Part 6

102 27 5
                                    

Maaf lama.😳

Yang lupa alurnya bisa dibaca ulang part sebelumnya :)

Selamat membaca·····

..

Jeon Jungkook bersiul pelan di sepanjang trotoar dengan sesekali melirik jalanan yang lenggang. Kedua tangannya ia masukkan ke dalam saku celananya.

Hari ini ia tidak menggunakan motornya, memilih meninggalkan benda itu di sekolah. Sedari tadi ia berjalan tanpa tahu akan kemana, tetapi ia mengerti jalanan ini tak asing lagi baginya.

Jungkook sedang mengikuti seseorang yang sekarang berbelok memasuki kafe mini.

Kim Jiyeon, itulah targetnya sekarang.

Gemercing lonceng kecil menyapanya ketika membuka pintu kaca kafe kopi ini. Lelaki ini sengaja memilih meja dengan dua kursi di samping jendela besar.

Ia menunggu orang yang diikutinya tadi muncul. Gadis itu keluar dari pintu bagian dalam kafe dengan busana ala pelayan yang lain. Jungkook sudah tidak terkejut lagi, ia mengerti bahwa Jiyeon bukanlah standar seperti murid lain di sekolahnya.

Sebelah tangannya mengacung dan ia masih diposisi yang sama juga mempertahankan wajah angkuhnya.

Ia menyebut pesanannya, green tea smoothy kepada pelayan yang menghampirinya.

"Aku mau dia yang mengantarnya", lanjut Jungkook di akhir kalimatnya.

Pelayan itu mengangguk dan mengundurkan diri. Tidak lama, kurang dari lima menit pesanan Jungkook telah usai.

Jiyeon mengernyit ketika salah satu seniornya tiba-tiba menyuruh ia yang membawa pesanannya.

Ia melihat pelanggan yang ditunjuk oleh Yoon Aerin. Matanya sedikit membelalak ketika tahu siapa pelanggan yang menginginkannya untuk memberi pesanan.

Dengan hati berdegup Jiyeon memberanikan diri, ini hanya pekerjaan.

Jiyeon menaruh gelas dengan pesanan Jeon Jungkook di meja, mendadak ia lupa untuk memberi kalimat ramah bagi pelanggannya.

Jungkook menahan lengan Jiyeon ketika gadis itu hendak kembali, menyuruhnya duduk di meja seberangnya.

Jika bukan karena pelanggan Jiyeon tidak akan menerima tawaran Jungkook sekalipun itu orang yang disukainya.

Justru karena dia orang yang disukainya jadinya Jiyeon selalu menghindar.

Jiyeon menunggu apa yang ingin diutarakan lelaki itu. Bahkan ketika minuman itu sudah tandas Jeon Jungkook tak kunjung berucap, ia asik memandang ke arah jendela.

"Jungkook-sshi tolong rahasiakan ini", ujar Jiyeon tiba-tiba.

Jungkook menoleh, ia menggeser gelas yang telah kosong, "Apa?"

Jiyeon menaikkan alisnya, "Kau mengikutiku untuk membuli. Aniya, maksudku mengusiliku? Seperti Eunwoo?"

Jungkook tertawa kecil membuat gadis di depannya heran. Fokus Jiyeon hilang, ia terpaku pada adam apple milik lelaki itu ketika ia tertawa.

Seorang Jeon Jungkook bisa tertawa?

"Kau berpikir seperti itu?", Jungkook balik bertanya.

Jiyeon mengalihkan kepalanya ke arah lain. Ia tertangkap basah menatap lelaki itu. Jiyeon mengangguk.

"Aku ingin kau jadi partner bernyanyiku", singkat, padat, dan jelas.

Jiyeon menatap kembali lelaki di depannya cukup lama begitupun dengan Jungkook.

Aversion Be HappinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang