PROLOG

102 15 7
                                    

Kring....
Suara jam weker berbunyi di ruangan yang bernuansa pink menunjukkan pukul 06.20 dini hari.

"Hoam...Coba hari ini hari libur, gue bisa lanjutin mimpi liat abs bias nih" sambil menengok ke arah jam weker.

"Yaampun masih pagi ternyata, ngerti gini gue lanjut tidur lagi aja" sebelum menutup tubuhnya dengan selimut, dia kemudian terlonjak dari kasurnya.

"OH MY GOOD...ini udah mau bell masuk kelas nih. Masa nggak ada yang bangunin sih...!" Sambil terus mendumel ia pun masuk ke kamar mandi menyelesaikan ritualnya dan langsung bergegas ke sekolah.

"Bun...Yah...Tuhhh kan ditinggal lagi. Kapan sih mereka ada untuk anaknya." Ia langsung mengambil kotak bekalnya dan sepotong roti untuk di makan di jalan.

"Neng itu bekalnya udah bibi siapin. Mang Ujang udah di depan nungguin eneng."ujar Bi Diah pembantu dirumah.

"Iya bi...suruh Mang Ujang nunggu. Aku lagi make sepatu." Iapun langsung menuju garasi.

"Naya nggak terlambat nih? Udah mau jam 7 " ujar Mang Ujang sambil masuk ke dalam mobil.

"Cepetan makannya Mang...."sambil memakan roti dan meminum susu yang sudah disiapkan Bi Diah.
Sungguh hari yang sangat merepotkan baginya, karena terus terusan bangun kesiangan akibat dari libur akhir sekolah.

--♡--
"

"Emm ini kenapa tas gue kenapa ringan yah? Terus kok yang lain barang bawaannya banyak banget sih?"ujarnya dalam hati ketika melihat sekelilingnya sibuk dengan barang bawaan masing masing. Ia baru menyadari bahwa perlengkapan mosnya tertinggal di meja belajar setelah menerima pesan dari Bi Ijah .

"Aduh... ini gimana nih?...yang lain udah mau pada baris lagi " sambil memandang sekitar lapangan.

"Nayaa...!"

Sambil memegangi jantungnya yang terkejut, ia kemudian berbalik dan mendapati sahabatnya dan bersiap mencecarnya.

"Ish...elo klo mau ngagetin bilang bilang dong. Nih jantung gue mau copot " sambil menoyor kepala sahabatnya yang bernama Fika.

"Yaelah... klo bilang bilang namanya bukan ngagetin dong. Lo gimana sih? Kebanyakan liat abs bias jadi kayak gininih" sambil menarik Naya menuju pinggir lapangan.

Tapi kemudian Fika berhenti mendadak dan membuat Naya menabrak punggungnya
"Ehhh...Nay, lo nggak bawa perlengkapan MOS? "

"He...he...gue lupa Fi, padahal tadi malem udah disiapin. Kan gue tadi bangun kesiangan" sambil menggaruk rambutnya yang tidak gatal.

"Lo gila hah? Ini nih baru hari pertama MOS dan lo nggak bawa perlengkapan ? Terangkanlah sahabat hambamu ini ya Tuhan" sambil berdoa menghadap ke atas dan mendramatiskan suasana.

"Nggak usah lebay deh...paling juga di hukum nulis surat permintaan maaf doang" sambil melihat jijik ke arah sahabatnya yang selalu mendramatiskan suasana.

"Lo nggak tau sih kalo ketua osis di sini tuh ganteng bingits...malu tau dihukum, apalagi baru awal MOS" mata Fika berbinar membayangkan ketua osis yang sudah dia stalk di sosmed sebelumnya.

"Nggak ada yang lebih ganteng dibanding oppa Kim Taehyungku..."

"Terserah lo ajah deh...Eh Sasa di mana? Kok gue belum lihat dia yah?" Sambil melihat sekitar lapangan yang dipenuhi oleh peserta MOS.

"Susah nemuin dia di sini. Lagi banyak orang nih, gue pc dulu tuh anak" lalu mengeluarkan iphone 11 dari saku roknya dan mencari kontak Sasa.

"Ehh gila lo handphone baru lagi?"

"Iya, kemaren gue baru beli. Yang lama pecah gara gara keban....Ehh itu Sasa  tuh?" Sambil menunnjuk ke arah Sasa dan melambaikan tangan.

Fika yang pertama berteriak dengan nyaringnya sambil memanggil nama sahabatnya itu.

"Sa sa...!!!"

Mereka berduapun berlari menghampiri sahabatnya.

"Ehh...Naya ...Fika..." langsung memeluk kedua sahabatnya yang belum sempat menyeimbangkan diri karena habis berlari menghampiri dirinya.
-

IMAGINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang