Page 4

1.1K 59 4
                                    

Pukul 11 Malam.

Kok badanku terasa merinding ya, hawanya juga jadi panas, dalam hatiku. Padahal di kamar sudah pakai AC. Perasaanku jadi was was. Mau ke WC aja kok rasanya deg-degan. Padahal biasanya dirumah sendiri jam berapapun tetap anteng aja. Kenapa sekarang jadi parno gitu ya, gumamku.

Mana mata sudah 5 watt nih, tapi hasrat buang air kecil juga sudah di ujung tanduk. Orang rumah juga sudah pada tidur semua.

Ah nekat aja lah, daripada kencingku nanti jadi batu, pikirku. Ku coba pelan-pelan buka pintu kamarku. Diluar terlihat tidak begitu terang, karena sudah jadi kebiasaan kalau sudah larut malam dimatikan beberapa lampu agar hemat listrik.

WC ku memang terletak di dekat dapur, jadi arahnya melewati ruang keluarga, dapur baru toilet.

Begitu keluar dari kamarku, ku awasi dulu sekelilingku. Ada perasaan kurang nyaman menyelimutiku.

Mataku terus bergerak seperti CCTV, ku awasi dari depan bergerak ke belakang, dan...

Astaghfirullah...Ya Allah, aku kira siapa sosok itu. Ternyata di dapur ada ibu yang sepertinya lagi sibuk buat minum, pikirku begitu. Berbaju daster dengan rambut terurai, yang kulihat dari belakang.

Alhamdulillah aman. Bergegas aku ke WC, karena terasa kebelet. Lagi asyik-asyiknya buang air, terlintas dalam benakku, apa benar ya tadi itu ibuku?

Pasti ibuku lah, dalam hatiku dengan PDnya agar menghilangkan rasa takut tadi.

Baru keluar dari WC. Aku lihat di ruang tamu dari kamar ku menuju ke depan ke ruang tamu. Sosok itu seperti ibu ku karena ku lihat pakaian yang digunakan sama persis seperti yang ku lihat tadi.

Tapi kok jalannya seperti tanpa menginjak lantai. Melesat bagai angin.

Ku lihat didapur memang ibuku tak ada. Lalu siapa tadi yang ke arah depan, ngapain ibuku malam-malam ke arah luar, ga biasanya. Iseng ku coba datangi ibu dikamarnya. Lho ada kok ibu dengan bapakku lagi lelap tertidur.

Astaghfirullah...ada yang ga beres nih, batinku mulai kumat kepo nya. Dengan segenap keberanian yang ku kumpulkan ditambah rasa penasaran yang memuncak, aku coba lihat sosok yang lewat tadi.

Aku melangkah perlahan. Sampai di ruang tamu... Astaghfirullah... Ya Allah

SANTET ONLINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang