Part 3

117 31 0
                                    

Maaf sebelumnya krn telat uplode.
Vote dulu sebelum baca hehe^^

Happy Reading····

..

Kim Jiyeon mengores penanya pada buku diarynya--membentuk coretan. Dia bosan, lelah, dan menyedihkan.

Kembali, matanya melirik tulisan yang sempat ia buat kemarin. Hanya sekilas sebelum detik berikutnya ia dengan cekatan mencoret poin keempat disana.

Andwae. Andwae.

Setidaknya kau dapat satu. Benar, Ryu Sujeong!

Haah..

Mengingat apa yang ia alami tadi rasanya tak mungkin berjalan mulus poin keempat.

"Jiyeon-ah kau sibuk?"

"Bisa bantu immo?", teriak seorang wanita dari luar.

Ia menoleh ke arah pintu dan beranjak setelah sebelumnya menjawab pertanyaan bibinya itu.

"Bisa tolong berikan ini ke tetangga yang rumahnya besar tepat di persimpangan. Kau tahu kan?"

Bibinya itu memberi bungkusan kain yang di dalamnya terdapat kue beras. Jiyeon mengambilnya tanpa bertanya dan langsung melenggang.

Gadis itu memakai sandalnya dan kembali berujar begitu akan menutup pintu. "Diberikan pada siapa?"

"Terserah. Bilang saja dari immo!", teriak bibinya lagi karena jarak mereka yang tidak dekat.

.

"Chogi.. Bibi Mari menyuruhku untuk memberikan ini"

Jiyeon bernafas lega ketika pintu gerbang itu berhasil terbuka menampilkan wanita paruh baya yang menggunakan celemek hijau muda.

"Bibi? Ah.. Jangan-jangan kau keponakannya yang baru datang itu?"

Jiyeon mengernyit lalu mengangguk pelan. Hendak pamit kembali tetapi wanita itu menyuruhnya untuk masuk sebentar.

Beliau bilang akan mengambil sesuatu untuk diberikan pada Bibi Mari.

"Hyung!! Berikan padaku. Itu milikku!"

"Shireoyo"

Jiyeon mendongak ke atas dimana suara keributan itu terjadi. Ia seperti merasa sedikit aneh.

Tidak ambil pusing, ia mendudukkan dirinya di sofa empuk ruangan itu.

Rumah ini begitu besar. Tidak heran karena terletak di blok elit dimana rumah-rumah besar berdiri kokoh di sepanjang persimpangan --berbeda dengan rumah bibinya.

"Astaga anak-anak itu berisik sekali kan"

Jiyeon terlonjak ketika mendengar suara wanita baya tadi sudah kembali.

Jiyeon menggeleng dan tersenyum. Ia mengambil kotak makanan yang disodorkan wanita itu.

"Eomma!! Hyung merebut barangku. Dan sekarang entah dimana ia menyembunyikannya!!", adu seseorang berlari menuruni anak tangga.

Jiyeon bisa melihat wanita itu hanya menggeleng-gelengkan kepalanya mendengar suara lelaki dari anak tangga.

"Jika benda itu rusak aku mau ganti yang baru"

"Arraseo. Ya Junghyun berikan kembali pada adikmu!!", teriak Sang ibu sambil mendongak ke anak yang sedang cekikikan di samping pembatas tangga.

Jiyeon memberanikan diri menoleh ke belakang, penasaran akan siapa gerangan para lelaki itu. Anak ahjumma pemilik rumah ini, kah?

Aversion Be HappinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang