Chapter - Tiga

71 5 2
                                    



Gadis itu berada di sebuah bangku panjang di dalam salter bus. Menunggu bus selanjutnya yang akan mengantarnya pulang ke rumah. Ini masih sangat siang, sebenarnya. Tapi Young Eun memilih untuk cepat-cepat keluar dari flat Jung In sebelum gadis itu terus menerus mendesaknya kembali pada masa lalu.
Mengingat sosok pria yang dia cintai sebelum bertemu dengan pria lain yang kini resmi menjadi suaminya, Lee Hyukjae.

Masih termenung seorang diri, Young Eun kembali mengingat kata-kata Jung In padanya. Sebuah kalimat yang sukses membuat hatinya terhiris.

"Lupakan dia, Youngie. Bagaimana pun, kau sudah bersama Hyukjae."

"Tidak semudah itu," Young Eun mendesah. "Apa kau lupa bagaimana aku mencintainya dulu? Kau lupa bagaimana aku mengejarnya?"

"Tapi kau sudah menikah," keluh Jung In. "Sudah seharusnya kau melupakan dia dan menerima suamimu, kau tidak boleh egois."

Egois? Yah... mungkin benar yang dikatakan oleh Jung In bahwa dia memang egois. Masih belum benar-benar bisa menerima kenyataan bahwa sekarang dia tidak sendiri lagi. Dia lupa, bahwa ada Hyukjae yang telah resmi menjadi suaminya. Tapi, apa sebegitu bersalahnya dia, ketika hatinya masih belum bisa menerima kehadiran Hyukjae sepenuhnya? Apa dia salah ketika hatinya masih belum mampu melupakan sosok yang pernah dia cintai di waktu sebelumnya? Sekali lagi, Young Eun memang hanya butuh waktu.

Young Eun tertunduk sedih mengingat lagi semua yang dikatakan Jung In. Dia memang bersalah, Young Eun sadar akan hal itu. Tapi di sisi lain, dia juga tidak bisa membohongi dirinya sendiri. Dia masih mencintai pria itu. Seorang yang pernah membuat jantungnya berdebar kencang. Pria bernama Lee Dong Hae yang bahkan mampu membuatnya berjuang.

Drtt... Drtt...

Young Eun bergeming saat ponsel yang dia genggam bergetar, tanda masuknya sebuah pesan singkat. Dia melirik benda tersebut dan segera menyeka air matanya sewaktu membaca siapa yang mengiriminya pesan.

"Kau dimana?"

Young Eun diam sebentar. Terlihat berpikir untuk mengirim jawaban apa. Detik berikutnya dia mulai mengetik beberapa kata sebagai balasan.

"Aku dalam perjalanan pulang. Ada apa?"

Satu detik berikutnya Hyukjae membalas. "Tidak apa-apa, aku hanya ingin tahu. Emh, kalau boleh aku jujur, aku merindukanmu."

Young Eun hampir saja menjatuhkan ponselnya sesaat setelah membaca balasan terakhir Hyukjae. Dia terkejut, dan tanpa sadar kini menitikan air mata.

Setelah cukup lama terdiam, Young Eun kembali menggerkkan jari-jarinya, mengetik balasan yang semoga, akan bisa menghentikan pesan-pesan singkat dari Hyukjae.

"Kau pulang cepat hari ini? Aku akan pulang dan membuat makanan untukmu. Sampai bertemu nanti malam." Setelah balasan terakhirnya, sesuai keinginan, Hyukjae benar-benar tidak mambalasnya lagi. Kemudian, bus yang Young Eun tunggu datang, gadis itu lantas naik ke dalam untuk segera sampai ke rumah dan memasak makanan kesukaan suaminya, seperti yang di katakan di pesan singkatnya.

****

Hyukjae masih berada di ruang rapat dan baru akan memulai pertemuan tersebut. Pria itu
terlihat tidak fokus dengan materi yang sedang dibahas oleh Tuan Jung dan justru sibuk dengan ponselnya yang sedari tadi tak berhenti berbunyi. Sesekali pria itu tersenyum. Bahkan sempat hampir saja tertawa. Dia bertingkah seperti orang gila tanpa sadar dimana dia sekarang.

"Dia sangat menggemaskan," gumam Hyukjae di depan ponselnya.

Merasa aneh dengan kata-kata Hyukjae, Tuan Jung bertanya dengan tatapan aneh, "Apanya yang menggemaskan, Tuan Lee Hyukjae?"

Beautiful Accident Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang