Hey There Delilah - Plain White T's
***
Hey there Delilah
Don't you worry about the distance
I'm right there if you get lonely
Give this song another listen
Close your eyes
Listen to my voice, it's my disguise
I'm by your side
Hey there Delilah
I've got so much left to say
If every simple song I wrote to you
Would take your breath away
I'd write it all
Even more in love with me you'd fall
We'd have it all
***
Katanya hidup itu gak melulu senang ataupun sedih. Hidup selalu berputar, dan kita akan merasakan keduanya. Tapi, yang gue rasakan saat ini adalah hidup gue biasa saja. Bahagia atau sedih sejujurnya kedua itu gak benar-benar gue rasakan selama gue hidup.
Keluarga? Keluarga gue bisa dikategorikan kedalam keluarga harmonis. Jadi gue gak merasakan gimana beratnya hidup sebagai anak yang broken home. Bukan berarti gue gak respect sama anak-anak atau remaja sebaya gue yang sudah harus mengalami kejadian broken home. Kalau gue ada diposisi mereka, belum tentu gue bisa menjalani hidup dengan baik-baik saja.
Teman? Gue sangat bersyukur karena Allah mempertemukan gue dengan teman-teman yang bener-bener bisa gue anggep 'teman'. Definisi 'teman' itu sendiri sudah gue dapatkan dari mereka. Susah senang gue hadapin bareng sama mereka. Bahkan hampir setengah umur gue ini, gue habiskan bareng dengan mereka. How lucky i am, right?
Cinta? Satu hal yang perlu kalian tau. Gue belum pernah merasakan cinta. Selama ini, gue hanya melihat kalau perempuan hanyalah sesosok yang harus dikagumi keindahannya dan juga dilindungi. Kayaknya juga sih, gue belum pernah merasakan apa itu first love.
Tapi, semua hal itu terjadi sebelum gue merasakan sesuatu pada seseorang. Sebelum gue menyadari dan menganggap dia ada. Hidup gue seolah berubah karenanya.
Tiba-tiba gue merasakan kebahagiaan dan kesedihan dalam sekaligus, dan, itu karena perempuan itu.
Gue, Raka Putra. Cowok yang udah pasti ganteng karena keahliannya memainkan gitar. Penasaran dengan gimana kisah hidup gue yang 'katanya' biasa aja? Et, sebentar-sebentar, gue harus perkenalkan dulu siapa perempuan itu.
***
Mimpi gue cuman satu, menjadi salah satu pemain teater terkenal.
Panggung besar dan ribuan penonton adalah harapan gue yang suatu saat nanti akan tercapai. Gue yakin itu. Seperti apa yang selalu orang-orang katakan, 'usaha kita akan terbayar dengan kesuksesan kita nanti'. Gue cukup percaya dengan kalimat itu. Makanya, gue mendedikasikan hidup gue ini pada dunia teater dan seni.
Keluarga gue bukan keluarga yang berdarah seni. Bahkan, adik-adik gue gak ada yang menyukai dunia gue. Tapi itu semua gak akan menjadi penghalang gue. Karena gimanapun juga tekad gue sudah bulat untuk mencapai semua mimpi itu.
Awalnya, gue bisa menjalani ini semua dan bisa konsisten terhadap tujuan gue selama ini. Namun, gue sadar kalau gue hanyalah anak kelas 3 SMA. Kata orang di SMA lah kita merasakan sesuatu yang belum pernah kita rasakan. Entah maksud apa yang terselubung dari kalimat itu, gue juga gak mengerti.
Seiring berjalannya waktu, gue mulai mengerti maksud dari kalimat itu.
Tujuan gue yang selama ini hanya untuk mengejar mimpi harus terbagi dengan yang namanya 'cinta'.
Konyol, tapi memang terjadi.
Perempuan itu adalah gue, Sahila Tavarina. Cowok itu dan teman dekat gue sering memanggil gue Lala. Jadi, jangan heran kalau nanti nama gue berubah menjadi Lala.
Gue pikir, gue bisa dengan gampang menjalani tujuan gue itu. Nyatanya, enggak. Dan entahlah apa yang akan gue gapai, mengejar mimpi gue atau drama kehidupan cinta ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
Meraki
Ficção Adolescente"melakukan sesuatu dengan cinta dan sepenuh jiwa." ㅡ Pada akhirnya aku bisa menemukan kebahagiaanku sesungguhnya. Kamu adalah bahagiaku, La. ㅡ Aku terlalu egois karena ingin memilih keduanya, mimpiku atau kamu? Bisakah aku memilih keduanya? Mungkink...