Mita menghampiri Shasa yang dari tadi bengong, senyum-senyum sendiri, terus geleng-geleng. "Aneh" satu kata yang pas biat menggambarkan apa yang dilihat mita dari sahabatnya itu. Ia jadi punya ide jahil di otaknya. Mita tersenyum jahil.
"DORR" teriak Mita menepuk pundak Shasa.
Shasa terlonjak kaget, lalu menatap tajam sahabatnya.
"Apaan sih Mit? Ngagetin aja deh" sewot Shasa.
"Apaan dah lo, dari tadi bengong mulu, masih pagi juga" kata Mita terkekeh.
"Nggak kok nggak ada apa-apa" jawab Shasa sambil menggelengkan kepalanya.
"Jujur aja deh mendingan, lo tuh nggak bakat nyembunyiin kebenaran"
"Nggak kok, beneran deh gue nggak papa" kata Shasa masih berbohong.
"Ya udah deh nggak papa" akhirnya Mita mengalah juga. Shasa menghela napas leganya.
"Eh pak. Rendra datang tuh" kata Mita senang.
Shasa menelan salivanya dengan susah payah, ia jadi teringat kejadian waktu pesta itu, dimana Shasa dan Rendra ditinggal berdua oleh mama mereka.
*flashback on*
"Ekhem" Rendra berdehem untuk mencairkan suasana diantara mereka, yang nyatanya malah bikin suasana makin kaku.
"Pak" "Sha" panggil mereka berdua bersamaan.
Keduanya langsung terdiam, lalu salting.
"Kamu dulu" kata Rendra.
"Aduh aneh banget deh denger pak. Rendra manggil dengan kamu, tapi ya iyalah pasti pake bahasa formal, kan gue muridnya. Aduh Sha, jangan mikir aneh-aneh deh!" Shasa segera menampik semua pemikiran gilanya tentang orang dihadapannya itu.
"Ehmm... Bapak kesini naik apa?" Shasa segera menutup mulutnya, ketika menyadari pertanyaan konyolnya.
"Eh?" Rendra tertawa kecil mendengar pertanyaan konyol yang terlontar dari mulut Shasa.
"Hem, pak. Rendra ketawa? Pasti ngetawain gue deh, tapi manis juga" batin Shasa.
"Ehm saya naik mobil. Oh ya, by the way jangan panggil bapak dong kalo lagi di luar lingkungan sekolah, saya jadi ngrasa tua nih" Rendra tersenyum.
"Oh..iya..pak. Eh! Maaf emm... Saya harus panggil apa?" Kata Shasa gugup.
"Ehm... Kakak mungkin?" Tanya Rendra menaikkan satu alisnya seperti meminta persetujuan dari Shasa.
"Oh... Boleh" jawab Shasa menganggukkan kepalanya.
"Sekarang coba!"
"Ka...kak kakak" kata Shasa sedikit canggung.
Rendra tersenyum menanggapi Shasa yang begitu penurut.
*flashback off*
"Kakak" gumam Shasa sambil senyum-senyum.
"Sha! Diabsen pak. Rendra tuh" kata Mita menyenggol lengan Shasa.
"Eh ada apa?" Tanya Shasa pada Mita.
"Gimana sih! Tuh diabsen pak. Rendra" jawab Mita sambil nunjuk Rendra dengan dagunya.
Shasa melihat kearah Rendra yang sudah duduk di kursi guru.
"Shasa Lailatul Khumaira" panggil Rendra mengulang nama murid yang diabsennya, dan melihat kearah Shasa yang juga melihatnya.
Rendra menaikkan kedua alisnya lalu menurunkannya, seolah menyuruh Shasa untuk menjawab "hadir pak"
"Hadir pak!" Kata Shasa sambil meng-high five kan tangannya.
Lalu Rendra melanjutkan kegiatan mengabsennya.
"Lo kenapa sih Sha?" Tanya Mita yang penasaran.
"Nggak kok, tadi gue cuma nggak sadar aja kalo lagi bengong" jawab Shasa meringis.
Pelajaranpun dimulai dan diakhiri seperti biasanya, sekarang sudah saatnya jam istirahat.
"Yuk kantin!" Ajak Mita pada Shasa.
"Lo duluan aja deh, gue mau ke perpus dulu, mau cari referensi buat makalah" kata Shasa sambil membereskan buku dan alat tulisnya.
"Ya udah gue duluan ya?" Pamit Mita. Shasa hanya mengangguk.
Shasa pergi ke perpustakaan sendirian, dia berjalan sedikit cepat agar cepat sampai, karena letak perpustakaan yang cukup jauh dari kelasnya, di samping kantor guru tepatnya.
Sampai di perpus, Shasa melepas sepatunya dan meletakkannya di rak sepatu yang sudah disediakan, lalu dia mengisi daftar hadir perpustakaan, dan mulai berjalan mencari buku yang dicarinya.
Saat ia sedang asik membaca samvil berjalan menuju kursi di perpus, tiba-tiba ia menabrak sesuatu yang keras dan tinggi, lalu ia melihat ke depan. Dia menabrak punggung seseorang, dia tidak memakai seragam sekolah seperti yang ia kenakan.
Orang itu membalikkan tubuhnya, dan tampak kaget. "Shasa" gumamnya.
"Eh, pak. Rendra, maaf pak nggak sengaja" kata Shasa meringis.
"Nggak papa kok, kamu kok di sini? Nggak ke kantin? Tanya Rendra bertubi-tubi"
"Iya pak, saya lagi cari referensi buat makalah, saya belum pengen ke kantin pak" Shasa menjawab semua pertanyaan Rendra.
"Bapak sendiri, kok ada di sini?" Tanya Shasa yang juga penasaran, karena perpus itu kan untuk siswa.
"Oh saya lagi bete, jadi ya mending baca buku aja ke perpus, lagian nggak ada larangan guru tidak boleh masuk perpus siswa kan?"
"Hehe Iya"jawab Shasa tertawa kecil.
"Ya sudah kamu lanjutin lagi aja kegiatan kamu cari referensi makalah, saya mau ke kantor dulu" pamit Rendra.
"Iya pak"
Shasa mengedarkan pandangannya ke penjuru perpus.
"Huh, untung lagi sepi" gumam Shasa lega.
# jangan lupa vote dan kommen ya! Di tunggu nih.
# jadilah pembaca yang baik dengan cara meninggalkan jejak vote di setiap part cerita
Makasih
KAMU SEDANG MEMBACA
Semua Karena Cinta
RandomHai! Baca ceritaku yang lain judulnya "Al-Qur'an Is My Life" bergenre spiritual. Menceritakan tentang perjalanan kisah cinta Arfan Alli Zaflan & Faiha Zahra Syakira yang sempat terpisah oleh jarak yang sangat jauh karena suatu alasan, serta keikhla...