Bagian 3 - Mato Alang

68 1 0
                                    

Minggu yang damai. Cuaca tidak mungkin hujan pagi ini. Semalam bintang sudah mengabari. Bahwa esok akan cerah. Embun baru usai menengadahkan doanya. Masih membekasi rerumputan. Burung-burung berhamburan, mencari beberapa butir padi untuk dimakan hari ini. Sepasang Pipit kemarin juga keluar dari singgasananya. Meneruskan drama reality-view-nya yang terputus kemarin karena  terkejut mendengar suara teriakan manusia di balik jendela ; Suara Rumi yang lengking dan tiba-tiba. Cuitan kembali saling sahut. Pipit jantan membercandai si betina. Kali ini tidak dengan jurus yang sama. Ia sudah belajar banyak dari burung Namdur, soal bagaimana cara memperlakukan wanita. Singkat cerita, mereka menikah pagi itu juga. Maharnya sebuah rumah di dekat pucuk pohon jambu seberang jalan. Wayan menjadi penghulunya. Disaksikan semilir angin dan semburat jingga mentari pagi. Sah ! Saksi bersorak bahagia.

Wayan baru ingat. Dia telah mengerjai Roro, Rumi, dan Topan. Dibukanya whatsapp group. Dan mengirim pesan singkat.

"Guys. Pagi ini. Di Coody Cafe. Jangan lupa."

"Ngapain boy?" Jingga menanggapi pertama.

"Sip" Topan juga menanggapi.

"Kemaren lu ga dateng sih boy. Ntar aja gue ceritain di sana. Jam 10 ya" Wayan membalas

"Huhuhuhu.. Pangeranku bakalan pergi :'( :'(" Rumi ikutan nimbrung.

Roro juga ikutan.

"Wayan. Seandainya kamu tahu. Semalam mata tak ingin lelap. Ia gusar mendengar berita kamu bakalan pergi secepat ini. Ia resah kamu bakalan jauh. Ia tak kuasa melanjutkan tugasnya sebagai mata. Ia ingin menjadi sungai saja. Mengaliri air yang bersumber dari mata air-nya sendiri. Yan. Aku sayang kamu. Jangan tinggalin aku sendirian di sini." Ingin sekali Roro mengetik pesan demikian. Tapi ia tak ingin merusak persahabatannya. Ia berusaha menahan. Ia kuat tapi lemah. Ia lemah tapi kuat.

"Oke boss!" Cuma itu yang diketik oleh Roro menanggapi notifikasi dari Wayan.

----------------------***--------------------------

Jika sedih adalah tabiat manusia. Maka Rumi adalah pengecualian. Ia adalah sosok perempuan yang sudah kebal dengan kesedihan. Masa kecilnya menjalani hari-hari tidak bahagia, telah berhasil memberikan kekuatan pada jiwa lembut perempuan ini. Mulai dari ditinggal sang Ayah sejak usia 6 tahun. Hingga kehilangan Ibu di hari kelulusan SMAnya. Hari-hari tanpa kekangan sosok Ayah, membuat Rumi menjadi wanita yang bebas dalam hal pergaulan. Sebagai Ibu, ia juga takut membatasi keinginan anak tunggalnya. Tidak tega jika Rumi bersedih. Ibunya terlalu sayang, sehingga tak berani melarang Rumi melakukan ini-itu. Semenjak berteman dengan geng Grinti, Rumi berangsur berubah. Terutama setelah berkenalan dengan Jingga. Dia malah merasa lebih beruntung. Ternyata ada yang lebih menyedihkan hidupnya ketimbang dia. Tapi Jingga tak ingin mengutuk keadaan. Ayah dan Ibunya bercerai tanpa tau persis alasannya. Waktu itu masih usia 4 Tahun. Peliknya, di usianya menginjak 7 tahun, ibunya meninggal dunia karena serangan jantung. Membuat Jingga hidup sebatangkara. Jauh dari tanah kelahirannya di Banten. Akhirnya, Jingga dibesarkan oleh keluarga Topan. Yang secara garis kekeluargaan tidak bertemu bayan sampai ke atasnya.

Jingga adalah hikmah bagi Rumi. Mengutuki takdir Tuhan tidak akan kuasa mengembalikan masa lalu dan mengubahnya. Sebaliknya, terus melanjutkan hidup dengan sebaik-baik-nya adalah satu-satu-nya jalan untuk menggapai kebahagiaan yang diinginkan. Memiliki keluarga yang tidak utuh adalah frasa yang pada akhirnya memberikan mereka berdua ide untuk mendirikan sebuah komunitas. Jingga dan Rumi merasa bahwa seorang anak broken home bukan jalan hidup yang bisa ia pilih. Akibat dari saling adu ego antara sepasang suami istri, membuat anak-anak yang menjadi korban. Ia menjadi tidak kebagian kasih sayang orang tua yang seharusnya dimiliki oleh setiap anak yang lahir di bumi ini. Tidak jarang seorang anak yang memiliki orang tua cerai pada akhirnya menjalani hidup tanpa aturan. Ia ingin mengutuki takdir, kecewa pada jalan hidup, dan bahkan benci pada Tuhan yang mengijinkan itu semua terjadi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 16, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

WAYANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang