Prolog

40 8 0
                                    

  " Aku tak akan tau, kapan kalian akan mengerti, dan berhenti memperlakukanku seperti ini. "

Setelah memakai pakaian dengan rapi, gue tidak mendengar suara mamah memanggilku dari bawah. Biasanya gue dipanggil untuk sarapan atau apalah, tapi ini kok tumben gue nggak di panggil. Gue menuruni tangga satu persatu, dan dari situ gue melihat, ternyata mereka makan bersama, tanpa peduli gue nggak ada disana. Tanpa fikir panjang, gue melewati mereka yang sedang sarapan, dan segera membuka pintu. Namun, gerakanku terhenti ketika ada suara yang memanggilku.

" Laura! Kamu mau pergi sekolah tanpa sarapan dulu? Kamu mau pingsan kalau nggak sarapan, hah?!"
Kata Anita-mamah gue. Gue pun melangkah ke tempatnya dengan malas.

" Laura, kamu itu udah gede. Kalau nggak di suruh itu mesti dilakukan. Kapan kamu merubah sikap mu itu. "
Kata Adimas-papah gue. Gue tetap diam, abisnya malas ngerespon kalau ujung-ujungnya di marahin kembali.

Sarapan kali ini tak menyenangkan. Karena topik yang mereka bahas selalu Clara. Kenapa bukan gue?!
Clara selalu mendapat pujian yang baik, dan gue selalu mendapatkan ocehan. Apa ini kha takdir anak pertama? Yang selalu dimarahin, dan diabaikan.

Setelah usai sarapan, gue bergegas keluar, memakai sepatu kets. Gue menoleh ke belakang melihat mamah sedang bergandengan dengan Clara.

" Kamu kesekolah naik mobil aja, suruh pak Anton untuk mengantarmu ke sekolah. Saya tidak punya waktu untuk mengantarkanmu  karena saya ada urusan di kantor. Sekalian antar Clara periksa ke dokter." Kalimat yang dilontarkan oleh mamah sekali lagi membuat hati gue sakit. Clara..Clara..Clara..lagi! Selalu Clara di prioritaskan. Gue benci mamah, papah, Clara. Gue benci semuanya. Tak ada yang sayang gue sejak kecil.

Mulai sekarang, mulai detik ini. Gue akan merubah diri gue menjadi Claura yang tak dikenal oleh orang lain. Yang dulunya berkepang dua, berubah menjadi berambut poni. Yang dulunya feminim berubah menjadi tomboy, yang dulunya selalu perhatian sekarang menjadi cuek.

Gue akan memperlakukan semua orang, sama seperti apa yang mamah dan papah lakuin ke gue!

***

Sesampainya gue di sekolah baru ini, gue ngerasa tempat ini lumayan nyaman dibanding rumah. Selain luas, tempat ini juga fasilitas olahraganya lengkap dibanding sekolah lama gue dulu. Kumelangkahkan kakiku sambil melihat-lihat lingkungan sekolah yang lumayan sepi. Apa mungkin udah masuk yah? Tapi kok tumben. Belum juga jam 7.

Bugh

" Duhh... Jalan tuh pakai mata! Kenapa sih lu lari-lari gitu kek liat hantu aja." Cewek itu lalu menoleh ke arah gue, dengan tatapan sinis.

" Kenapa? Masalah?! Lagian gue lari bukan karena ada hantu yah, tapi gue telat. Dan lo harus tau kalau sekarang ini pelajaran fisika, gurunya nggak mau tau kalau ada siswanya telat. Dia tidak semena-mena ngehukumin kita.

" Kok cepat amat? Baru juga jam 06.30. Lagian kenapa gue nggak tau yah kalau jam segini udah masuk?" tanyaku dengan bingung.

" Udah yahh, gue mau masuk ke kelas. Gue nggak mau basa-basi sama lo." gue mendengarnya seketika muak dengan cewek ini.

" Tunggu dulu. Lo kayak anak baru? Pernah gue dengar dari wali kelas kalau ada anak baru cewek yang pindah di sekolah ini." Tanyanya dengan nada memastikan. "kalau iya gue sekelas dengan cewek ini, amit-amit dah gue." Tukas gue dalam hati.

" Mungkin yang lo bilang itu, gue." jawabku dengan malas.

Sesampainya di dalam kelas, nggak di suruh duduk, malah disuruh memperkenalkan diri. Nggak tau apa kalau gue capek keliling-keliling mencari kelas. Daripada buang-buang waktu berdiri disini belum di suruh perkenalkan diri. Gue memperkenalkan diri lebih awal.

" Perkenalkan, nama gue Claura Carissa Cyintia Chiko. Gue pindahan dari SMA 5 Jakarta. Gue pindah disini karena ingin sekolah disini aja. " Guru itu hanya mengangguk, lalu menyuruhku duduk di samping cewek cantik itu. Tunggu dulu, gue kayak pernah liat cewek itu, tapi dimana yah? Ahh, mungkin hayalan gue aja. "Claura, kamu mau berdiri disini aja, atau pergi duduk disana?" dan seketika gue kaget akan pernyataan guru itu.

" Duduk aja lebih enak, dibanding berdiri disini bu " jawabku dengan senyuman palsu. Kumelangkahkan kaki gue, lalu duduk di samping cewek aneh itu. Dan seketika dia memberitahukan gue sesuatu.

" Kisah ini seperti waktu. Kadang kamu lupa sekarang udah jam berapa, tapi kamu akan menyadarinya ketika ada alarm atau jarum jam berdetak. Sama halnya, kamu udah ngelupain masa-masa yang pernah kita lalui, tapi sekarang kamu akan teringat akan masa lalumu yang kau lupakan itu karena adanya takdir yang mempertemukan kita berdua, ada waktu yang mempertemukan kita di hari ini, dan detik ini. Apa kamu masih ingat dengan kalimat ini.

Clauraikoranggakaninggalinggakan!

Kalimat itu kita berdua yang bikin sewaktu kecil. Waktu di jepang dulu. Iya, Clara dan Aiko.

Dan seketika gue tidak bisa berkata apa-apa lagi. Gue terdiam. Seakan-akan ini hanyalah mimpi. Mimpi yang tidak akan pernah membangunkanku. Mimpi yang indah seumur hidupku.

-------------------------------------------------------------

Maapin yahh kalau jelek. Maaf kalau tidak sesuai harapan kalian.
Gue usahain biar bagus dehh. Tapi gue butuh vote dan comment nya supaya gue bisa semangat ngenulisnya.😂
Okeyy smpai disini dulu yah, abisnya gue punya pr fisika 😭 sampai ketemu minggu depan.😊🤗







Forget MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang