BAB IV

35 5 2
                                    

Athara membuka buku catatan Matematika nya, berniat untuk mengerjakan PR. Ia tidak ingin seperti Dika, teman sekelas Athara yang pernah dihukum lari keliling lapangan oleh Bu Dewi gara-gara tidak mengerjakan PR.

Athara mengerjakan soal-soal matematika itu sambil mendengarkan lagu-lagu kesukaannya lewat HPnya dan bernyanyi pelan.

"'Cause all I know is we said hello, and your eyes look like coming home, all I know is a simple name, ev--"

Ting

Athara mendengus sebal. Karena bunyi notifikasi dari HPnya itu mengganggu aktivitas bernyanyi nya.

Alleno Farenza
Hallo!

Seketika, Athara menghentikan kegiatannya mengerjakan soal. Ternyata chat dari Alle, kakak kelasnya yang berwajah manis dan lumayan keren--bagi Athara--.

Athara Gitaniya
Hallo juga, Kak Alle.

Alleno Farenza
Eh, gak usah pake kak.
Nama biasa aja gak papa kok hehe.

Athara Gitaniya
Oh, oke.

Alleno Farenza
Btw, aku ganggu Athara gak nih?
Lagi belajar ya?

Athara Gitaniya
Em, iya Athara lagi ngerjain PR.

Alleno Farenza
Oh, yaudah kalo gitu lanjutin aja
belajarnya.
Kapan-kapan ketemu lagi, ya! :)
Dadah Athara.

Athara Gitaniya
Iya, Alle. :)


Athara menghela nafas pelan. Jujur saja ia sudah merasa lelah mengerjakan PR, karena menurut Athara soal-soalnya lumayan sulit. Ia menutup bukunya dan bergegas menuju tempat tidur. Lagian, soal yang tersisa tinggal satu nomor lagi. Ia bisa mengerjakannya besok pagi setelah bangun tidur.

Athara meletakkan HPnya di meja kecil sebelah tempat tidur. Sudah jam setengah sembilan malam. Suasana di rumahnya sudah sepi. Bahkan, suara Melodi yang biasanya bernyanyi sendiri dengan keras pun sudah tidak terdengar. Sepertinya dia sudah tidur.

Athara menarik selimutnya menutupi sebagian tubuhnya. Tak lupa sebelum tidur ia memandang foto seorang wanita cantik berumur empat puluhan yang dipigura berwarna putih di atas meja kecilnya. Kebiasaan yang ia lakukan sejak dulu sebelum tidur.

"Selamat malam, Ma," ucapnya lirih.

🍦🍦🍦

Alle menatap layar HPnya dengan gusar. Ingin sekali rasanya ia mengirimkan chat singkat kepada Afina. Jujur saja ia masih belum bisa menghilangkan perasaannya kepada perempuan itu.


"Alle, aku mau ngomong sesuatu," ucap Afina begitu mereka bertemu sepulang sekolah.

"Ngomong aja, Fin," jawab Alle.

"Tapi kamu janji ya jangan marah,"

"Iya. Aku janji,"

"Aku mau putus,"

Seketika dunia Alle seakan-akan berhenti berputar. Suara gemuruh hujan lebat seakan-akan menjadi back sound pada kejadian saat ini.

Athara MelodiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang