“Dy, pulang aja yuk nanti gue dimarahin Adam nih kalo ketauan bawa lo ke sini, yayaya?” pinta Meta untuk kesekian kalinya yang hanya dijawab Maudy dengan gumaman.
‘Aish, gue capek begini terus’ teriaknya dalam hati.
‘Semua gara-gara lo, Adam sialan!’ rutuknya lagi.
Hari ini Maudy baru diputuskan oleh pacarnya dan untuk kesekian kalinya alasan mereka juga sama karena dia terlalu dekat dengan Adam teman masa kecilnya.
Flashback on
“Sebenernya yang pacar kamu itu aku atau Adam sialan itu?” Mario yang bertanya untuk kesekian kalinya dengan Maudy.
“Ya kamu lah, kan yang aku terima jadi pacar aku kan kamu bukan Adam.” Balas Maudy dengan santai, dia tak ingin terpancing emosi.
Salah satu dari mereka harus ada yang berkepala dingin. Jika semuanya penuh amarah masalah akan semakin besar dan tidak terselesaikan.
“Ya terus kenapa kamu ninggalin aku waktu kita kencan?” bentak Mario sambil menjambak rambutnya sendiri frustasi.
“Kan aku udah jelasin ke kamu alasan aku pergi karena apa?” jawab Maudy sambil menghela nafas lelah.
Memang hari itu menjadi hari spesial untuk Maudy dan Mario yang sedang merayakan hari jadi mereka yang ke dua, dan saat itu mereka sedang merayakannya dengan kencan berdua di sebuah kafe yang sudah mereka rencanakan sebelumnya. Tapi di tengah acara hp Maudy berbunyi dan disana tertera nama Adam yang menelpon. Maudy yang melihatnya langsung meminta ijin kepada Mario untuk mengangkat telepon sebentar dan saat diangkat ternyata yang menjawab bukan Adam melainkan orang lain.
“Halo, Adam apaan sih lo ganggu kencan gue tau ngga. Apaan cepet deh,” bentak Maudy kepada Adam.
“Maaf, saudara Adam sekarang berada di Rumah Sakit karena kecelakaan motor yang menimpanya. Saya hanya melihat panggilan terakhir dari dari ponsel korban.”
“Temen saya ngga papa kan, Sus ngga parah kan?” ucap Maudy dengan suara bergetar menahan tangis.
“Untung korban cepat dibawa ke rumah sakit dan mendapat penanganan cepat dari dokter.” Ucap suster.
“…”
“…”
“Saya akan segera kesana sus” dengan segera Maudy kembali ke mejanya dan segera mengambil tas. Mario yang melihat itupun langsung mencegat Maudy yang kelihatan kacau.
“Kamu mau ke mana, Dy pesanan kita belum datang.” Ucap Mario sambil menggenggam tangan Maudy dan menariknya untuk duduk kembali tapi langsung ditepis oleh Maudy.
“Yo, aku harus pergi sekarang. Adam kecelakaan.” Setelah itu Maudy langsung pergi dengan tergesa keluar dari kafe dan langsung mencegat taksi yang kebetulan lewat didepan kafe dan langsung pergi.
“Kamu beneran sayang kan sama aku, Dy?” Tanya Mario sekal lagi kepada Maudy.
“Of course.” Jawabnya mantap tanpa berpikir panjang.
Sekarang Mario bertanya dengan pertanyaan yang selalu susah dijawab oleh Maudy, “Kamu lebih milih aku atau Adam?” Maudy yang mendengarnya pun hanya diam sambil sesekali memilin jarinya.
“Yo, kamu kan tau jawabanku apa. Aku sayang kamu, aku juga sayang Adam. Kalian segalanya buat aku.” Jawab maudy lirih.
“Aku atau dia?” tegas Mario sekali lagi.
“…”
“Oke, aku tau sekarang. Kita putus.” Ucap Mario yang langsung dibarengi dengan perginya ia dari hadapan Maudy.
Flashback off
Maudy yang sudah tepar karena terlalu banyak minum pun langsung menjatuhkan kepalanya ke meja dan tak sadarkan diri. Meta yang melihat itu pun hanya mendesah, menyiapkan mental karena jika Adam tau ia akan langsung diamuk karena telah membawa sahabat tersayangnya untuk pergi ke Pub.
‘Auuu………’ panjang umur untuk Adam, karena dering khusus yang dipasang khusus untuk Adam dari hp Maudy berbunyi. Meta yang mendengar itu pun langsung ketar ketir karena sebentar lagi rasanya maut akan menjemputnya.
‘Auuu………’ hp Maudy kembali bordering, seakan memanggil Meta untuk segera menjawabnya. Dengan tangan gemetar Meta menjawab panggilan Adam langsung dari hp Maudy.
“Ody lu dari mana aja sih kenapa telpon gue ngga lo angkat angkat?” cerocos Adam langsung tanpa jeda. Meta yang masih ketakutan pun tidak langsung menjawab pertanyaan dari Adam membuat adam dapat mendengar suara bisik klas Pub.
“Halo, ini hpnya Maudy kan? Maudy nya kemana?” Tanya adam langsung.
“Eum…eum….Adam ini Meta, Maudy nya sekarang—“ Meta yang ketakutan menjawab pertanyaan dari Adam hanya melirik Maudy yang sudah terkapar tak sadarkan diri di kursi mejanya hanya bisa merutuk bisa-bisanya dia mau diajak menemani Maudy ke tempat laknat ini.
“Maudy…Maudy mabuk, Dam.” Ucap Meta lirih ketakutan.
“Lo dimana sekarang?” ucap Adam tegas.
“Kita di….” Meta yang menjelaskan dimana dia dan Maudy sekarang.
Adam pun langsung pergi ke alamat yang diberiahukan Meta kepadanya tadi, dan langsung pergi dengan mobil karena tidak mungkin ia membawa Maudy dengan motor yang biasa ia gunakan ketika berangkat ke kampus.
‘Aish, gara-gara lo sih, Dy. Gue bakal kena amuk macan lo nih. Ah anjirr.’ Rutuk Meta dalam hati.
____________________________________
Maapken lama,
mikir dulu euy mau lanjut apa engga ni cerita 😄😄😄
muehehehe....Vote and comment guys 😘