Mengulang Kembali

44 5 0
                                    

"Setiap ada pertemuan, disitu ada perpisahan. Setiap kali kita bahagia, pasti akan ada datang berita kesedihan, atau sebaliknya.

Flashback

Sejak kecil, hidup gue selalu baik dan menyenangkan. Entahlah, mungkin gue selalu disayang, dan dimanja. Selain punya nenek yang baik, gue juga punya sahabat yang baik banget. Jika gue jatuh, dia selalu nolongin. Jika gue nangis, dia selalu ngehibur gue. Pokoknya gue dan dia sudah seperti saudara.

Tapi, pada saat orang tua gue datang, dan menjemput gue untuk pulang. Gue nggak ingin mendengarkannya. Gue nggak ingin pisah dari nenek dan juga Aiko. Gue sudah betah disini, di negara ini. Namun, orang tua gue nggak peduli jika gue sudah sangat betah disini. Mereka memarahi gue, jika gue nggak nurut pada mereka. Terpaksa gue nurutin keinginannya, karena gue nggak bisa apa-apa lagi, waktu itu gue masih sangat kecil.

Gue beranjak keluar membawa koper menuju mobil, lalu gue menoleh ke belakang dan melihat sang nenek, dan Aiko menangis atas kepergianku. Gue sangat sedih. Hati gue serasa tertusuk. Kabar ini terlalu cepat datang menghampiri gue, disaat gue belum siap menghadapi semua ini. Aiko yang tidak menerima semua ini, langsung menghampiriku, dan memelukku dari belakang. Disaat dia memelukku, dia mengatakan sesuatu kepada gue, " Aura, aku akan menemukanmu di Indonesia. Tunggu aku yah " lalu gue membalikkan badan dan segera gue memeluknya erat-erat disertai tangisan bersama. Tak lupa juga gue memeluk sang nenek, " Ati-ati yah aura, jangan lupakan nenek mu ini yang selalu sayang kepadamu" Lalu nenek menciumku dengan penuh arti.

Orang tuaku, langsung menarik pergelangan tanganku dengan keras, menaiki mobil kuning yang sangat gue benci. Dalam mobil gue hanya bisa melihat untuk keterakhir kalinya orang yang paling gue sayangi. Gue nggak bisa menuruni kaca mobil, karena gue nggak ingin memperlihatkan wajah gue yang menampilkan sosok orang yang sangat rapuh.

Dalam hati gue berdoa " Semoga aja, gue bisa ketemu dengan kalian lagi."
Lalu, gue menutup mata sambil sandar di kursi mobil, dan seketika gue tertidur.

Flashback the end

•••

Tanpa sadar, gue langsung terkejut karena ada tangan yang menyentuh pundak gue, menghentikan ingatan tentang masa lalu yang gue fikirkan. Gue menoleh ke arah itu, dan gue mendapatkan Aiko yang sedang melihatku dengan tatapan bingung.

" kamu nggak kenal aku? " tanyanya dengan raut wajah bingung, disertai nada suara yang sedih.

" Kenal kok. Nama lo Aiko kan? " jawabku dengan nada yang santai, lalu bersandar di kursi sambil menutup mata.

Gue membuka mata, lalu menoleh ke arah Aiko yang sedang tertawa. Entah apa yang ditertawakan anak itu. Gue nggak peduli. Sudah beberapa menit, gue abaikan dia tetap saja dia tertawa layaknya orang gila. " lo kenapa sih? "
tanyaku dengan raut wajah kebingungan. " aku tau kalau kamu pasti lagi gugup bicara dengan aku. Sudahlah Aura, santai aja. Anggap aku sebagai saudaramu, atau teman yang selalu ada untuk kamu sejak kecil. " perkataan itu membuatku sedikit geli " jangan alay deh " gue beranjak dari kursi, lalu keluar tanpa memedulikan ada Aiko di samping gue.

" Auraaa.. tunggu aku " cewek itu mengejarku dari belakang, tapi gue nggak peduli akan hal itu.

Dalam perjalanan, nggak sengaja gue melihat seorang cowok sedang bermain bola basket di lapangan sendirian. Gue terlalu serius melihat dia bermain, sampai-sampai gue nggak sadar kalau bola basket itu mengarah padaku dan mengenai wajahku.

" Aduhh " wajah gue sedikit sakit akibat pantulan bola basket yang mengenaiku. Gue memijat dan membersihkan wajahku yang kotor. Kemudia, gue menoleh ke arah samping dan mendapati cowok itu yang hanya mengambil bola basketnya, lalu pergi tanpa bilang 'maaf' kepada gue. Dasar nyebelin!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 26, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Forget MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang