10 - Senyum itu

94 17 0
                                    

Budayakan vote sebelum membaca :)
.
.
.
.

Teeet..

Bel istirahat berbunyi. Nathalia, Rena, Cacha dan Sulis keluar kelas bersama.

"Tadituh ngocak banget gila" Cacha menahan tawa ketika ia mengingat kejadian di kelas tadi.

"Iya, yang paling kocak tuh pas si Joko nyanyi. Suara nya itu loh.. beeh merdu banget" Sahut Rena. "Merusak Dunia" sambung Rena yang disusul tawa dari Cacha, Sulis dan Nathalia.

"Iyatuh bener banget. Lagian sih si Joko pake mainan pesawat kertas segala" Sahut Nathalia.

"Udah mah kena jidat lebarnya lagi..wakakak" Sambung Sulis ketika ia mengingat pesawat kertas milik Joko yang mendarat di dahi Pak Dodo, yang kata teman sekelas itu bagaikan lapangan stadion.

Mereka terlalu larut dalam candaannya.

Brukk

Brukk

"Awwh"

"Aduuh"

Candaan mereka terhenti.

Rena yang berada di pinggir saat jalan bersama tak senagaja menabrak tembok saat ingin berbelok. "Aduuhhh, ini siapa si yang naro tembok disini?!" Oceh Rena sambil mengusap dahinya yang sedikit memerah dan entah untuk siapa dia mengoceh.

Sedangkan Nathalia dan Sulis sibuk menahan tawanya.

"Iish.. siapa sih? Jalan tuh--" Cacha tak menyambung ucapannya saat ia mendongak dan tahu siapa yang menabraknya.

"Eh sorry, gue ga sengaja" ucap cowok yang menabrak Cacha.

Mendengar suara itu, Rena, Sulis, dan Nathalia menoleh dan melihat Cacha yang sedang terduduk-mengenaskan. Lalu tatapan mereka teralihkan ke arah orang yang menabrak Cacha.

"Lo gak papa?" Tanya cowok itu.

Sedangkan Cacha menatap cowok itu tak berkedip dengan mulut yang sedikit terbuka. "Yaa tuhan... ganteng banget.." gumamnya. Tatapan mata Cacha menurun, melihat uluran tangan yang diberikan cowok itu untuknya. "Ya Allah jantung gue.." batin Cacha.

"F..fa-rel?"

Farel mengernyit, sedikit bingung. Lalu ia hanya tersenyum kecil dan melambaikan tangannya didepan wajah Cacha.

Cacha menggeleng lalu menerima uluran tangan Farel. "Ma-makasih" .

"Iya, maaf ya sekali lagi"

"I-iya gak papa" Cacha sedikit gugup melihat ketampanan Farel.

Farel mengalihkan tatapannya, dan saat itu tatapannya bertubrukkan dengan mata Nathalia. Nathalia yang sadar Farel sedang menatapnya, ia bingung ingin menanggapinya bagaimana. Farel menunjukan senyumannya untuk Nathalia. Dan entah kenapa, Nathalia malah gugup, dan membalasnya dengan senyuman canggung.

Lalu setelah itu, Farel pergi ke arah kantin.

"Gilaaaa.. itu tadi Farel senyum? Ke gue? Mimpi apa gue semalem? Pokonya ini tangan ga boleh gue cuci! Bila perlu setahun! Biar wanginya tetep terjaga" ucap Cacha kegirangan sambil menciumi tangannya.

Sedangkan Nathalia, Sulis, dan Rena kompak memutar bola matanya. Lalu mereka saling bertatapan, memberi kode. Setelah itu mereka pergi diam-diam tanpa sepengetahuan Cacha yang masih sibuk mengoceh.

"Eh mau--" Cacha menengok kesebelah kirinya. "Kemana mereka?" Tanyanya entah pada siapa. Ia baru sadar. Pasti para sahabatnya itu telah meninggalkannya. "IIIH.. DASAR TEMEN GAK SETIA!"teriak Cacha.

AGAIN?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang