Surat Untuk Zizi

45 5 1
                                    

Setelah selang beberapa minggu aku mengenal segala sifatnya dari mulut-mulut para penggemarnya dan mbak Aida tentunya, walaupun aku belum pernah berbicara sepatah katapun dengannya. Mungkin yang kurasakan saat itu ialah mulai mengaguminya dalam diam, karena aku tak berani menceritakan rasa ini kepada siapapun.

Pada suatu malam setelah diniyah (mengaji kitab) saat aku beranjak dari kelas diniyahku tiba-tiba dia memanggilku. Jangan tanyakan padaku bagaimana perasaanku saat itu, pastinya aku akan menjawab sangatlah berdebar-debar.
"Nailaa.." panggilannya. Aku dan dua teman disisiku berhenti. Dua teman yang sebelumnya bersamaku berpamitan lebih dulu karena masih ada urusan. Aku semakin berdebar karena disitu tinggal aku Alam dan Septian sahabat dekat Alam seingatku dari cerita mbak Aida dulu. "Kamu Naila kan??" Aku berfikir kalau mbak Aida sudah menceritakanku padanya. Tapi, ternyata.. "aku boleh nitip surat ini buat Zizi??" Katanya. "Zizi?" Tanyaku. Aku teringat cerita mbak Aida tentang wanita yang disukai Alam adalah Zizi teman sekamarku. "Iyaa.. boleh kok, kebetulan dia sekamar sama aku!!" Jawabku sambil memalingkan mataku ke bawah. Saat aku lihat kembali, dia tersenyum kepadaku seperti isyarat terimakasih padaku, aku membalas senyumannya walaupun ada rasa kecewa dalam hatiku. Saat aku membalikkan badan dan mulai berjalan, dia berteriak padaku "salamin good night juga buat Zizi!!" Aku mebalikkan badan dan mengagguk. Itulah awal dimana aku berani berbicara kepadanya. Dan aku mulai sadar, mungkin maksud dari mbak Aida aku disuruh bantuin itu hanya untuk titip menitip surat nggak lebih. Rupanya aku mulai berharap lebih kepadanya. Ya Allah.. apa yang telah terjadi kepada perasaanku(?) Kenapa aku mulai menyimpan rasa kagum padanya, hanya karena mendengar ceritanya dari mulut ke mulut(?).

Sesampainya di kamar aku berikan surat itu kepada Zizi. "Zi.. dapat surat dari Alam, sama katanya good night!!" "Iya, terima kasih banyak" katanya sambil terseyum kepadaku. Saat aku berikan surat itu ternyata mbak Aida melihat kami. Dari raut mukanya sepertinya mbak Aida nggak terlalu suka aku bilang seperti itu. Lalu akupun pergi untuk berganti baju dan beristirahat. Sempat ada rasa kecewa malam itu kenapa aku menyimpan rasa secepat itu hanya dari cerita-ceritanya saja.

Keesokannya, saat jam istirahat mbak Aida menghampiriku dan mengajakku bercerita. "Kamu semalem kok bisa ketemu Alam gimana ceritanya??" Tanya mbak Aida. Aku mulai menceritakan kejadian semalam. "Lagian buat apa sih mbak Aida kenalin aku ke Alam? Cuman buat tempat titip menitip surat aja??" Tanyaku sewot. "Lohh kok kamu marah sih la? Kamu mulai suka ya sama Alam? Wahh itu bagus laa.. berarti rencanaku sudah berhasil sedikit demi sedikit.." sahutnya sambil senyum senyum. "Hah?? Maksud mbak Aida apa??" Tanyaku polos. "Gini loh laa.. kamu itu mau aku comblangin sama si Alam!!" "Haahh..?? mbakk aku nggak mau ngerusak kebahagiaan orang lain mbakk.. kenapa nggak biarin mereka bahagia aja sih mbak!?" Sahutku dengan kaget. "Gini loh laa.. Alam itu suka sama Zizi sejak dulu, dia nyimpen perasaannya dalem-dalem dan belum siap buat ngungkapin ke Zizi. Tapi karena terlalu lama dan nggak cepet-cepet sahabatmu! 'Gus Fajar'! pun menyatakan cinta kepada Zizi lebih dulu. Nah, karena takut Zizi bener-bener bakalan sama Gus Fajar akhirnya Alam pun ikut menyatakan cintanya, saat ini Zizi bingung harus pilih yang mana?? Zizi juga sudah menyimpan rasa ke Gus Fajar sejak lama, tapi Zizi nggak tega dengan Alam. Akhirnya Zizi mutusin buat tetep milih Gus Fajar. Tapi, sampai saat ini Alam belum bisa move on dari Zizi. Dia tetap menunggu Zizi sampai kapanpun dan nggak mau ngebuka hati buat cewek manapun. Nahh.. disinilah sebabnya aku kenalin kamu ke Alam semoga kamu bisa gantiin posisi Zizi di hati Alam" "tapikan sekarangpun Zizi tetep nerima semua surat Alam dan seperti memberikan harapan ke Zizi mbak??" Tanyaku. "Iya laa.. Zizi seperti itu sebab dia tidak ingin membuat hati Alam terluka karenanya. Malah sekarang hati Alam lah yang semakin terluka jika ini dibiarkan karena mau nggak mau Zizi lebih milih Gus Fajar, dan Gus Fajar pun cinta sama Zizi. Alam lah yang sebenarnya salah karena dia terlalu lama menyimpan perasaan itu hingga pada akhirnya dia yang musti terluka melihat kenyataan yang ada" aku manggut-manggut dan mulai mengerti apa yang direncanakan oleh mbak Aida. Yang perlu kulakukan hanyalah menjalani segala skenario yang telah dibuat oleh mbak Aida.

_________***_________

____________________________________________________________________________

Ikuti terus kisahnya..

*Khana_bila11*

"Ketika IMAN Menyapa"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang