'Maaf meninggalkanmu seperti ini, tapi aku tak bisa menunggumu sampai kau terbangun dari tidur panjangmu itu. Jangan berpikiran yang tidak-tidak. Tak terjadi apapun semalam. Hanya saja kau yang berinisiatif membuka baju karena katamu kau akan mati kepanasan."
Tidak ada nama yang tercantum disana. Hanya tersisa aku yang terbelalak membaca tulisan itu. Mengutuki kelakuan bodohku. Tapi tunggu dulu, paper note ini memiliki emblem 3 bunga teratai di pojok kanannya. Triple Lotus. Night Club semalam.
"Oh mati saja kau, Ad!!!" jeritku sekuat tenaga setelah menyadari kebodohanku.
-----
Beruntung nya aku kemarin adalah hari jumat dan yang berarti hari ini aku bisa tidak masuk kantor tanpa harus mengarang berjuta alasan pada Claudy. Perasaanku masih tak bisa ku gambarkan sampai detik ini, campur aduk.
Pagi tadi setelah mengenakan kembali pakaianku dan memunguti barang-barangku, aku berlari meninggalkan gedung yang baru ku ketahui adalah sebuah hotel bintang 5. Seperti anak ayam kehilangan induknya aku berjalan kebingungan. Tapi ternyata Tuhan masih sayang padaku. Seorang pria menunjukkan ku arah unutk pulang ke apartemen. Hmm, ini bukan daerah baru untukku, tapi aku sedang panik. Kau harus tau itu.
Dan disini lah aku sekarang. Di atas ranjangku yang empuk berusaha mengingat-ingat dan mencerna setiap penggal kejadian yang terbersit diotakku. Jika aku berpikir sedikit keras, mungkin aku dapat mengingat-ingat dengan siapa aku ehem... tidur semalam.
Semakin aku berusaha untuk mengingat, semakin banyak kata umpatan yang keluar dari mulutku. Mengutuki kebodohanku sendiri. Namun setelah sejam berusaha akhirnya aku mengingat sesuatu. Tidak terlalu penting, tapi kurasa cukup baik untuk permulaan. Saat di dalam perjalanan, sayup-sayup aku mendengar suara orang berbicara. "Aku tak mengerti mengapa aku melakukan ini. Semua terjadi begitu cepat sebelum aku bisa mencerna nya dengan baik. Intinya, aku tak ingin dengar berita apapun besok pagi. Make it as smooth as you can." Ucapnya tegas.
What the hell, aku tak bisa berpikir lebih jauh lagi. Apa yang terjadi denganku semalam? Apa yang membuatku hingga tak bisa mengingat apapun? Semuanya berkecamuk di kepalaku. Menyisakan rasa penasaran yang membuatku sulit menelan makanan.
-----
I hate Monday. Frase yang cukup melegenda dan sedang ku usung hari ini. Dari pagi aku sudah menghadapi nasib buruk. Pertama, St. Paulo street yang tak pernah sekalipun lengang. Kedua, Jammy yang sepertinya butuh 'perkuatan' dibagian mesinnya. Dia memberi tahuku dengan cara mogok tepat di depan pintu masuk gedung kantorku. Menimbulkan kemacetan!! Dan ketiga, aku dikira lari begitu saja dari club tiga hari lalu. Tanpa membayar, tanpa meniggalkan pesan apapun. Tiba-tiba menghilang.
Invoice dari Triple Lotus datang sampai ke meja Claudy. Aku dituduh tak melakukan pembayaran dan menimbulkan sedikit masalah. Aku tidak bisa menjawab apapun pertanyaan Claudy mengenai malam itu.
Aku hanya bisa berkata 'maaf'dan menawarkan diri untuk mengurai sendiri masalah yang sudah ku timbulkan. Lalu dengan senang hati Claudy mengatakan 'OK'.
Langkah pertamaku adalah dengan membawa Jammy ke bengkel. Mekaniknya berkata kalau Jammy harus berada disana kurang lebih selama 3 hari. Kedua, nanti malam aku harus kembali lagi ke Triple Lotus untuk melakukan permintaan maaf serta membayar langsung invoice hura-hura membawa petaka kemarin.
Dan, disini lah aku sekarang. Kembali lagi ketempat beberapa hari lalu aku berada. Aku sengaja datang pada pukul 8 malam agar tempat ini belum menjadi lautan manusia dan mempersulit segala urusanku.
-----
Setelah menyelesaikan segala urusan pembayaran, aku melangkah keluar dari tempat itu dan berniat untuk menunggu taksi. Proses pembayaran nya sedikit lebih memakan waktu dibanding jika aku membayarnya langsung malam itu. Sang Manager benar-benar memaksaku untuk menikmati sloki Martel karena aku tak henti-hentinya meminta maaf soal kejadian malam itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
(a) HU(R)T
RomanceSebuah cinta yang tak diinginkan, yang tak diharapkan kedatangannya. Memaksamu untuk terus merasakannya. Kau pun mengutuknya setengah mati. Sampai mempertanyakan maksud Tuhan dengan menumbuhkan rasa yang tak seharusnya pernah bersemi. my #1 project...