baiklah.. Walaupun gue juga gak suka sama tuh pria es.."

"Benar.. Yakin Al?"

"Iya".. Jawabnya dengan lesu.. "Tapi gimana caranya gue bisa gantiin loe? Sedangkan loe akan muncul setelah nama loe di sebut sama ayah.. Lah kalau gue yang muncul.. Ayah pasti malu sama tamu-tamunya.."

"Iya ya.. Ah gue ada ide.. Gue nanti akan meminta bunda untuk memesankan baju india.. Kalau baju india kan ada dupattanya tuh.. Nah nanti dupatta itu di pakai buat menutupi wajah loe.. Dan setelah tukar cincin selesai.. Baru dupatta itu loe buka.. Dan pertunangan kalian gak akan bisa di batalkan.. Karena kalau di batalkan.. Ayah akan malu sama tamu tamu yang datang.."

"Tapi nanti ayah akan menyebut nama loe sebelum tukar cincin.. Dan saat sudah selesai tukar cincin.. Lalu dupatta gue, gue buka.. Dengan gampangnya bisa aja ayah bilang.. Kalau Rara sedang mengerjai kita dengan menyuruh adiknya menjadi dirinya.."

"Tenang Al.. Gue nanti akan meminta ayah.. Untuk gak menyebutkan nama gue sebelum tukar cincin selesai".. Amanda langsung memeluk Alika.. "Ahh loe baik banget adikku tersayang.."

Malam pun tiba.. Semua pasang mata melihat seorang gadis di tutupi dupatta.. Berjalan menuruni anak tangga.. Dan sampailah gadis itu di hadapan keluarga dan para tamu undangan.

"Semua hadirin.. Malam ini adalah malam pertunangan putriku dan putra sahabatku.. Silahkan kalian bertukar cincin.."

Tukar cincin pun di lakukan.. Setelah selesai.. Dupatta gadis itu dibuka olehnya sendiri.. Raga, Rian, Dini, Arlan dan Arini membelalakan matanya melihat wajah gadis itu.

Next

Cinta PertamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang