From MyHeart
Happy Brithday my Bie,
Nanti malam aku tunggu kamu di café biasa
Membaca pesan singkat dari sang kekasih membuat Mika melonjak senang, bagaimana tidak sudah sebulan ini, sikap sang tunangan berubah. Perubahan yang Mika sendiri nggak ngerti karena apa? Mika bukan senayang yang bisa membaca pikiran orang. Kegalauan sebulan yang Mika lalui terasa lenyap saat sang tunangan mengucapkan hari lahirnya. Mungkin ini cara baru tunanganya untuk mengungkapkan ulang tahunya yang kedua puluh tiga tahun setelah lima tahun berpacaran.
Mika berjalan kearah lemari, mencari baju yang pas untuk dikenakan nanti malam. Mika tidak ingin membuat kekasihnya malu karena mempunyai pacar yang biasa saja. Karena malam ini adalah hari special Mika jadi Mika akan berusaha tampil semaksimal mungkin untuk tunangannya.
Sudah satu jam Mika mengobrak – ambrik seluruh isi lemarinya hanya untuk mencari dress yang cocok untuk dikenakan nanti malam namun tak satu pun yang cocok untuk Mika kenakan. Hingga membuat baju yang berada didalam lemari bertebaran di atas bed kasur king size nya.
"Astaga Mika, nih kenapa baju lo berceceran begini," Teriak Iva yang tiba – tiba masuk kekamar Mika.
Mika menghembuskan nafas, "gue bingung Va, nanti malam My Hubby ngajakin dinner, tapi gue ngak tau mau pake dress apa, semua nya ngak ada yang cocok. Coba deh lo bantu gue cari dress yang cocok" pinta Mika dengan tatapan puppy eye nya.
"apa? Seriusan lo. bukannya lo bilang si Bara Bere itu udah berubah yah. Ko bisa sih di ajakin lo dinner?" Iva merasa heran, karena yang Iva tau Mika sama si Bara itu lagi dalam mood yang bisa dikatakan tidak baik.
"mungkin aja, my hubby mau kasih gue surprise makanya dalam sebulan ini Dia ngediamin gue, buktinya aja tadi dia ngucapin happy milad plus ngajakin gue dinner" Balas Mika dengan riangnya, senyum manis dari bibirnya terpacar cerah.
Mika menghayal apa yang akan terjadi nanti malam, makan romantis di temani bintang bintang yang bertebaran di penuhi lilin dan bunga bunga yang menambah kesan romantis.
Iva menatap Mika yang sedang senyum senyum sendiri membuat Iva bergedik ngeri, jangan – jangan sahabatnya ini kesambet "Dorrr" dengan isengnya Iva mengagetkan Mika membuat Mika teriak kecang namun sedetik kemudian tersenyum.
Iva hanya bisa menggeleng – gelengkan kepala melihat tingkah sahabatnya. Cinta bisa membuat orang giila, buktinya yah Mika, yang dari setadi hanya senyum – senyum nggak jelas.
----
Mika berhenti melangkah saat kakinya sudah dekat dengan pintu masuk café. Mika menarik nafas panjang lalu menempelkan tangan tepat di atas dada, kalau sudah seperti ini Mika jadi tambah gugup.
Sekali lagi Mika menarik nafas panjang. Kaki jenjangnya melangkah pasti dan menyakinkan kalau semua akan baik – baik saja.
Mika membuka pintu café dan menanyakan tempat yang sudah di reservasi atas nama tunangannya kepada salah satu pelayan.
Di meja no lima Mika duduk dengan anggunnya sambil menunggu tunangannya datang Mika focus melihat dan mendengarkan suara merdu salah satu penyanyi café, hingga Mika tak menyadari kalau tunangan sudah tiba.
"Maaf, sudah membuatmu menunggu" Sapa Barra saat tiba didepan Mika,
Mika menoleh kearah Barra, lalu tersenyum, "ga pa pa, aku juga baru sampai"
Barra duduk didepan Mika, sambil memandang tunangannya. Lalu Barra menggenggam lembut tangan Mika yang berada di atas meja. Tatatapan Barra tak pernah lepas dari mata Mika.
"Happy Brithday Bie" Barra mencium lembut tangan Mika, membuat Mika tersipu merona akan perlakuan manis Barra. "Makasih"
Mereka hanyut dalam alunan music romantis yang di bawakan si penyanyi café. Satu lagu selesai di bawakan si penyanyi membuat Barra menatap kembali ke manik mata Mika.
"kamu tahu kan kalo aku sayaaaaang banget sama kamu" Ucap Bara yang masih tetap menatap intens tunangannya. Mika menganggukkan kepala.
Melihat Barra yang tak juga melanjutkan ucapannya membuat Mika bertanya, "apa" Tanya Mika, yang merasa ada yang aneh dengan tatapan Barra. Barra tak pernah menatapnya seintens ini saat bersama.
"boleh aku minta satu hal sama kamu?" Pinta Barra, Mika mengangguk pelan.
Barra tersenyum, "jangan pernah benci aku, apapun yang terjadi dengan hubungan kita."
Mika mengeryit heran dengan permintaan Barra, "Permintaan kamu aneh, Ambigu, jujur aku nggak ngerti sama ucapan kamu"
"kamu nggak perlu ngerti, cukup kamu jangan benci aku" Mika diam dengan ucapan Barra.
Barra menghembuskan nafas kasar lalu melanjutkan ucapannya, "aku sayang banget sama, sampai – sampai hati ini sakit kalo sehari aja nggak dengar suara kamu"
"Gombal Parah kamu" Mika terkekeh dengan ucapan Barra, namun tak menutupi wajahnya yang sudah memerah karena merona.
"aku punya sesuatu untuk kamu. Tunggu yah" Mika mengangguk lalu tersenyum.
Barra melangkahkan kakinya di depan panggung, lalu membisikan salah satu pemain music. Barra memegang gitar lalu berdiri di hadapan para pengunjung yang tengah asyik menyantap makanan di meja mereka.
"Lagu ini buat kamu, Happy Brithday" Barra memetik gitar sambil bernyanyi lagu 'DIA' milik Anji
Suara merdu Barra menghipnotis semua pengunjung café. Bahkan tatapan matanya masih tak lepas dari tatapan manik mata Mika. Selesai menyanyikan satu lahu, Barra tak langsung turun namun melanjutkan aksinya, kali ini Barra mengungkapkan apa yang ada di hatinya.
" Mika Wulandari, kamu tahu? Aku cinta kamu, sangat..."
Mika tersenyum mendengar pernyataan Barra.
"Waktu yang kita jalani tak sebentar, dan tak terasa sudah lima tahun kita bersama. Kamu ingat? Dulu kita perna berjanji. Kita akan tetap bersama walau apapun alasannya."
Mika menganguk kan kepalanya, masih dengan senyum manis menatap balik tunanganya.
"Kamu tahu? kamu adalah wanita tercantik setelah mama. Kamu wanita baik, pengertian dan selalu ada untuk aku. Bahkan disaat kondisi terburuk pun kamu tetap ada untuk aku. Tapi maaf " Barra berhenti sejenak, memejam kan mata sebentar lalu kembali menatap Mika
"kita nggak bisa sama sama lagi." Lanjutnya.
Deg
Mika kaget dengan ucapan terakhir Barra. Mika berdiri lalu menghampiri Barra yang masih berdiri di tempatnya. Mika menatap Barra meminta penjelasan maksud dari ucapanya.
"Barr, ini nggak lucu yah. please jangan becanda" Ucap Mika bergetar bahkan air matanya sudah berada di pelupuk matanya.
Barra menghembuskan nafas lalu menggeleng, "sayangnya ini serius bukan bercanda." Air mata Mika turun dengan sendirinya tanpa bisa di tahan.
Melihat Barra yang tak mau memberikan penjelasnya dan tatapan seriusnya membuat Mika yakin ini bukan candaan membuat Mika berteriak marah.
"Sumpah, cara lo norak tau nggak?" teriak Mika. Bahkan semua pengunjung memusatkan matanya kearah mereka.
"Kalo emang lo mau putus, Bilang sama gue. Nggak perlu lo bilang cinta, lo bilang berharga. Kalo pada akhirnya lo sakitin gue. Lo pembohong gue benci sama lo" Mika menghapus air matanya lalu melepas cincin yang melingkar di jari manisnya.
"ini cincin lo. lo mau kita putus kan, ambil ini " Mika menyodorkan cincin ke tangan Barra.
"Mulai saat ini kita selesai" Mika berlari meninggalkan Barra yang masih membeku di tempatnya.
YOU ARE READING
BARRAKA
Teen FictionSetiap manusia punya takdirnya masing - masing, punya jalannya sendiri. entah bagaimana ending nya nanti, itu menjadi rahasia Allah. Kegalauan hati seorang Barra yang harus memilih antara cinta nya atau takdirnya