BAB I

57 7 7
                                    

Athara memasukkan sesendok nasi goreng terakhirnya ke dalam mulutnya. Ia menatap piring di hadapannya yang kini kosong tanpa ada sisa nasi satu butir pun.

Hari ini hari Senin. Hari pertama Athara Gitaniya Putri bersekolah di SMAN Garuda. SMA terfavorit di kotanya. Ia masih kelas X saat ini.

"Woi, kak! Kenapa bengong?" sapa Melodi yang membuat Athara sedikit terkejut.

Franikta Melodi Nadasita, biasa dipanggil Melodi, adalah adik kandung Athara. Mereka berdua lahir dengan selisih 1 minggu, yang membuat mereka seumuran. Namun, nilai mereka berbeda sehingga membuat kakak-beradik--yang nyaris kembar--itu harus berbeda sekolah.

"Eh! Gak apa-apa kok. Thara cuma agak bingung, soalnya Thara belum punya temen di sekolah," jawab Athara saat tersadar dari lamunannya.

Thara adalah nama panggilan Athara ketika di rumah.

"Oh, masalah itu," Melodi mengangguk mengerti, "santai aja lah, kak. Pasti nanti kakak juga bakal punya temen," sambung Melodi yang dibalas Athara dengan senyuman.

"Yuk, berangkat," ajak Athara setelah meletakkan piring kotornya ke tempat cuci piring dan berpamitan kepada orang tuanya.

Athara dan Melodi bergegas menuju garasi untuk mengambil sepeda mereka masing-masing dan mengendarainya menuju sekolah.


🍦🍦🍦


Sesampainya di sekolah, Athara langsung menuju ruang kelasnya. Tetapi sebelumnya, ia menuju parkiran sepeda dan memarkirkan sepedanya disana.

Begitu ia sampai di ambang pintu, ia sudah melihat banyak teman barunya--yang tidak ada yang Athara kenal sama sekali--sudah mendapat tempat duduk.

Sepertinya Athara datang sedikit terlambat hari ini.

Athara mulai melangkahkan kakinya masuk ke dalam ruang kelas barunya dan terdiam sebentar, sampai ada suara yang memanggil namanya.

"Athara! Sini!" seru seorang perempuan di tempat duduk paling depan sambil menggerakkan telapak tangannya, mengisyaratkan agar Athara mendekat. Athara mencoba mengingat nama temannya itu, dan kalau tidak salah namanya Ghea.

Athara tersenyum sambil melangkah menuju ke arah Ghea dan duduk di kursi kosong yang ada di sebelahnya. Lantas, mereka pun mengobrol dengan akrabnya.

Hal itu membuat Athara merasa beruntung. Sifatnya yang pemalu membuat gadis berambut lurus sepinggang itu sering kali kesulitan dalam hal mencari teman baru.

Bel berbunyi tepat pada pukul 07.00. Anak-anak kelas X dihimbau untuk segera menuju lapangan depan untuk mengikuti upacara bendera di SMAN Garuda untuk pertama kalinya.

Ketika Athara dan Ghea sedang berjalan menuju lapangan, sekilas Athara melihat seorang laki-laki bertubuh tinggi sedang menatap dirinya sambil tersenyum di teras kelas XI IPA-B.

"Manis," kata Athara dalam hati.

Athara membalasnya dengan senyuman dan langsung memalingkan wajahnya. Ia tidak ingin rona merah di pipinya terlihat oleh laki-laki itu.

Ketika Athara sudah sampai di lapangan depan, ia langsung menempatkan diri di barisan kelasnya. Ia terpaksa berada di barisan paling depan, mengingat tubuhnya yang sedikit lebih pendek dari teman-temannya.

"Tes...Tes..." suara mic mulai terdengar, membuat para siswa yang semula gaduh semakin lama semakin tenang.

Upacara berjalan dengan lancar. Athara memperhatikan amanat kepala sekolah, yang kini menjadi pembina upacara dengan seksama. Kepala sekolah menyambut murid kelas X yang baru masuk itu dengan ramah.

Setelah sekitar 30 menit berjalan, upacara bendera berakhir. Seluruh murid SMAN Garuda berbondong-bondong kembali ke kelas masing-masing. Begitu pun dengan Athara. Tak lupa ada Ghea berjalan di sisinya menemani Athara.

"Selamat pagi, anak-anak," sapa seorang perempuan paruh baya ketika masuk ke kelas Athara. Membuat kelas X IPA-A yang semula gaduh menjadi sedikit lebih tenang dan membalas sapaan dari guru itu.

"Perkenalkan nama saya Rita. Kalian bisa memanggil saya 'Bu Rita'," kata Bu Rita memperkenalkan diri, "saya yang akan menjadi wali kelas kalian untuk satu tahun ke depan," lanjutnya.

Setelah memperkenalkan diri dengan berbagai macam kisah dan lawakan, Bu Rita menghimbau kepada murid-muridnya untuk menyusun pengurus kelas dan jadwal piket kelas.

Dan Athara terpilih untuk menjadi sekretaris kelas, sedangkan Ghea terpilih untuk menjadi bendahara kelas.

Setelah selesai menyusun pengurus kelas, Bu Rita meminta anak-anak untuk saling berkenalan dengan teman sekelasnya, sementara ia harus ke kantor guru untuk mengikuti rapat wali kelas.

Athara senang, karena teman-teman barunya ramah dan menyenangkan. Ia juga sudah mulai mengenal lebih banyak teman seperti Eny, Dika, Billa, Yudhis, dan lebih banyak lagi. Ia merasa beruntung karena memiliki teman seperti mereka.

Athara merasa hari pertamanya bersekolah di SMAN Garuda terasa sangat menyenangkan.


🍦🍦🍦


"Gimana hari pertama sekolahnya, Mbak Bro?" Melodi bertanya kepada Athara begitu sampai di rumah.

'Mbak Bro' adalah sebutan akrab yang Melodi buat untuk Athara.

Athara merebahkan tubuhnya di kasur empuk kesayangannya.

"Ya, gitu deh. Seru. Temen-temen baru Thara juga asyik," jawab Athara dengan senyum manis di wajahnya.

Memang, sudah menjadi kebiasaan Athara dan Melodi dari dulu untuk saling menceritakan pengalaman mereka selama berpisah.

"Kalo Melodi?" Athara bertanya balik kepada Melodi.

"Ya begitulah. Btw, temen sekelas aku ada yang cogan lho. Kalo gak salah sih namanya Leo. Dia tu putih, tinggi, ya pokoknya keren banget deh!" jawab Melodi dengan semangat '45.

Athara hanya memutar bola matanya dengan malas. Adik satu-satunya itu memang sangat senang ketika ada yang berkaitan dengan cowok ganteng, atau biasa disebut 'cogan'.

"Terus, gue harus bilang wow gituh?" jawab Athara dengan tampang yang menjengkelkan.

"Ih, kakak mah gitu amat," kata Melodi sambil mengerucutkan bibirnya.

"Hahaha, iya deh iya," Athara mencubit pipi adiknya itu, membuat pipi Melodi menjadi berwarna kemerahan.

Melodi pun membalasnya. Tetapi ia tidak mencubit pipi Athara, melainkan dengan cara melemparkan beberapa bantal dan guling ke arah Athara.

Dan terjadilah perang bantal di antara mereka berdua.

Begitu lah keseharian mereka. Walaupun mereka sering bertengkar hanya karena masalah sepele, namun mereka akan menjadi akrab kembali dalam beberapa menit saja.

Athara menyayangi Melodi dan Melodi menyayangi Athara. Mereka saling menyayangi satu sama lain dan tidak bisa dipisahkan.


🍦🍦🍦


Oke guys, ini adalah cerita kedua yg aku buat di Wattpad. Sebenarnya rencananya mau aku publish besok setelah cerita yg "Stay Be My Bestfriend" selesai. Tapi gak tau kenapa rasanya pengeeennnn banget bikin cerita ini, *takut ide-idenya keburu lupa :v* walaupun kemarin sempet aku unpublish soalnya ada yg mau aku revisi.
Numpang curhat disini gak papa lah ya.. Maapkan dakuw :"
Jangan lupa vote dan coment nya, walaupun ceritanya gaje :'v
Sekian dan terima kasih.

Athara MelodiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang