Bab 1_Prologue

22 1 0
                                    

Cetak...cetak...
Cetak...cetak...

"Dy, siniin deh. Lo ngga bakal berhenti sampe lo ngelukain jari lo sendiri nanti."

"Ihhh.... Bentar lagi ini bisa dibuka."

"Dy...", suaranya penuh penekanan.

" Iya iya, nih."

Flashback off

Anak sungai mengalir di pipi mahasiswi yang sedang berdiri di depan mesin penjual minuman otomatis taman fakultasnya. Ia menatap kaleng soda yang di pegangnya.

'Kenapa...' teriaknya frustasi dalam hati. Tangannya masih terus mencoba untuk membuka kaleng itu.

"Ahh shit...", jarinya tergores sampai mengeluarkan darah. Dengan frustasi dia melempar kaleng sodanya ke tong sampah di samping bangku yang sedang di duduki. Menutup wajahnya dengan kedua tangannya, dan menangis.

Tak sadar sudah menjadi tontonan orang-orang yang ada di taman. Suara bisik-bisik pun terdengar, membuat gadis itu sadar telah menjadi bahan tontonan. Dengan kasar menghapus air mata yang mengalir dengan punggung tangannya, dan pergi meninggalkan taman.

'Duh, kok gue goblok banget sih.' rutuknya dalam hati.

Masih merutuki kebodohannya, gadis itu berjalan sambil menunduk tanpa melihat ke depan.

Langkahnya tiba-tiba berhenti saat melihat sepatu pantofel berhenti tepat di depan sepatunya. Saat mendongakkan kepalanya untuk melihat siapa pemilik sepatu itu, matanya bertabrakan dengan sang pemilik.

'Deg'

Mata itu.

Mata yang selalu menatap malas lawan bicaranya, tapi selalu memperhatikan tanpa disadari.

Mata yang jika ditatap lebih lama akan terlihat apa yang disembunyikan sang pemilik.

Mata itu, yang saat ini menatapnya lembut memperlihatkan rasa rindu yang begitu besar.

Lelehan air mata tiba-tiba keluar dari mata sang gadis dan semakin lama semakin deras. Desakan di dadanya pun mempersulit dirinya untuk bernafas yang membuatnya tersedak air matanya sendiri. Yang akhirnya dilampiaskan dengan memukul dadanya sendiri, seakan-akan hal itu membuatnya kembali bernafas dengan normal.

Pemilik sepatu pantofel yang melihat itu pun langsung menarik gadis itu yang dalam sekali kedip sudah berada di dekapannya, mendekapnya erat seolah jika tak melakukannya sang gadis akan hilang.

"Hey, it's me Dy. I'm home. I'm home." Memeluknya semakin erat yang mempertegas apa yang di ucapkannya tadi.
__________________________________
Coba2 siapa tau undian berhadiah
Wkwkwk....

Maaf klo ga ada feel-nya, pertama kali neh. So please comment😁😁😁

My SubjectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang