Friends(?)

4 0 0
                                    

Aku tak mengerti, diriku memang tak pantas jadi laki laki. Selalu tak mengerti apa yang mereka katakan tentangku, tapi yasudahlah ini hidup, susah mudah dijalani sepenuh hati.

Hari pertama mos, kulalui dengan santai, dan masih belum ada yang mengajakku berbicara. Lagi lagi aku duduk di tempat yang cenderung di belakang dan sampingku masih kosong. Akhirnya datanglah seorang laki laki yang tersenyum lebar kepadaku, aku hanya melihat dan berpikir "apa maksudnya? Apa mungkin dia akan menjadi temanku?". Dia duduk disampingku dan belum menghiraukanku hingga dia mengalihkan pandang ke arahku dan mengulurkan tangannya

R: reyhan, kamu siapa?
K: oh aku kevin
R: *memandang sinis seperti tak kuasa melihatku*

Ya kami memang tak banyak bicara, tapi entah kenapa Reyhan memang orang yang baik dan humoris. Orang yang ada di sekitarnya selalu saja tertawa mendengar lawakannya yang sebenarnya tidak terlalu lucu tapi terdengar seru. Terkadang aku juga ikut tertawa mendengar ocehannya yang absurd dan tak jelas. Kupikir dia orang yang baik dan banyak bercanda, saat kulihat instagramnya ternyata dia juga anak yang terkenal dimana mana, banyak yang mengenalnya, bagiku itu hal yang wajar, mungkin karena dia punya paras yang cukup enak dipandang dan mudah berteman.

***

Hari demi hari kulalui bersama Reyhan, hanya dia yang mengenalku dan bisa tau bagaimana sifatku, mungkin karena dia juga sudah lumayan lama mengerti dan memahami tipe orang sepertiku. Hingga aku mengenal Rafly, gendut hitam tinggi menyeramkan, itulah kesan pertama kali melihatnya. Dia orang yang cukup baik, terkadang saat kita berdekatan, sesekali dia mengajakku bercanda dan kadang membuatku tertawa. Awalnya aku tak tau siapa namanya, memang aneh, tapi memang itu kenyataannya. Sampai akhirnya aku tau namanya dari tulisan kecil di bajunya "M.Rafly", nama yang cukup bagus. Pada saat memilih ekskul di sekolah dia juga tanya kepadaku

R: kamu ikut apa?
K: *tidak menoleh tidak menghiraukan*
R: vin?
K: oh aku, aku basket
R: cuma itu?
K: heem *mengangguk*
R: aku juga cuma basket, memang kamu smp mana?
K: smp islam, aku kapten di smp
R: haa? Bercanda? Aku cuma pemula, mungkin kamu kalah one on one *tertawa dan sedikit meremehkan*
K: terserahlah

Sedikit kesal dengan ocehan Rafly yang memang terdengar meremehkanku, mungkin hanya bercanda yasudahlah. Esoknya pun dia terus mengajakku duel dalam hal melempar sesuatu, dia mengetes akurasi lemparanku, selalu aku terima tantangannya dan tak jarang aku kalah, memang aku kalah, "basket bukan sekedar melempar" Itu alasanku saat aku kalah dan Rafly hanya menertawakanku.

"Terdengar asing, terdengar aneh. Apa itu teman, memang ada?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 16, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Story between usTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang