BAB III

39 5 3
                                    

"KEPIIINNN"

"WOII KEPIN DIMANA LO???"

Melodi berteriak memanggil Khevin ketika sampai di kelasnya.

"Apaan sih, Mel?" Khevin berhenti melakukan aktivitasnya, menyalin PR Sejarah milik Vanno.

"Lo ngasih nomer gue ke Alle?" tanya Melodi sambil menatap Khevin tajam.

"Hehehe, sorry Mel. Dia yang minta gara-gara liat foto profil lo waktu pinjem hp gue," jelas Khevin.

"Gak usah khawatir, Mel. Alle anak baik-baik kok. Asal lo tau ya, dia itu jadi pengurus OSIS, anak basket, terus kalo gak salah dia juga anak Pramuka. Keren kan? Maka dari itu dia banyak yang naksir. Tapi dia belom bisa Move On dari mantannya. Dan dia susah buat suka sama orang. Dan waktu dia liat foto lo, dia ngerasa kalo lo tu beda. Makanya dia minta nomer lo," jelas Khevin lebih lebar lagi.

Melodi hanya mendengar dan menatap Khevin dengan malas.

"Tapi kan lo sendiri tau kalo gue lagi pedekate sama Leo," kata Melodi pelan, ia takut kalau ada yang menguping pembicaraan mereka.

Khevin hanya mengangkat kedua bahunya tidak peduli.

"Eh, Mel, lo tau gak? Dari dulu sejak gue kenal sama Alle, gue sering dicurhatin sama cewek yang naksir sama Alle," kata Khevin dengan serius.

"Kok bisa?" tanya Melodi sembari menyipitkan matanya.

"Entah. Berdasarkan kisah cewek-cewek yang sempet naksir sama dia, mereka tuh dibaperin sama Alle. Emang ya, selama ini kalo gue perhatiin Alle itu kerjaannya mbaperin anak orang. Gue jadi kasian sama 'korban'nya," Khevin malah jadi curhat kepada Melodi, "maka dari itu gue pesen nih sama lo. Ati-ati lo dibaperin sama Alle. Waspadalah!" lanjut Khevin sambil menatap manik mata Melodi dengan serius.

"Idih, gak bakal deh. Hati gue cuma buat Leo seorang," jawab Melodi.

"Oh iya, btw Alle kelas berapa sih? Kok kayaknya gue gak pernah liat dia? Apa cuma perasaan gue aja?"

"Alle sekolahnya di SMAN Garuda keleus," jawab Khevin dengan santainya.

Sementara Melodi membulatkan matanya tidak percaya. Ia tidak menyangka kalau ternyata Alle satu sekolah dengan Athara, saudara perempuannya yang ia kenalkan dengan Alle.

"Oh, yaudah makasih atas informasinya," Melodi berterima kasih pada Khevin dan berjalan menuju kursinya.

Sementara Khevin hanya menganggukkan kepalanya sambil melanjutkan menyalin PR milik Vanno.

🍦🍦🍦

Athara sedang berjalan menuju gerbang sekolah. Tak lupa ada Ghea di sampingnya. Sekarang pukul 14.40, dan sepuluh menit yang lalu bel pulang sekolah berbunyi.

Athara merasakan jantungnya berdetak dengan kencang, tidak seperti biasanya. Ghea mengerti apa yang dirasakan Athara saat ini. Athara sudah menceritakan semuanya pada Ghea. Mulai dari Melodi mendapat pesan dari Alle sampai Alle mengajaknya ketemuan.

"Ghea," panggil Athara pelan.

"Ya?" jawab Ghea tak kalah pelan.

"Ghea mau kan temenin Athara ke taman?" tanya Athara sangat berharap.

"Iya, Athara. Tenang aja, nanti aku temenin. Kamu gak usah takut," jawab Ghea dengan tenang.

Athara hanya menanggapinya dengan menganggukkan kepalanya sambil tersenyum.

Sesampainya di taman, Athara mencari keberadaan Alle. Taman begitu sepi. Hanya ada Athara dan Ghea. Ia tidak melihat seorang laki-laki disana.

Setelah lima menit mereka berdua disana, Athara menyerah karena sesosok manusia yang akan bertemu dengannya tidak kunjung datang.

Athara MelodiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang