Three

15 9 0
                                    

"Mama.... Aku pulang!" Kataku lantang.

"Maa...." Panggilku lagi karena masih belum ada sahutan.

"E eh.. iya sayang. Sayang kesini dulu deh mama mau ngomong sesuatu, mama di taman." kata mama agak teriak.

"Baiklah"

"Sini-sini..."sambil menepuk-nepuk bangku yang masih kosong. Memang rumahku memiliki taman yang luas dan ada bangku-bangku yang diletakkan di sana.

"Ada apa sih ma?" Tanyaku sambil duduk, sebelumnya aku mencium tangan mama.

"Kamu lusa bisa temenin mama nggak ke pesta pernikahan temen mama? Nanti papa juga ikut, rencanya sih papa besok sudah pulang dari singapur"

"Jadi papa besok pulang? Yey...." Kataku bersorak senang. Memang papa jarang bisa berkumpul dengan kami karena harus mengurusi bisnisnya ke sana ke mari. Sebenernya papa juga punya seorang asisten, tapi kata papa dia lebih mantap dan percaya diri jika dia yang menanganinya sendiri.

"Eeehh.. Jangan mengalihkan pembicaraan! So... Kamu besok lusa mau kan ikut mama pesta pernikan temen mama?" Tanya mama semangat.

"Hemh... Emang aku bisa nolak ma?" Tanyaku jengah. Mamaku ini tipe mama yang nggak bisa dibantah. Jadi ya mau nggak mau harus ikut. Sebenernya males sih, karena nanti di sana pasti cuma kumpulan ibuk-ibuk dan bapak-bapak aja.😒

"Ya nggak bisa lah sayang, hehehe...😁" jawab mamaku senang smabil cengengesan. Udah biasa sih mama cengengesan kayak gitu, soalnya mama itu terlihat cantik dan masih muda, dan bayangin saat aku dan mama lagi jalan-jalan di mall banyak pengunjung ataupun penjual, menganggap aku dan mama itu kakak beradik. Aku jadi mikir orang-orang berpikir seperti itu karena mamaku yang terlihat masih sangat muda atau aku yang terlihat sudah dewasa ya? #kembali ketopik.

Aku cuma bisa masang muka males.😒😒
Tapi aku agak merasa aneh sih sama mama, dari tadi senyum-senyum mulu, jadi curiga. Eh... Kenapa jadi perasaanku nggak enak gini ya?

***

"Sayang kamu udah selesai belum dandannya? Lama banget dah..." Teriak mamaku dari bawah. Karena kamarku ada di lantai dua.

"Iya ma udah kok, nih otw" jawabku juga teriak.

(Rendra pov)

Huft.....
Mama ini nggak ngerti apa kalo aku lagi males pergi kondangan, masih aja di ajak. Kan sebel, pqsti nanti di sana ditanyain mulu "kapan nih nyusul?""mana calonnya kok nggak diajak?""kapan nikah?"
Huuuuuuhhhh........ Kesel bin sebel deh.

"Ren... Ayo cepetan turun! Nanti kita telat loh"teriak mamaku dari ruang tamu.

(Biarin aja telat, kan nanti jadinya nggak jadi kondangan.hihihi)😄😄 kataku dalam hati.

"Iya ma. Aku turun sekarang"balasku.

Aku dan mamakupun berangkat menuju kondangan temen mamaku ini. Aku memakai pakaian formal, kemeja putih, jas biru tua, dan celana panjang berwarna biru tua juga, ada dasi juga yang melingakar di leherku.

***

Sesampainya di tempat acara, yaitu di sebuah gedung pernikahan yang cukup mewah dan megah. Mamaku menggandeng tangan sebelah kiriku layaknya pasangan, tapi tentu saja semua orang yang melihat pasti tahu kalau dia adalah mamaku, bukan kekasihku.

Aku memandangi sekeliling, mencari teman ngobrol yang sebaya jika ada. Dan tak sengaja aku melihat dia, dia yang telah memenuhi pikiranku sejak pertama bertemu. Dia cantik, sangat cantik dan menawan. Dia mengenakan sebuah dress selutut tanpa lengan dengan warna biru muda yang lembut, ada sebuah pita kecil di bagian pinggangnya. Rambutnya di curly pada bagian depan dan bawah pada bagian belakang, sebagian dia biarkan menutupi bahunya. Dan make up nya, tampak natural. "Dia sangat cantik dan juga anggun" pikiranku berkata.

Aku menghirup udara dalam lalu menghembuskannya perlahan saat aku mulai merasakan jantungku mulai berdetak tak normal.

Aku terus memandangnya dalam diam. Tiba-tiba dia juga memandangku, dan tampak kaget mungkin, aku melihat dari ekspresi wajahnya. Aku cepat-cepat mengalihkan pandanganku ke arah lain, dia juga sama, dia tampak menyibukkan diri.

Semua Karena CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang