Faint

4.7K 366 165
                                    

Setelah perjalanan kurang lebih selama 15 menit, mereka sampai di tempat tujuan.
"Tadaima" Kata Minato
"Okaeri" sebuah suara menyahut dari dalam. Tak berapa lama kemudian, tampak seorang wanita berambut merah panjang menyambut mereka sambil tersenyum. Minato menghampiri wanita tetsebut dan memeluknya.
"Kushina, apakah persiapan untuk makan siang sudah selesai?"
Wanita yang dipanggil Kushina itu menjawab, "Hai, semuanya sudah siap. Semua masakan sudah tertata di atas meja begitu pula alat makan untuk 4 orang."
"Ehm Kushina, sebenarnya kita tidak hanya makan berempat,"
"Are, apa maksudmu Anata? "
Minato kemudian menggeser tubuhnya dari hadapan Kushina. Kushina dapat melihat ternyata kekasihnya tidak hanya datang bersama dengan Sandaime dan Gama Sennin. Tetapi juga dengan seorang 'gadis' yang sangat cantik.

______

Haruka berusaha menenangkan hatinya yang berdebar-debar melihat sosok seorang wanita yang pernah menjadi orang paling berharga di hidupnya. Ia ingat bagaimana ia bertemu pertama kalinya dengan wanita ini di alam bawah sadarnya. Wanita yang berbicara sambil menatapnya penuh dengan cinta dan kasih sayang, sesorang yang 'pernah' menjadi ibunya.

Mungkin akibat kelelahan setelah menempuh perjalanan jauh ditambah stress karena melihat wajah wajah orang terkasihnya yang telah meninggal setelah kembali ke Konoha, membuat tubuhnya tiba-tiba melemas. Sekilas ia dapat merasakan ayahnya yang memegangnya erat sambil mengatakan sesuatu yang tidak bisa ia dengar, serta Tomoe yang menatapnya khawatir dari pundak ayahnya (Tomoe berpindah saat tiba-tiba saja Haruka melemas). Ia merasa paru-parunya memberontak hingga ia tak bisa menarik napas. Tubuhnya terasa seakan melayang, dan telinganya berdengung. Kemudian semuanya menjadi gelap.
"Are.... "
_______

Minato melihat raut kebingungan di wajah Kushina kemudian menjelaskan siapa sebenarnya pemuda tersebut. Saat itulah Kushina baru menyadari kekeliruannya dalam mengidentifikasi gender pemuda cantik itu. Kushina bersama Minato kemudian mendekati Jiraiya dan Haruka. Namun mereka menjadi khawatir saat melihat nafas pemuda itu yang terengah-engah, serta wajahnya yang memucat dan dipenuhi peluh. Tubuhnya oleng seolah hilang kendali.
Ia melihat rubah kecil yang semula ada didekapannya, berpindah ke pundak Jiraiya.

Jiraiya yang merasakan hal aneh dengan kondisi putranya menjadi semakin khawatir.
"Haruka.... Haruka.... Haruka kau dengar?" Namun tak ada respon dari putranya itu. Seolah ia tak mendengar apapun. Sandaime-sama juga mendekat untuk melihat keadaan Haruka.

"Are.... " Suara Haruka samar terdengar, sebelum ia pingsan.
______

Konoha Hospital

Saat ini Minato sedang mengamati sang sensei yang duduk di kursi sebelah tempat tidur putranya. Sehari setelah Haruka pingsan, Jiraiya memutuskan untuk membawanya ke rumah sakit. Sebab Ia belum juga sadar. Rubah kecil berekor sembilan peliharaan Haru juga setia menemani tuannya tanpa tanpa lelah. Bahkan ia tidak makan ataupun minum sejak Haru pingsan. Hal ini membuatnya semakin yakin bahwa rubah itu bukanlah rubah biasa.

Menurut iryo-nin, Haruka pingsan akibat stres yang berlebihan dan kelelahan setelah menempuh perjalanan jauh. Menurut Jiraiya selama perjalanan Haruka memang mengalami insomnia dan kurang nafsu makan. Dia juga sering mengeluh kesemutan serta pusing. Namun setiap kali ia bertanya Haruka selalu tersenyum dan bilang bahwa dia hanya butuh sedikit istirahat. Jadi Jiraiya pikir istirahat yang sering mereka lakukan selama perjalanan dapat mengatasi hal tersebut. Ia terlalu senang karena akan membawa putranya pulang ke Konoha. Hingga ia tidak mengenali tanda-tanda stres yang dialami putranya.

Minato yang menyadari sang sensei menyalahkan dirinya sendiri, hanya dapat menghela napas. Ia sudah berusaha meyakinkan senseinya bahwa ini bukanlah salahnya. Namun memang senseinya keras kepala sekali.
Tiba-tiba ia merasakan ada chakra yang yang mendekat. Chakra milik Kushina, yang sepertinya ia ingin menjenguk Haruka. Dan benar saja, tak berapa lama kemudian, pintu kamar itu terbuka. Dan masuklah Kushina dengan membawa se-bucket bunga daisy dan kotak makanan.

Selama Haruka pingsan, senseinya telah menjelaskan mengenai siapa Haruka yang sebenarnya. Ia menjelaskan hubungannya dengan Nanami-hime, yang merupakan pewaris tunggal klan Hikari. Salah satu klan elit dan terpandang tidak hanya di Uzushio tetapi seluruh dunia Shinobi. Hal inilah yang membuat Minato dan Sandaime terkejut saat Haruka memperkenalkan diri. Mereka tak menyangka bahwa masih ada anggota klan Hikari yang hidup.

Kushina yang mendengar berita itu merasa senang dan juga sedih. Senang karena ia bukan satu-satunya orang yang selamat dari Uzushio. Dan sedih karena Nanami telah meninggal. Sebelum dibawa ke Konoha, ia cukup dekat dengan Nanami-hime. Bahkan selama ia di Konoha, mereka terus berkirim surat. Sebelum akhirnya pembantaian di Uzushio terjadi. Karena itulah ia menduga Nanami juga menjadi korban dalam peristiwa itu.
"Bagaimana keadaannya, Anata? " Tanya Kushina.
"Dia masih belum sadar"
"Souka. ...Ano, aku membawakan makan siang untukmu dan Jiraiya-sensei."
"Arogatou na Kushina" Kata Minato sambil mengambil kotak makanan dari tangan Kushina, kemudian mendekati Jiraiya,
"Sensei, ayo kita makan. Kau belum makan apapun dari kemarin siang, jika begini terus kau bisa sakit Sensei. Jika sensei sakit, sensei tidak akan bisa merawat dan menemani Haruka di sini."
Jiraiya yang masih menatap putranya menghela nafas lelah, 'benar apa yang Minato katakan', pikirnya.
"Baiklah, ayo kita makan" katanya sambil menatap Minato sekilas. Kemudian beralih pada Kushina dan berkata,
"Kushina, tolong jaga putraku sebentar"
"Tentu saja sensei, jangan khawatir aku akan memanggilmu dan minato jika terjadi sesuatu. Kalian akan makan siang di kantin kan? " Tanya Kushina yang dijawab dengan anggukan oleh Minato. Kemudian Jiraiya dan Minato pergi meninggalkan kamar tersebut.

Kushina berjalan menghampiri ranjang Haruka. Ia meletakkan bunga daisy yang dibawanya di vas bunga yang ada di atas meja samping tempat tidur Haruka. Kemudian ia duduk di kursi yang tadinya diduduki Jiraiya.
Ia mengulurkan tangannya, dan menggenggam tangan Haruka dengan lembut. Dia berharap agar Haruka segera sadar. Dia ingin membicarakan banyak hal dengannya, tentang Uzushio, tentang Nanami, dan banyak hal lainnya. Dia ingin mengenal lebih pemuda ini lebih jauh, ia ingin menjadi lebih dekat dengannya, serta menjaga dan merawatnya.
"Hai, cepatlah bangun.... Kami menghawatirkanmu....." Katanya sambil memandang lembut wajah Haruka dan mengelus tangannya.
"Kau benar-benar mirip Nanami-hime sama, sangat indah. Aku yakin kau pasti juga memiliki senyum dan tawa yang indah sepertinya...."

Tomoe yang sejak tadi berada di samping Haruka terus memperhatikan interaksi sepihak yang Kushina lakukan. Ia dapat melihat ketulusan dari tatapan Kushina untuk Haruka.

Tiba-tiba terdengar erangan kecil dari Haruka, terlihat pula gerakan-gerakan dari kelopak mata Haruka. Tomoe yang menyadari temannya mulai sadar segera menjilati wajah tuannya itu. Sedangkan Kushina berdiri dari kursinya dan mulai memanggil nama Haruka.

TBC

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 13, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Jiraiya's SonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang