Gadis itu duduk dengan memeluk kedua kakinya sambil menunduk menutupi wajahnya. Ia menangis sepanjang malam, ia terus menerus bertanya pada dirinya mengapa ia harus melewati masa masa seperti ini lagi dalam hidupnya?
Pertanyaan itu selalu terngiang di kepalanya, mengingat ia akan kehilangan kembali orang yang sangat ia sayangi selama hidupnya.
Gadis itu adalah Son Seungwan. Apakah kalian tahu siapa Son Seungwan? Seungwan adalah murid teladan di kampusnya, ia adalah gadis yang cantik, periang, dan ramah. Banyak yang menyukainya karena sifatnya itu. Tapi malam ini, ia sangat berbeda, raut wajahnya menunjukan kesedihan yang luar biasa, parasnya yang cantik tertutupi oleh kerutan dan matanya yang terlihat sangat bengkak akibat menangis sepanjang malam.
Pada malam itu, nenek dari Son Seungwan yaitu Son Dae Hee, divonis bahwa hidupnya hanya akan berjalan beberapa bulan saja. Memang nenek Seungwan sudah mengidap penyakit kanker sejak lama, namun neneknya tetap kuat melawan virus-virus tersebut. Namun, apadaya usia dan juga kekuatan neneknya, Nenek Seungwan memutuskan untuk menunggu ajalnya tiba.
Semalam Seungwan mendapat kabar dari Bibi dan Pamannya bahwa neneknya memutuskan untuk menyerah terhadap penyakitnya itu. Seungwan yang mendengar itu lantas menangis dan mengurung dirinya di kamarnya.
Bagi Seungwan neneknya adalah sosok yang sangat ia puja, nenek Seungwan bagaikan ibu kedua baginya, ia masih tidak bisa menerima kenyataan itu.
Tok tok tok....
"Seungwan-ah, keluarlah, ayo makan malam" ujar seorang pria yang tidak lain tidak bukan adalah kakak sepupu dari Seungwan, Kim Seokjin.
"..."
"Seungwan, aku mohon jika kau terus seperti ini apa kau mau nenek sedih dan menyesal? Apakah kau juga tidak kasihan? Nenek sudah menahan penyakit ini sejak lama, dan umur nenek juga sudah tidak banyak lagi, semua orang pada akhirnya akan meninggalkan dunia ini Seungwan. Jadi aku mohon keluarlah sekarang" ujar Seokjin sembari mengetuk pintu kamar Seungwan.
Didalam kamarnya Seungwan mulai menangis lagi, sedikit demi sedikit isakannya kembali terdengar.
"Hiks...hiks...a..aku akan keluar nanti" ucapnya.
Setelah itu hanya ada suara derap kaki dari Seokjin yang mulai menjauh dari kamar Seungwan. Jujur dalam hati Seungwan ia tidak ingin begini, ia ingin berada di sisi neneknya di saat saat terakhir neneknya, tetapi entah mengapa ia tidak kuat jika harus berada di saat saat terakhir neneknya.
🍁🍁🍁
Keesokan harinya....
Seungwan terbangun di pagi hari yang lumayan cerah, netranya menangkap makanan yang sudah tersedia di meja belajarnya.
'Pasti itu dari Seokjin oppa'
Setelah itu ia langsung turun dari ranjangnya menuju kamar mandi di dalam kamarnya, ia memandangi wajahnya di cermin kamar mandi.
"Wajahku, lihatlah mata ini, aishh Son Seungwan. Pokoknya mulai sekarang kau harus mengikhlaskannya, mulai semuanya dari awal, kau harus berada di sisi nenek kapanpun itu, bahkan walau ajal menjemput nenek, aku akan selalu datang ke makammu sebagai tanda cintaku padamu nek, Son Seungwan kau harus ikhlas, semua orang pasti akan meninggalkan dunia ini jadi bersiap-siaplah ayo bertemu nenek!" Ucapnya sendiri.
Setelah mandi Seungwan turun ke lantai bawah untuk makan namun ia tidak menemukan Seokjin.
'Dimana dia?'
"Seokjin oppa? Eoddiya? Apa tidak ada orang?"
Ucapnya berkali kali untuk memastikan apakah ada orang dirumah ini atau tidak.Mmm, biar ku perjelas jadi Seungwan tinggal bersama keluarga Seokjin, Ayah dan ibunya tinggal di Kanada, dan ia anak tunggal, Seungwan dari kecil menginginkan untuk bersekolah di Korea jadi, sejak umurnya menginjak 13 tahun ia sudah tinggal dirumah Bibinya (ibu Seokjin).
Lalu, Seungwan mengambil ponselnya di saku celananya, dia mulai mengetik sesuatu disana, dia mengirim pesan pada Seokjin bahwa dia sedang menuju ke rumah sakit.
30 menit kemudian...
Seungwan sampai di Rumah Sakit Hansung, tempat neneknya di rawat. Ia menuju kamar inap neneknya, sebenarnya ia tidak ingin datang karena ia tahu itu akan melukai dirinya sendiri, ia pasti akan kembali bersedih. Ia memasuki ruang rawat inap neneknya, disana sudah ada bibi Kim (tantenya, ibu Seokjin).
"Annyeong!"
Lalu kedua netranya menatap ke arah neneknya yang juga sedang menatapnya dengan mimik wajah yang sangat senang dan gembira.
"Seungwan!" Ucap Nenek Son.
"Cepat sini, duduk di samping nenek" lanjutnya.Lalu Seungwan berjalan mendekati ranjang neneknya dan duduk di pinggir ranjangnya.
"Nenek, bagaimana kabarmu?, maaf aku jarang menemuimu" ucap Seungwan sambil memainkan kedua ujung kuku jarinya,
"Aku baik sayang" jawab Nenek Son.
Setelah itu mereka larut dalam perbincangan, sesekali Seungwan tertawa dan menjahili neneknya tanpa sadar ia telah nenghabiskan waktu berjam-jam dengan neneknya, sekarang sudah pukul 4 sore.
"Mmm... Seungwan, ada yang ingin nenek bicarakan padamu," ucap nenek.
Seungwan POV
"Mmm... Seungwan, ada yang ingin nenek bicarakan padamu," ucap nenek.
"Katakan saja nek, ada apa?" Jawabku, jujur entah mengapa jantungku berdetak lebih cepat dari biasanya.
"Kau tidak bisa selamanya tinggal dirumah bibimu," aku hanya mengangguk sambil tersenyum kecil,
"Nenek akan menjodohkanmu dengan seseorang, kau harus menikah dengannya, nenek tidak mau kau selalu bergantung pada Seokjin, kau harus menikah, umurmu sudah cukup kok, mau kan?"
"A..apa?" Seketika dunia Seungwan serasa hancur, 'hehe ngga lah' Seungwan kaget mendengar ucapan neneknya,
🍁🍁🍁
TBCVomment juseyoo
Mian... aku baru update,janjinya kan hari senin tapi ke hapus jadi aku harus buat ulang, maf yaaa baru update sekarang, thanks banget yang udh mampir ke work abal-abal ini, i hope u like it💖
Siapa yang lagi streaming Wingstour Osaka?? Wkwk gakuat aku tuhhh😂😂
Happy Reading!
KAMU SEDANG MEMBACA
All With You (wenga)
FanficSeungwan memiliki takdir yang berbeda,takdir kecil yang menuntunnya mengubah segalanya. Menuntunnya menemukan sosok Min Yoongi ,seakan takdir menginginkan takdir kecil itu. Takdir itulah yang membawanya&mengubahnya.