13. ukiran nama ~RaFaza~

1.3K 88 10
                                    

Faza duduk di taman sambil melihat jam ditangannya dan melihat kanan kiri, dan tentu saja Rafa datang menemuinya ditaman, dan menghampiri Faza yang sudah terlebih dahulu sampai di taman
.
.
.
.
.
"Hey pacar" teriak Rafa dari jauh dan berjalan mendekat ke arah Faza.

Pacar, Rafa kembali membuat jantungnya berdegup kencang dan blusshing pipinya merah merona.

"Itu kenapa pipinya merah gitu" tanya Rafa yang pura pura polos

"Hah merah" sambil memegang pipinya meraba dan gerogi " emmm.. Nggak ada kak, nggak merah kok"

"Suka ya dipanggil pacar hayo jujur" mencoba mencagil Faza sambil mencubit gemes pipi Faza

"Auuu.. Aauu ... Emmm sakit kak, nggak ah siapa juga yang suka" dengan memutarkan badannya ke samping karena Faza yakin pipinya merah merona lagi dan melihatkan wajah cueknya"

"Udah jangan ngambek gitu, jelek tauk" sambil memeluk Faza dari belakang dan meletakkan tangannya dileher Faza, dan dagunya tepat mendarat di lehernya.

Faza tentu skors jantung lagi, badannya menjadi kaku dan tidak bergerak bahkan jantungnya sudah tidak terkontrol lagi.

" ini bahu kaku amat sih, rileks dong" sambil mencubit pipi Faza

"Kakak kebiasaan deh, cubit terus sakit, udah  ah peluk peluk nya malu nanti ada yang lihat" sambil membuka kan lingkaran tangannya di leher, tentu saja Rafa tidak mau genggaman itu kembali di pererat nya.

" udah jangan bawel, sebentar aja seperti ini, nggak ada yang lihat " sambil memejamkan Matanya dan kembali bersandar di bahu Faza

"Kak, disini banyak yang lihat" sambil mencoba merayu Rafa untuk melepaskan pelukannya

"yang lain cuman numpang hidup disini, dunia ini kan milik kita berdua" dengan menampilkan wajah cueknya

"kakak, jangan lebay deh ih geli tauk dengernya, udah kak lepasin"

" tengok tu disana ada kupu kupu cantik" tunjuk Rafa kearah kanan tentu kepala Faza menoleh dan berhasil

Cup
Sebuah ciuman kembali mendarat dipipi Faza

Blusshing pipi Faza merah kembali, jantungnya kembali terpompa, darah nya mengalir dengan cepat, dingin dan semua rasa itu dirasakan Faza saat bersama dengan Rafa.

"Kakaaaaaaaakkkkk!!!!" Faza berteriak dan mencubit tangan Rafa yang melingkar dilehernya

"Aduh sakit tauk, cantik cantik kok galak sih" sambil mengusap tangannya yang dicubit Faza

"Au ah, udah dibilang nggak usah cium cium, masih SMA juga belom boleh , bolehnya kalau udah mukhrim "

" kan nanti kamu jadi makmumku "
Dengan santainya Rafa berkata seperti itu

"Makmum" , dalam hatinya Faza " berarti dia mau jadi suami aku gitu" sambil diam dan mematung " udah ah udah menghayalnya"

" nempel dikit doang, nggak berkurang juga kok pipinya tetep manis"

"Tapi kan kak nggak bo-.." belom.sempat menjelaskan Rafa langsung  menutup bibir Faza dengan satu telunjuk dan memberikan gelang yang tadi di belinya

"Nih pakek ya kamu satu, kakak satu" sambil memberikan gelangnya

"~RaFaza~ singkatan yang bagus, dari mana kakak bisa dapat singkatan itu"

Flashback on

Siang itu Rafa memasuki toko aksesoris dan melihat temannya membeli banyak sekali mainan seperti gantungan kunci, kalung, gelang dan masih banyak lagi.

Matanya terkunci dengan gelang berwarna hitam dan banyak sekali warna, kemudian Rafa bertanya kepada sang pemilik toko

"Ini berapa harganya bang"

"5.000 dek, kalau pakek ukiran nama jadi 8.000"

Ukiran nama, nama siapa?

"Ya udah kasih nama saya aja bang Rafa "
Terlintas pikirannya teringat dengan Faza

"Za" sambungnya,

"Kok bisa nyatu gitu" batin nya

"Jadi siapa ni dek namanya ?"

ya  RaFaza singkatan yang bagus batinnya.

"Ya udah bang beli dua ya dikasih ukiran nama RaFaza"

"Siap dek"

Dan gelang itu dibeli oleh Rafa untuk memberikan kepada Faza memang tidak terlalu mahal tapi baginya sesederhana apapun itu pasti menjadi lebih indah."

Flashback off

"ah nggak usah banyak tanya pakek aja, sini sayang di pakekin gitu aja susah banget sih" meraih tangan Faza dan memasangkan ditangannya.

"Kak, kok kakak bisa gabungin nama kita gitu"

"Udah jodoh itu, Namanya bisa nyatu kan cocok"

Blusshing merah lagi, "oh tuhan... Kapan kah berakhir gombalan ini" batin Faza ,pipi Faza memang sangat sensitif, dan tidak bisa mencegah pipinya yang sudah merah merona.

"Kamu suka? Maaf ya cuman gelang murahan"

"Nggak kok, suka banget, bagus makasih ya kak"

"Kalau suka bilang nya pakek sayang dong"

Sayang, sambil berdegup kencang dan mencoba mengeja kata demi kata
"Ma-ka-sih Sa-yang"

"Aduh bilang sayang aja lucu gitu, cantik deh" rayunya dan menyentuh sedikit pipi nya

"Kakak, suka banget sih mainan pipi aku"

"Habis imut sih pacar aku, hehehe"

"ayok jalan jalan, ikut aku" menggenggam tangan Faza dan menariknya

Sekarang Faza dan Rafa berjalan keliling kompleks dan pergi ke taman kompleks dengan gandengan tangan, seperti pasangan yang serasi bahkan sangat serasi.
.
.
.
.
.
     
                                            Bersambung...
         


RaFaza : -Tuhan Titip Dia di surga -  [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang