CHAPTER 3.1

49 31 25
                                    

Selamat membaca.

Jakarta, Indonesia.

Masih sekitar 10 menit lagi bel masuk kelas berbunyi. Hampir saja Kelana telat, untung kehebatan Pak Toto dalam menyetir mobil tidak perlu diragukan lagi, bagaikan pembalap profesional. Rasa lega menghampir dirinya, melihat gerbang sekolah masih terbuka lebar. Kalau sedikit saja Kelana terlambat, tamat sudah riwayatnya. Di sekolah ini memiliki peraturan cukup ketat. Apalagi menyangkut tentang keterlambatan, siswa harus pasrah terkena hukuman.

"Pagi." sapa Kelana pada teman-temanya.

"Kirain bakal telat, gimana nasib tuh soal?" sindir Rani.

Kelena tersenyum sembari menunjukkan buku tugasnya "Selesai semua." jawabnya dengan bangga.

Memang mereka mengakui, kalau Kelana yang paling jago soal menyakut menghitung angka-angka, otaknya langsung encer. Tapi, mereka merasa aneh. Kelana yang seceroboh itu, bisa pintar yah?

"Oh iya, hampir lupa. Tugasnya harus dikumpulin sebelum bel masuk." ucap Kelana heboh langsung berlari meninggalkan mereka.

Mereka langsung memasang wajah jengkel. "Tuhkan, Kel. Udah lupa aja." pekik Lena.

Tinggal tiga menit sebelum bel masuk kelas. Berarti waktu Kelana tinggal tiga menit, untuk mengumulkan tugas tepat waktu di ruangan Pak Burhan. Bisa gawat, kalau Pak Burhan duluan yang sampai ruangannya, sebelum Kelena mengumulkan tugas itu. Habis sudah!

"Ingat Kelana, kumpulkan tugas dari saya sebelum bel masuk kelas dan sebelum saya tiba di ruangan ini. Jika terlambat! maka saya anggap kamu tidak mengerjakan tugasnya, dan tidak akan mendapatkan nilai akhir semester ini." ucap Pak Burhan sembari menatap tajam Kelena.

Kelana langsung teringat perkataan gurunya itu sebelum memberikan tugas kemarin siang. Bagi semua siswa di SMA Provit, perkataan Pak Burhan adalah perintah dan peraturan, yang tidak bisa dibantah dan dilanggar. Perkataannya adalah mutlak!

"Aduh... gawat." ucap Kelana sembari melihat jam tangan yang dia pakai, sudah menunjukkan pukul 06.42.

Bugh!

Tak sengaja Kelana menabrak orang itu hingga terjatuh dan mengakibatkan barang orang itu terjatuh semua. "Eh... sorry banget yah." ujar Kelana meminta maaf kepada orang yang tadi dia tabrak.

"Kelana!" geram orang itu dengan nada kesal.

"Satria!" ucap Kelana melihat orang yang ditabraknya itu ternyata Satria. "Gue duluan yah, buru-buru nih. Sorry banget gantengku." lanjutanya sembari meninggalkan Satria.

Satria hanya menggeleng-gelengkan kepala, melihat tingkah laku temannya itu. Selalu bertingkah

Tinggal satu belokkan lagi Kelana sampai di ruangan Pak Burhan. Nafasnya sudah ngos-ngosan, bagaikan olahraga lari di pagi hari. "Akhirnya sampe juga." Kelana mengusap keringat yang sudah mengujur di dahinya.

Ketika sudah sampai didepan ruangan Pak Burhan. Kelana mencoba mengetuk pintu itu, sebanyak dua kali. Tidak ada sahutan didalam. Kelana mencoba membuka pintunya dan tidak dikunci. Kelana melihat keadaan didalam. Dia menenggok kanan kiri, ternyata ruangnya masih kosong. "Untung...Pak Burhan belum dateng." sembari menghembuskan nafas lega.

Kelena melangkah kedalam, dan menaruh bukunya diatas meja yang bertuliskan 'Burhan Dirgantara,S.pd. Math Teatcher'.

Kring...Kring...

Suara bel terdengar, bertanda bel masuk kelas telah tiba. "Syukurlah, tepat waktu." Kelena menghempuskan nafas lega dan meninggalkan ruangan itu.

***

"Pak Dimas nggak masuk? biasanya on time." tanya Kelana kepada ketiga temannya itu, yang sedang asik mengobrol.

Pak Dimas tidak mungkin telat masuk kelas, jika tidak ada alasannya. Sifat Pak Dimas yang displin, membuat dia tidak pernah terlambat masuk kedalam kelas.

"Izin, istri mau ngelahirin." jawab Alia tanpa menoleh kearah Kelena.

Tepat sekali! Pak Dimas tidak mungkin telat jika tidak ada alasannya.

"Kalian libur semester ini mau pada kemana?" tanya Kelana menatap kearah teman-temannya yang sedari tadi asik mengobrol bertiga.

Kelena menghempuskan nafas. Tidak ada yang menjawab pertanyaannya. Mereka bertiga malahan asik ngegosip para lelaki tampan bagaikan CEO di novel-novel. Kalau sudah ngomongin cowok-cowok tampan impian mereka itu. Pasti Kelana langsung dicuekin. Jika sudah begitu cuman satu caranya. Kelana mengambil ponselnya di dalam tas, dan menelepon seseorang.

"Hallo Kak Arjuna. Nanti pulang sekolah, jemput Kelena yah." Kelena berpura-pura menelepon Kakakanya itu.

Ketika mendengar nama Kakaknya Kelana disebut. Mereka langsung melihat kearah Kelana dengan wajah penasaran,

"Kel, Kak Arjuna mau ngejemput lo?" tanya Alia dengan penasaran.

Bingo! mereka langsung merespon Kelana, ketika dia menyebutkan nama Kakanya itu.

"Tapi Bohong." Kelana meledek mereka,dan menaruh ponselnya di meja.

"Sialan lo! kirain beneran." seru Rani.

Yap benar sekali! Mereka termasuk fans berat Kakaknya itu. Kalau mereka main ke rumah Kelana, pasti yang ditanyain duluan Kak Arjuna. Kelana calon suami gue kemana? Kel, Kak Arjuna yang tampan masih jomblo? Kel, Kak Arjuna suka cewe kaya gimana sih? Kelena, kalau gue jadi calon kakak ipar lo, gimana? dia sampai bosan mendengar sederetan pertanyaan gila mereka. Memang sih, Kakak pertamanya itu termasuk the most wanted banget. So, banyak banget deh fansgirl –nya.

"Abis gue nanya gak dijawab. Kalian ngomongin siapa sih? serius amat, sampe gue dicuekin gitu"

"Sorry deh, Kel." ujar Lena. "Abis lagi ada berita Hot banget nih, jadi keasikkan deh." lanjut Lena sembari menujukkan wajah antusiasnya.

"Pasti berita cowo yang kemarin, kalian ngomongin kan?" tanya Kelena jengkel. "Siapa sih tuh namanya? gue lupa." Kelena mencoba berfikir nama cowo yang kemarin mereka bertiga ceritakan kepadanya.

"Romeo, Kel!" ujar Rani.

"Oh iya itu. Emang ada berita apa sih? kayanya kalian heboh banget deh." Kelena terlihat kesal.

"Ini loh." Lena mengarahkan ponselnya kearah Kelana. "Romeoku digosipin pacaran sama Mona Louis." Lena menujukkan wajah kesalnya.

Kelena menatap ponsel Lena. Dia melihat tiga buah foto yang menampilkan seorang lalaki dan seorang perempuan sedang berjalan berdua di tengah kota. "Dia yang pacaran, kenapa kalian yang ribut?" tanya Kelena santai.

Mereka bertiga menghempuska nafas kesal. Gini nih, kalau ngomongin cowok-cowok tampan idaman para wanita, sama Kelena. Nggak nyambung! pasti dia santai-santai saja.

***

TBC

Jangan Lupa Vote and Comment yah :)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 21, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kelena (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang