CHAPTER 2

65 40 82
                                    

Terimakasih yah untuk yg udah baca ceritaku.

Selamat Membaca.

London, Inggris.

Jepretan kamera, orang-orang bersorak ria, suara bising kendaran, sangat mendominasi suasana di arena balap sekarang. Karena, sang raja balap kembali memenangkan kejuaran tingkat tinggi dalam dunia balap Formula 1 (F1).

"Romeo Abraham, bagaimana perasaan anda setelah memenangkan pertandingan di seri terakhir musim ini?"tanya salah satu wartawan pada sosok tersebut.

"Cukup puas, atas pencapaian saya."

"Apakah anda akan mengikuti di seri musim berikut."tanya wartawan yang lain.

"Kita lihat saja nanti." ucap Romeo tersenyum sembari meninggalkan tempat wawancara tersebut.

Siapa yang tidak tahu seorang Romeo Abraham. Seorang pembalap berbakat yang santar di beritakan dibeberapa media cetak, media social dan channel televisi ternama mengenai kesuksesannya. Kehebatannya tidak perlu diragukan lagi.

Suara tepuk tangan memenuhi ruangan bertuliskan "ROMEO TEAM".

"Selamat atas keberhasil kau honey, aku bangga sekali padamu." ucap wanita cantik berbaju ketat nan seksi yang memperlihatkan lekuk tubuhnya yang indah bak gitar Spanyol, sembari mencium pipi kanan Romeo.

"Iya." jawab Romeo dengan malas.

"Selamat sekali bro, tadi itu keren." sahut seorang pria berbadan tegap, sembari bersalam ala teman lelaki.

"Seorang Romeo tidak bisa dikalahkan dengan mudah, Liam." ucapnya dengan bangga.

"Iyayaya...teruslah membanggakan dirimu itu, bagaimana kalau kita merayakan kemenangmu ini ditempat biasa"

Romeo tidak langsung memjawab ajak kawannya itu, dia merasa harus beristirahat. Tapi, dia juga butuh hiburan untuk menghilangkan rasa jenuh, yang sudah cukup menumpuk dipundaknya. Beberapa bulan ini dia hanya fokus latihan, latihan dan latihan.

"Ayolah honey." rayu wanita tadi yang bernama Mona.

Akhirnya Romeo menganggukkan kepala bertanda, dia menyetujui ajakkan kawannya tadi."Kalian dulu saja, nanti aku menyusul."

***

Layar-layar iklan terpampang jelas didinding bangunan sekitarnya, air mancur dan patung yang dikenal sebagai Eros. Menghiasi daerah persimpangan sekaligus ruang publik yang terkenal sebagai Piccadilly Circus. Bioskop, bar, klub dan restoran-restoran juga memenuhi daerah tersebut. Bar dan klub adalah salah satu tempat yang paling diminati oleh turis atau anak-anak muda yang ingin menghabiskan malam mereka.

Suara detuman musik, orang-orang berjoget ria yang sedang menghilang rasa penatnya terlihat memenuhi gedung bar elit tersebut. Disalah-satu ruang yang bertuliskan VVIP Room terdengar riuhan suara, karena diruang itu terdapat bintang balap yang sedang merayakan kemenangannya untuk yang kesekiaan kalinya.

Bersama Liam Leonard, Andrea Hilly, Mike Tomhils, juga dengan pasangan mereka masing-masing dan si cantik Mona Louis sang model papan atas yang sedang naik daun.

"Kau sangat tampan hari ini honey." puji Mona sembari memeluk lengan kokoh Romeo.

Romeo hanya diam mendengar omongan Mona. Mungkin, karena sudah terbiasa mendengarkan kata-kata pujian untuknya atau jijik melihat kelakuan Mona yang sok manis itu.

"Bersulang untuk seorang Romeo Abraham." ucap Mike sembari mengangkat gelas minumannya.

"Tadi kau keren sekali Romeo, terlihat sangat gagah." ucap salah satu wanita yang duduk bersama Andrea.

Kelena (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang