4

3.9K 293 10
                                    

Bulan yang menggantung sudah berganti dengan munculnya sang matahari.

Wanita cantik itu, duduk di atas ranjang masih berkutat dengan laptop miliknya. Sudah dua hari sejak Reynan pergi karena urusan bisnis, detik itu juga Annala tidak bisa tidur dengan tenang.

Layar di depannya menampilkan beberapa foto yang di ambil secara diam-diam. Bibirnya mencebik tidak suka setiap kali dia menerima kiriman foto terbaru.

Sialan, selalu ada lintah yang mendekatinya.

Layar berubah menjadi tampilan lain, dan di tengahnya terdapat gambar gelombang suara.

Layar berubah menjadi tampilan lain, dan di tengahnya terdapat gambar gelombang suara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hai. Apa kita bisa pergi makan bersama ?"

Suara wanita itu terkesan polos. Tapi, tentu saja jawaban Reynan selalu 'tidak'.

"Tidak"

"Kenapa ?"

"Aku sibuk"

"Aku akan menunggu"

"Pergi"

"Aku tidak mau"

Jeda... hanya ada suara berisik orang-orang yang lewat, tapi setelahnya suara wanita sialan itu kembali terdengar.

"Kau sangan tampan, aku seperti melihat malaikat tidak bersayap"

Brak!.

Annala sudah tidak tahan lagi. Dia tertawa kejam "aku benar-benar akan menghancurkan, sialan itu"

Matanya terpejam rapat, dia menghela napas dalam. Ini bukan pertama kalinya Annala di buat kesal. Karena, pesona Reynan membuat Annala selalu bersiaga.

Dan tentu saja wanita yang satu ini sepertinya benar-benar harus di musnahkan.

Annala terikat pekerjaan di cabang lain, dia pergi bertepatan saat Reynan juga pergi. Itu adalah alasan yang masih menahannya saat ini untuk tidak menyusul pria-nya.

Dia masuk ke dapur, mengambil air dan menuntaskan rasa hausnya. Lebih tepatnya saat ini, Annala haus ingin mencekik wanita sialan itu.

Beberapa bodyguad yang berdiri tidak jauh darinya mendapatkan tatapan membunuh dari si cantik itu.

Annala kembali menghentak kesal masuk ke dalam kamar.

"Sial.." geramnya.

Tangan Annala kembali meraih laptop dan mendengarkan lagi suara-suara yang ada di sana. Sampai sebuah ucapan, membuat telinga Annala berdengung dan semakin lebar.

"Aku sangat lapar"

"..."

"Temani aku makan. Aku akan membantu semua pekerjaan mu setelahnya"

"..."

"Ku mohon"

Suara wanita itu terdengar lemah dan Annala menyeringai benci.

My AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang