05 - Jatuh

105 14 2
                                    

"THA BANGUUUN"
"UDAH SIANG LOH, UDAH JAM 6 LEWAT"

Merasa tidak ada yang menyahut Nino membuka pintu kamar Nathalia, dan ternyata tidak terkunci.

"Tha! Buru! Nanti kalo gue telat gimana? Gue di marahin dosen dan pasti bakal dapet ceramah, ditambah hukuman ngebersihin genteng! Haduuh buru Tha!" Nino mengomel sambil sesekali memukul kaki Nathalia.

"Oke! Kalo lo ga bangun gue TINGGAL!" ucap Nino meninggikan suaranya. Saat Nino hendak melangkahkan kakinya,

"Eh ka! Sabar napa" sahut Nathalia yang baru sadar dari tidur cantiknya.

"Emang jam berapa gitu?" Sambung Nathalia sambil mengucek matanya.

"6 lewat 15 menit" jawab Nino mengejutkan Nathalia.

"EH BUSET! Kenapa lo ga bangunin gue dari tadi?!" Nathalia langsung bangkit dan berlari menuju kamar mandi.

Sedangkan Nino hanya menggeleng melihat manusia paling bawel yang tak lain adiknya sendiri. Suaranya itu seperti toa masjid, bahkan lebih cempreng jika sudah teriak.

---

Nathalia menuruni tangga dengan terburu-buru, bahkan ia hampir saja terpeleset.

"Eh Tha! Pelan-pelan makanya" seru Riska.

"Iya bun. Tatha langsung berangkat ya bun, udah mau bel soalnya. Assalamualaikum" ucap Nathalia sambil mencium tangan Riska.

Sedangkan Nino sudah berada di dalam mobil. Setelah Nathalia duduk di samping Nino, Nino langsung menjalankan mobilnya.

"Cepetan dong ka, bentar lagi gerbang ditutup nih" protes Nathalia.

"Salah lo sendiri" gumam Nino.

Mobil Nino telah sampai didepan gerbang sekolah "Dah sam-"

"Duh"

Nino mengernyit bingung melihat tingkah adiknya. Dia langsung membuka pintu denagn terburu-buru sampai kepalanya terbentur pintu mobil.

"Makanya hati-hati" Nino hanya menggeleng dan melajukan mobilnya

Sedangkan Nathalia tak menghiraukannya dan langsung berlari.

Tiin..tiiinn

Nathalia terlonjak saat mendengar kelakson. Saat ia berbalik, dan

"Aw-"

Pandangan Nathalia mengabur dan kepalanya terasa sangat nyeri.

Bruk

Nathalia terjatuh dan tak sadarkan diri.

Laki-laki yang mengendarai motornya tadi langsung turun dan menghampiri Nathalia. Laki-laki itu terkejut saat melihat siapa yang tak sengaja ia tabrak tadi.

Tak pikir panjang, ia langsung membawa Nathalia menuju UKS.

Ia merebahkan tubuh Nathalia perlahan dan menaruh tas Nathalia yang ia bawa. Ia mencari petugas PMR agar mengobati Nathalia, tapi tak ada satupun petugas. Karna memang sekarang jam pelajaran sudah di mulai, dan penjaga yang biasa berada di UKS sedang tidak ada.

Akhirnya, ia mencari kotak P3K. Saat sudah menemukannya ia langsung mengambil obat merah, untuk mengobati luka di lutut Nathalia. Setelah selesai, ia duduk di samping Nathalia sambil menatapnya lekat "sorry".

"Bangun Nath" sangat terlihat jelas bahwa ia merasa cemas melihat keaadaan Nathalia yang tak kunjung sadar.

Nathalia membuka matanya sedikit demi sedikit.

"Aw-" Nathalia memegangi kepalanya yang terasa sangat nyeri.

Nathalia terkejut melihat seseorang sedang tertidur di sampingnya. Dan Nathalia sangat mengenali siapa laki-laki itu.

"Fa-farel?"

"Lo udah siuman Nath?" Tanya Farel sadar dari tidurnya.

Farel mengernyit bingung melihat Nathalia sedang memegangi kepalanya dan sesekali meringis kesakitan. Ia mencari obat pereda sakit kepala dan memberikannya ke Nathalia. Dan membantu Nathalia duduk.

"Makasih ya" ucap Nathalia dengan suara seraknya.

"Gue minta maaf, tadi gue bener-bener gak sengaja" ucap Farel.

"Hm..iya" Nathalia kembali berbaring

"Masih sakit?" Tanya Farel khawatir, karna sedari tadi ia melihat Nathalia mengelus kepalanya dan sesekali meringis karena luka di lututnya.

"Eh, engga ko, udah mendingan" Nathalia melirik jam dinding di hadapannya. "Lo ga masuk? Ini udah jam pelajaran loh"

"Engga deh, ntar aja gue mau nemenin lo dulu sampe ada petugas" jawab Farel sambil menatap Nathalia.

Nathalia jadi merasa aneh dengan dirinya saat seperti ini. Farel tak henti henti menatapnya, dan membuatnya merasa sedikit gugup -mungkin.

Krek

Terdengar decitan pintu UKS  dan menampilkan seorang cewe dengan senyumnya, yang diduga adik kelasnya dan juga petugas PMR yang akan mengobati Nathalia.

"Permisi kak" ucap cewe itu tak menghilangkan senyumnya.

Nathalia membalasnya dengan senyuman, sedangkan Farel hanya menatapnya dengan wajah datar sambil mengangkat satu alisnya.

"Gue Billa, petugas PMR. Maaf banget ya kak tadi gue telat"

"Iya gapapa" sahut Nathalia.

"Gimana keadaan kakak? Masih sakit kepalanya? Belum minum obatkan?" Tanya Billa sambil mendekati Nathalia.

"Udah mendingan, Udah ko tadi" jawab Nathalia.

"Oh ya udah kakak istirahat aja ya, nanti gue temenin" ucap Billa sambil tersenyum. Yang dijawab Nathalia dengan anggukan.

"Rel, gue minta tolong boleh?" Tanya Nathalia mengalihkan pandangannya ke arah Farel yang sedari tadi hanya diam.

"Apa?"

"Gue minta tolong, ijinin gue ke kelas gue"

Farel mengangguk mengiyakan "oke" lalu beranjak dari tempat duduknya. "Gue duluan ya, gws" ucapnya sambil tersenyum manis ke arah Nathalia, dan keluar dari UKS.

Deg

Entah kenapa Nathalia mersa detak jantungnya berdegup dua kali lebih cepat.

---

Teeeet..

Suara bel istirahat berbunyi saat Farel sedang berjalan di koridor menuju kelas Nathalia.

Saat sudah di depan pintu kelas XII IPA 2 langkahnya terhenti dan matanya menyapu seluruh ruang kelas mencari seseorang.

Dia tersentak saat ada yang memegang bahunya. Ia membalikan badannya untuk melihat siapa yang memegang bahunya.

"Farel?" Ucap cewe yang sekarang ada di hadapannya. "Lo ngapain disini?"

"Rena, gue kira siapa" gumamnya pelan.

Rena kembali ke kelasnya karna uangnya tertinggal di tas padahal dia sudah sampai dikantin jadi harus kembali ke kelasnya.

"Gue cuma mau ngasih tau, Natha sekarang ada di UKS jadi tolong lo ijinin dia ke guru" jelas Farel.

"Hah?! Serius? Thata kenapa?" Rena mulai khawatir.

Baru Farel ingin menjawab, tapi rena sudah pergi.

---

Thanks for reading
Jangan lupa vote & comment nya:)

#salam Salsabfz

AGAIN?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang