"Pagi, Ghea!" sapa Athara dengan ceria.
"Pagi juga, Athara!" balas Ghea dengan senyuman manisnya.
"Ghea udah belajar biologi buat ulangan besok?" tanya Athara setelah mendudukkan tubuhnya di kursi.
"Hmm... Baru dikit sih. Kamu?"
"Udah, dong," jawab Athara dengan mantapnya. Pelajaran biologi adalah pelajaran kesukaan Athara.
Tak terasa Athara sudah 3 minggu bersekolah di SMAN Garuda. Karena sekolah ini merupakan sekolah terfavorit dan terkenal akan kecerdasan murid-muridnya, maka tak heran jika baru beberapa minggu masuk sekolah sudah banyak tugas dan ulangan harian.
"Ghea," Athara memanggil Ghea, "nanti waktu istirahat temenin Athara ke perpus, ya?"
"Oke!" Ghea menyatukan ujung ibu jari dan ujung jari telunjuknya, sehingga membentuk seperti huruf 'O'.
Pukul 07.00 bel masuk berbunyi. Penghuni kelas X IPA-A bersiap-siap mengikuti pelajaran Bahasa Inggris. Selama pelajaran berlangsung, ada berbagai macam gaya yang dilakukan oleh teman-teman Athara.
Dika, murid tercerewet di kelasnya sibuk memperhatikan penjelasan dari Pak Herdi, guru Bahasa Inggris. Walaupun terkenal bawel di kelas, namun Dika lumayan pintar dalam hal Bahasa Inggris--walaupun jujur saja pelajaran Bahasa Inggris sangat-sangat membosankan--.
Eny, murid yang terkenal pendiam sedang melamun. Entah melamunkan apa, atau mungkin siapa.
Ghea, teman sebangku sekaligus sahabatnya itu sedang memainkan HPnya sambil sesekali tersenyum sendiri. Ia terlihat sedang chat dengan seseorang yang diduga adalah pacarnya.
Sementara Athara sendiri, ia malah menggambar--entah apa--yang menurutnya tidak berfaedah. Athara memang begitu. Ketika sedang bosan ia pasti menggambar. Menggambar apa saja yang kini ada di pikirannya.
🍦🍦🍦
"Akhirnya selesai juga Bahasa Inggrisnya," kata Ghea sambil menghela nafas.
"Iya, Pak Herdi itu ngajar atau ndongeng, sih? Bikin ngantuk," jawab Athara sambil berjalan bersama Ghea menuju perpustakaan sekolahnya. Ghea hanya menaikkan kedua bahunya.
Begitu sampai di perpustakaan, Athara langsung menuju rak buku yang bertuliskan 'IPA'. Sedangkan Ghea berjalan menuju rak yang bertuliskan 'NOVEL'.
Athara lalu mencari buku 'biologi' yang dicarinya. Setelah Athara bersusah payah menemukannya, ia malah merasa sedih. Karena buku yang ia cari ada di rak bagian paling atas. Athara melompat-lompat sambil berusaha mengambil buku itu. Namun, perjuangannya tak membuahkan hasil.
Sampai ada sebutir, eh, maksudnya sebuah tangan yang mengambil buku yang Athara maksud. Athara mendongakkan kepalanya untuk melihat siapa pemilik tangan itu.
"Nih, bukunya," kata sang pemilik tangan sambil tersenyum kepada Athara.
Athara terkejut. Pemilik tangan itu adalah kakak kelasnya yang tersenyum kepada Athara ketika ia sedang berjalan menuju lapangan depan untuk mengikuti upacara bendera.
"M-Makasih, Kak," jawab Athara sambil mengambil buku itu dari tangan kakak kelasnya itu.
Tanpa menunggu jawaban 'sama-sama', Athara langsung membalikkan tubuhnya dan meninggalkan cowok itu sendirian.
Ia langsung mengajak Ghea yang sedang melihat-lihat novel untuk kembali ke kelas.
Melihat sahabatnya bertingkah aneh, Ghea memutuskan untuk bertanya kepada Athara begitu sampai di kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Athara Melodi
Teen FictionDua orang kakak-beradik yang saling menyayangi satu sama lain. Saling berbagi cerita dan kebahagiaan, saling mendukung satu sama lain. Mereka saling melengkapi. Walaupun pernah diuji oleh jarak yang sangat jauh, membuat mereka sempat berpisah selama...